Rabu, 13 Oktober 2021

Not A Day in My Life

Hari ini minggu pertama di september 2021. Aku bangun agak siang jam 8 lewat dikit karena sempat bangun subuh dan kembali tidur menjelang pagi. Aku cuci muka, nyalakan kompor, goreng ubi kayu yang direbus kemarin sambil masak air untuk bikin teh. Secerek teh sudah jadi dan ubi goreng juga siap, semua ku hidangkan di atas karpet. Seharusnya di atas meja tapi sofa dan meja bambuku lagi di vernis supaya lebih awet dan aestetic

Setelah menghidangkan snack pagi aku lanjut memasak untuk sarapan. Oh iya di rumahku sedang ada tamu dari Sinjai. Kakak Iparku beserta keluarga kecilnya. Istrinya ada jadwal ujian sertifikasi dan ke Makassar untuk mendapatkan suasana serta jaringan yang kondusif. Sudah ujian sih kemarin. Jadi di rumah saat ini ada 7 orang. Aku pilih membuat nasi goreng untuk menu sarapan. Setelah membuat sarapan, sekitar pukul 10 aku rebahan sambil main hape. Tiba-tiba Paksu ngajak keluar minta di temani lihat stok kopi di gudang sekitar Takalar. Istri mana sih yang gak suka diajak jalan sama suaminya ya kan? diajak temani beli air galonpun aku mah senang asal bisa berduaan. Jadi aku langsung siap-siap.

Pukul 11 kita otw. Berdua aja karena Icca' sibuk bantu Kak Arham vernis meja kursi di warkop dan Kak Ufe gak mau ikut takut anak-anaknya mabuk dijalan. Pukul 12 kita sudah dekat perbatasan Takalar, tapi ternyata teman Paksu yang mau antar kita masih di Jeneponto. Deuh. Untuk membunuh waktu akhirnya kita mutar ke Pelelangan Ikan Beba yang sudah 1 minggu ini kusebut-sebut.  Dijalan hujan turun sampai kami tiba di pelelangan. Btw aku suka beli stok persediaan ikan di pelelangan karena ikannya segar-segar dan murah. Berhubung sudah siang jadi penjual ikannya kurang. Karena terlanjur disini mau gak mau beli apa aja deh. Aku beli 4 ekor ikan besar seharga 170rb, biaya potong 15rb, batu es 2rb dan bayar parkir 3rb. Aku juga sudah stand by dus sterofoam karena emang niatnya kita keluar juga buat belanja lauk.

Habis belanja lanjut lagi ke perbatasan Bontonompo-Takalar, dan gak lama teman Paksu juga sampai. Cerita bentar terus jalan deh ke gudang yang katanya ada kopi tahun lalu dimana jumlahnya sampai puluhan ton. Paksu cerita kalau dia sudah lama dengar tentang itu, tapi gak percaya sampai dia liat sendiri barangnya. Seolah cerita-cerita itu cuma mitos. Sampai gudang tujuan, ternyata cerita itu benar adanya, di dalam gudang berkarung-karung kopi tersusun rapi. Paksu ambil sampel dari beberapa karung dan setelah bercerita sebentar kita pulang.

Diperjalanan pulang aku minta singgah buat makan karena emang belum sempat makan walaupun udah sibuk masak-masak dari pagi. Kita makan bakso di Bontonompo. Bakso Raksasa dan Bakso Mangkok. Puas kali aku. Bungkus 1 deh buat Aisyah dan Fatih. Sampai Macanda udah jam 4 sore, untuk bisa beristirahat dengan tenang aku selesaiin dulu masak makan malam. Ikan yang kubeli dimasak pallumara sembari masak nasi disusul tumisan lombok bawang dengan terasi beserta sayur santan labu siam. Nikmatnya.

