Lucu rasanya tiap liat lengan sendiri... mereka punya motif! Bukan motif sejenis modus lohh tapi motif sejenis corak. Sekarang kulit lenganku punya tiga warna, gelap, semakin gelap, gelap banget... Panas-panasan itu meski menyenangkan kadang juga bikin uhh... hhehee
Dan yang bikin kacau hariku beberapa hari ini adalah bintik merah gatal. Ini peringatan untuk jadi omnivora elegan. Saking maunya makan segala2, tanpa sadar makanan yang dimakan jadi racun buat diri sendiri. Yeepp alergika pale, alergika sama terasi dan kunikmati makanan berterasi itu di saat makan siang dan malamku. Sempat kayak monyet tiga hari kemarin, akhirnya perasaan ini bisa kuredam. Sekujur tubuh kini banyak2 luka. Jelek kan jadinya... :(
Bicara jelek, teringat cermin di rumah. Di dalam cermin aku sempat liat mahluk hitam aneh dengan dahi seluas samudra. Kutatap lebih seksama, ternyata itu diriku sendiri... :3 Pantas rada2 manis hhee.
Jadi tadi siang sempat ngaca, mau potong poni yang panjangnya hampir sama kayak rambut... Waktu pengukuhan anggota baru sabtu kemarin, sempat ada senior yang negur, poniku dijatuhkan sambil bilang 'ini tutupi sedikit jelle tau donggo begitu dipamer', whatt??? Donggo??? Kusibak poni ke belakang dan waw, dahi yang super. Donggo. Donggo akut kah? Tidakji gangg... ndak donggoja... sedikitji... ffuuu... menjatuhkan kepercayaan diriku saja....
Nah akhirnya kepada inti tulisanku malam ini, tulisan terakhir di usia sembilan belasku. catatan untuk diriku di usia selanjutnya.
Aku tau sembilan belas tahun dalam hidupku bukan waktu yang singkat. Banyak yang kurasakan, namun aku perlu merasakan lebih banyak lagi. Diriku usia dua puluh, jangan berhenti untuk hal-hal baru, jangan menyerah karena kendala kecil, belajarlah disiplin, jangan malas, ingat Allah, istiqomah, dan mulailah bersuara. Juga jangan berhenti menulis...
Harapan ini bukan karena aku meremehkanku, tapi karena aku percaya aku akan jadi manusia. Setidaknya jangan kecewakan diriku sendirilah... okee... Hhuahahahaa...
Tetap gila, kreatif, inovatif! Semangat!!
Dan yang bikin kacau hariku beberapa hari ini adalah bintik merah gatal. Ini peringatan untuk jadi omnivora elegan. Saking maunya makan segala2, tanpa sadar makanan yang dimakan jadi racun buat diri sendiri. Yeepp alergika pale, alergika sama terasi dan kunikmati makanan berterasi itu di saat makan siang dan malamku. Sempat kayak monyet tiga hari kemarin, akhirnya perasaan ini bisa kuredam. Sekujur tubuh kini banyak2 luka. Jelek kan jadinya... :(
Bicara jelek, teringat cermin di rumah. Di dalam cermin aku sempat liat mahluk hitam aneh dengan dahi seluas samudra. Kutatap lebih seksama, ternyata itu diriku sendiri... :3 Pantas rada2 manis hhee.
Jadi tadi siang sempat ngaca, mau potong poni yang panjangnya hampir sama kayak rambut... Waktu pengukuhan anggota baru sabtu kemarin, sempat ada senior yang negur, poniku dijatuhkan sambil bilang 'ini tutupi sedikit jelle tau donggo begitu dipamer', whatt??? Donggo??? Kusibak poni ke belakang dan waw, dahi yang super. Donggo. Donggo akut kah? Tidakji gangg... ndak donggoja... sedikitji... ffuuu... menjatuhkan kepercayaan diriku saja....
Nah akhirnya kepada inti tulisanku malam ini, tulisan terakhir di usia sembilan belasku. catatan untuk diriku di usia selanjutnya.
Aku tau sembilan belas tahun dalam hidupku bukan waktu yang singkat. Banyak yang kurasakan, namun aku perlu merasakan lebih banyak lagi. Diriku usia dua puluh, jangan berhenti untuk hal-hal baru, jangan menyerah karena kendala kecil, belajarlah disiplin, jangan malas, ingat Allah, istiqomah, dan mulailah bersuara. Juga jangan berhenti menulis...
Harapan ini bukan karena aku meremehkanku, tapi karena aku percaya aku akan jadi manusia. Setidaknya jangan kecewakan diriku sendirilah... okee... Hhuahahahaa...
Tetap gila, kreatif, inovatif! Semangat!!