Selesai kerjaan dapur, menunggu magrib dan makan malam aku rebahan lagi main hape. Disinilah aku

======

Gais aku gak sempat selesaiin a day in my life nya dan seminggu berlalu begitu saja sampai aku gak ingat lagi aktivitas saat itu. Ke minggu berikutnya aja deng, kemarin ya hhehee. Kemarin itu aku membersihkan dan benah warung di Taeng. Rencananya si warung akan kukelola kembali bersama adik-adik dengan usaha yang berbeda. Pembenahannya dimulai dari bersih-bersih. Barang jualan yang lama dikumpul dan di arsipkan. 

Setelah warungnya kosong dan sedikit bersih, ditatap-tatap deh mau di apakan. Berhubung langit-langitnya masih polos, kita coba benahi yang itu. Fyi atap warung terbuat dari kumpulan seng bekas, jadi sedikit bermotif mulai dari yang mulus mengkilap sampai berkarat semuanya ada kecampur dan terlihat jelas dari dalam tanpa filter (plafon). Aku usul buat bikin plafon, tapi ternyata pemasangan plafon tidak bisa dilakukan hari itu juga oleh bapak. Nah bapakpun kasih masukan gimana kalau langit-langitnya di cat saja, costnya lebih rendah dan tampilannya jadi aestetic. Kita setuju-setuju aja deh. Ditengah gerimis yang menjadi hujan lebat, berdua dengan lisa aku membeli cat warna abu muda serta penambal seng di toko bangunan dekat rumah. Kami pun mulai bergerak mengecat seng dari dalam. Pengerjaannya lumayan lama dari pukul 4 sampai 9 malam, padahal ukurannya gak lebih dari 10 meter persegi. Oh iya... Kuasnya cuma 1, ngecat nya gantian, ngobrolnya yang lama. Maklum akutuh ke Taeng sebulan cuma 2-3 kali. Gimana gak jarang, ketemu sama mereka hampir tiap hari 

======

Lah blog, seminggu terlewat lagi. Ini udah minggu ketiga. Gak konsisten akutuh. Sini kuceritakan yang terjadi di minggu ketiga ini. Aku udah sedikit lupa karena sekarang selasa. Tapi aku ingat sedikit kalau sabtu sempat ke pelelangan ikan lagi tuk beli ikan dan lunch ikan plus udang bakar disana. Segar sekali blog. Aku memang sempat kepikiran mau makan seafood hambur beberapa waktu ini. Tapi ikan dan udang aja udah cukup memuaskan kok. 

Ikan yang dibeli paksu dibagikan sebagian ke Mas Imam dan ibu-ibu tukang sortir. Aku juga sempat kasih ibu 2 ekor. Kebetulan yang dibeli ikan kakap besar-besar. Persediaan rumah pun cukuplah mengingat masih ada beberapa ekor ikan nila dan sekilo kepala ikan dikulkas. Alhamdulilah, hingga saat ini kata-kata paksu dulu ketika mengajakku hidup bersama benar terealisasi, ".... setidaknya untuk makan dan sehari-hari saya pastikan kita tidak akan kekurangan".

Minggu akupun lupa karena -

=======

sekarang sudah hari sabtu syalalaaa. "Unclear writing is a sign of unclear thinking", itulah kenapa aku terus saja melanjutkan postingan ini tak peduli sudah sepanjang itu wkwkwkk. Dari yang rencananya a day in my life jadi a month in my life. Jadi sekarang adalah weekend ke empat di september, rencananya aku


***********

Lah sekarang oktober. Aku udah lupaaaaaaaaaaa. Cerita Oktober postsi

Minggu, 29 Agustus 2021

Drama Masakan Rumah dan Luar Rumah

Weekend adalah hari favoritku karena libur hhehe. Btw kemarin aku ikut vaksin pertama yang di adakan HMPI Korwil Gowa rencananya di Klinik Utama Andi Baso Erang depan codel tapi pindah ke Gedung PPG Pesantren Madani Paopao. Karena datang cepat jadi selesainya juga cepat. Screening aman cuma pengecekan tensi darah sedikit tinggi 140. Ditanya usia, aku jawab 27, kata dokternya masih muda, tapi tensinya tinggi,  mungkin pengaruh cemas karena mau vaksin. Padahal aku gak ngerasain apapun gituloh, panik cemas atau takut vaksin nggak tuh. Kawatir dibikin lama jadi aku iya-iya aja.

Akhirnya ikut vaksin pertama

Ditemani Lisa, hari itu vaksinasiku selesai gak sampai jam sepuluh pagi. Soalnya mendengar cerita serta mengingat pengalaman rencana vaksin dulu di Citra Garden yang mana antriannya tidak main-main (akhirnya gagal vaksin), aku mempersiapkan diri untuk datang lebih awal, bahkan mendahului panita. Kalau gak salah sebelum jam 8 pagi. Setelah vaksin cus beli air kelapa. Ini informasi dari jalanan gak tau teori darimana katanya habis vaksin minum air kelapa. Oia aku vaksin ngajak rekan kerja, Pak Masnun dan Istrinya, Tapi karena antrian kita jauhan jadi langsung pisah. Pak Suami gak bisa ikut karena seperti biasa beliau ada agenda di kampung halamannya. Sekalian antar pulang Mertuaku dan Om Toro. Padahal dia yang kasih info vaksin berhubung ketupat adalah temannya, tapi malah dia yang gak bisa ikut. Sudahlah.

~

Sesuai judul, aku mau cerita tentang drama rumah tangga yang mana subjeknya adalah masakan rumah. Semenjak menikah, aku jadi merasa bertanggung jawab atas makanan hangat dan pakaian bersih keluargaku. Saat makanan yang kumasak dimakan, dan baju-baju bersih tersedia untuk dikenakan suamiku, aku sudah bahagia sekali. Yang kulakukan tidak sia-sia, pikirku. Tiap hari sebelum berangkat kantor aku akan memasak sarapan untuknya sekaligus makan siang. Tepat setelah masak aku akan sarapan sendiri karena Pak Suami biasanya ngemil duluan atau sudah sibuk kerja, nanti juga sarapan. Habis sarapan aku langsung siap-siap ngantor. Pulang kantor aku pasti masak lagi menyiapkan makanan hangat buatnya.

Nahh, beberapa waktu ini ternyata aku selalu mendapati makanan yang kumasak cuma berkurang sedikit, terkadang malah tidak disentuh selain olehku. Aku cuma bisa membuang sisa makanan-makanan itu dengan hati yang sakit (aku masak banyak karena kami ada 3-4 orang dan tiap keluar mereka seringnya sama-sama). Tanya suami, katanya dia makan diluar karena terlanjur jalan. Ini sering terjadi ya, jadi aku sempat komplain kalau dia lebih suka makan diluar aku gak papa, malah bagus gak usah capek dan repot tiap hari. Kita makan diluar atau pesan makanan saja tiap hari! Dia nokomen. Mungkin hati kecilnya setuju.

Kerjaan 20 ton

"Mungkin selesainya gak sampai malam," (tapi pulang tengah malam)

Kalau aku sudah marah seperti itu, dia akan diam, kadang meluk, kadang juga tiba-tiba kasih uang belanja. Aneh. Jadi aku bilang ke dia, "Kalau ada agendata' diluar dan ndak bisa makan di rumah, kasihtauka' supaya masakka' secukupnya saja.". Yah jawabannya sih kadang agendanya tidak tentu. Bisa jadi dia bilang pulang siang, ternyata sampai malam. Pengusaha mah gitu. Namun setelah kejadian-kejadian ini, do'i berusaha mengerti dan mengabari jika ada rencana atau kemungkinan makan diluar.

Untuk informasi aja makanan yang dibeli memang kadang lebih enak dari masakan rumah, tapi kita gak tau ada campuran apa didalamnya. Bisa saja makanan-makanan itu diberi bahan pengawet yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Soalnya baru-baru ini aku pernah curi dengar dari seorang penjual bakso, dia pakai obat (gak tau namanya, sebut aja pengawet) supaya kuah baksonya tidak mudah kecut/basi untuk waktu yang lama. Beda dengan masakan rumah yang sudah teruji kemanannya meskipun cepat basi. Apalagi aku baru-baru ini dapat ilmu tentang makanan sehat dari Istrinya Pak Masnun yang bilang sebaiknya makanan berminyak dikurangi. Tiap kali masak sebisa mungkin gak usah pakai minyak-minyakan, sekali dua kali aja seminggu. Terus bumbu penyedap gak perlu pakai msg, cukup garam dan gula. 

Aku akan terapkan resep ini di keluargaku dan menjadi keluarga yang sehat ya Blog. Okey sampai jumpa besok-besok.

Jumat, 27 Agustus 2021

Pesan dan Kesan dari sebuah Pergibahan

Gak di lingkungan tetangga, gak di lingkungan kerja, bergibah itu selalu jadi hal paling menarik untuk diperbincangkan. Demi apa, Selasa lalu aku berangkat kerja pukul 9.30 dan rekan kerja sudah nunggu di depan kantor. Memang sih sebelum berangkat kami udah saling WA dengan sedikit serius. Eh sampai di kantor, WA itu berlanjut menjadi lisan. Akupun mendengarkan segala unek-unek rekan kerja ini selama sejam lebih. Bisakah kau bayangkan bagaimana perasaanku Blog? Aku bahkan belum meminum kopi yang belum kubuat dan aku harus mendengarkan semua itu. Oh my. Ya walaupun aku sedikit-sedikit menanggapi sih.

Gambar yang tidak sesuai dengan isi postingan

Keesokan harinya pun tak jauh berbeda, kali ini subjeknya bertambah. Dan tentu saja, orang-orang yang tidak menyukai orang yang sama saat berkumpul akan dengan mudah menentukan objek pergibahan. Tidak ada habisnya blog. Jujur aku tipe yang mudah sekali melupakan hal-hal karena aku merasa jika terlalu banyak ingatan (buruk) yang kusimpan maka akan mempengaruhi moodku. Dan berkat orang orang yang berkumpul hari itu aku jadi teringat kembali dengan kenangan buruk yang pernah kulalui. Pergibahan menjadi semakin berapi-api. Chilling. Astagfirullahaladzim.

Aku gak akan menceritakan isi pergibahan itu tapi aku mau cerita tentang pesan dan kesan yang kudapat dari kejadian ini.

1. Selalu mencari kebenaran informasi dari berbagai sisi. Karena setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda terhadap suatu hal. Meskipun cara penyampaiannya sama, bisa jadi pemahamannya berbeda sehingga terjadi konflik.

2. Simpan aibmu untuk diri sendiri. Sedekat apapun kamu dengan seseorang, jika telah diceritakan atau tampakkan ke orang lain, percayalah hal ini akan menjadi rahasia umum dan bahan pergibahan yang sangat berkesan.

3. Lebih baik diam. Ketika seseorang yang menyimpan amarah membicarakan hal buruk tentang orang yang membuatnya marah, tak usah berusaha membela pihak lain, cukup diam dan dengarkan (kalau perlu tambahkan sedikit bensin wkwk). Karena bagaimanapun kamu membela, orang yang marah ini tak akan mendengar, peduli, lebih-lebih percaya.

4. Terakhir,, aku akan menjadikan hal ini sebagai motto hidup, lupakan kebaikan yang pernah kamu lakukan pada orang lain dan selalu ingat kebaikan orang lain padamu. Sepertinya selain karena ketaksepahaman serta ketidakcocokan, hal yang membuat seseorang bisa menyimpan amarah adalah karena mengingat-ingat kebaikan kita kepada orang lain dan mengingat-ingat kejahatan orang lain kepada kita. Kenapa juga mesti diingat, kita baik ke orang gak usah pamrih, kalau pada akhirnya kita bermasalah dengan orang lain introspeksi diri mungkin saja kita melakukan hal yang salah. 

5. Lalu perhatikan cara seseorang bicara tentang orang lain kepadamu, seperti itu juga cara mereka membicarakan tentangmu pada orang lain. Oh hubungan-hubungan toxic ini :v

Jadi sekian postingan kali ini, sampai jumpa besok.

Rabu, 25 Agustus 2021

Sakit di Bulan Agustus

Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." -Pramoedya Ananta Toer-

Dulu aku suka menulis dan suka orang yang menulis. Yah walaupun yang kutulis cuma diary sih. Namun sepertinya seiring waktu orang berubah. Aku juga berubah. Sekarang orang yang kusuka sama sekali gak nulis tuh. Mungkin itu sebabnya dia susah dibaca. Tapi aku suka. Jadi biar aku saja yang menulis untuknya. Hhehee.

Sebenarnya dua paragraf di atas adalah draft yang kutulis sejak bulan lalu. Hanya saja aku terlanjur malas untuk melanjutkannya waktu itu. Hari ini aku akan cerita secara random hal-hal yang kualami dan kurasakan baru-baru ini.

Jadi gini loh... Indonesia itu darurat PPKM. Sampai awal agustus kemarin Kabupaten Gowa baru saja mengakhiri PPKM Mikro Level 3. Apakah hanya sampai itu? Nggak pemirsahh! PPKM dilanjut lagi sampai 9 Agustus 2021. Kemudian dilanjut lagi hingga 23 Agustus. Usaha warkop jadi mandek. Kasihan kami UMKM yang mencari nafkah sudah konsumen terbatas, waktu usahapun harus dibatasi sedemikian rupa... Semoga semuanya lekas membaik. Amin YRA. 

Setelah idul adha tahun lalu tanganku pernah sakit, gejalanya kesemutan dan kram, tidak bisa melakukan aktifitas yang seperti memegang pisau, menggenggam, menyetir kendaraan dan sejenisnya. Seolah otot dipergelangan tanganku tertarik hingga rasanya begitu menyeri jika aku mencoba menggenggam. Menerka-nerka hingga mengikuti saran dari orang-orang sudah kulakukan. Apakah aku keseleo, terkena gejala rematik, asam urat, atau gimana. Ternyata penyakit ini hilang begitu saja setelah dua bulan. Hampir setahun kemudian, Bulan tujuh kemarin penyakit ini kambuh. Dua bulan aku tersiksa. Sakit rasanya. Aku sampai beli penyangga tangan yang ada besinya. Pengen berobat tapi gak pernah jadi. Aku cuma mengkonsumsi pereda nyeri seperti ibuprofen dan memijat2 pergelangan tangan pakai balsem. Kita terlalu sibuk dan penyakit ini seolah sepele.  

Masih dengan sakit tangan ini, 9 Agustus kemarin di tempat kerja aku tiba-tiba sakit, badanku menggigil dan demam, semua bagian tubuhku nyeri. Indra penciumanku hilang dan perasaku pahit gak ada yang enak. Pengen berobat tapi takut di kira covid dan kenapa2 di RS. Akhirnya aku isoman seminggu di rumah. Tiga hari aku demam. Aku tidur yang banyak, konsumsi obat penurun demam, pereda nyeri, vitamin dan buah-buahan. Udah mau sembuh, lah gantian my husband lagi yang demam. Doi mah parah sampai 2 minggu belum fit. Bahkan semalam aku sempatnya temani dia ke tempat refleksi maunya di pijat tapi karena waktu yang mepet cuma bisa di kop aja. Tadi pagi doi bilang udah lumayan insya Allah udah sembuh. Amiin. Berita bagusnya, sakit tanganku juga hilang. Akhirnya aku bisa beraktifitas dengan santai lagi gak tegang seperti 2 bulan terakhir yyeyye.

pasca sakit bb sampe turun 4 kilo

Ohiya akhir bulan tujuh, mertua dan saudara mertuaku jalan-jalan ke Makassar. Kita sekalian ke Malakaji menghadiri acara nikahan anak Tuan Tanah Ruko tempatku tinggal sama suami. Nama saudara mertuaku Om Toro, dia tinggal di Palu tapi ke Sulsel untuk lebaran dan menikmati waktunya selama di Sinjai dan Makassar.

Tetta Angka, Doi, Dwi

Om Toro dan tetangga ruko Ibu Ramlah

Jadi sekarang 5 hari menjelang september 2021. Ya Allah waktu berlalu secepat itu. Aku sudah menikah setahun lebih wkwkwk. Pengen punya bebi :' ya Allah Robbi hablii milladunka dzurriyyatan thoyyibatan innaka samii'ud du'aa. Karena kondisi kami yang kurang sehat akhir-akhir ini ditambah kesibukan yang tak jelas, usaha-usaha tak pernah ada hasilnya. Kusebut dengan kesibukan yang tak jelas karena kita tak bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama. Serumahpun aku jarang melihatnya. Sekamarpun kita jarang bertatapan. Aku akan sibuk dengan ponselku diapun demikian. Kadang rasanya pengen nangis karena bagaimanapun semua yang kubutuhkan adalah perhatian dan sentuhan. Eh tambah satu lagi, uang. Wkwkwk. Tapi pokoknya gitu deh, kita jarang banget menghabiskan waktu berdua, seringnya sendiri, bertiga, berempat, berlima dan seterusnya.

 

Rabu, 26 Mei 2021

Akhirnya Aku mendapat 5 Hari Kerja

Bekerja 6 hari selama seminggu adalah resiko dari karyawan perusahaan swasta. Itu yang kualami 3 tahun terakhir. Bahkan saat covid sedang kencangnya, pemerintah menganjurkan WFH, aku tetap masuk kantor bekerja seperti biasa. Hingga kemarin bos besar kami menyampaikan pemberlakuan 5 hari kerja. Betapa senangnya hatiku ini blog. Aku jadi punya waktu lebih luang saat weekend. Waktu untuk keluarga pun lebih banyak, apalagi Paksu kerjanya bolak balik ke Sinjai, sebulan paling sedikit 2x. Bisa ikutan dan sering belajar bahasa bugis dong~ wkwkwkk.

Ada dua hal yang sangat ingin kulakukan sejak pemberlakuan 5 hari kerja ini. Pertama menjadikan warkop sebagai lokasi perkumpulan marketing dan user saat weekend, Kedua mendatangi lokasi perumahan setiap weekend. Karena aku punya rumah disana yang belum di apa-apakan gitu. Pengen dibenahi namun waktu sangat terbatas. Aku dan suami sangat sibuk pas ketemu hari yang luang pasti ada-ada aja agendanya. Hari ini misalnya, aku libur karena tanggal merah tapi paksu malah ke Sinjai. Aku gak bisa ikut karena besok harus kerja, sementara di Sinjai itu paling sedikit menghabiskan dua hari.

Jadi hari libur ini karena cuma sendiri kuputuskan melakukan pekerjaan yang ringan saja, apakah itu~

  1. Membersihkan Rumah
  2. Mencuci Baju
  3. Membereskan file dan folder di laptop
  4. Membersihkan foto di penyimpanan HP
  5. Ke warkop mencari inspirasi dan memikirkan menu baru

Ok, sampai jumpa nanti lagi Blog.

Jumat, 07 Mei 2021

2021 Akhirnya Jalan ke Tana Toraja dan Malakaji

Karena kondisiku sangat stabil (bahagia) akhir-akhir ini tambah suka capek, aku jadi gak sempat nulis di blog hhehee. Tapi iniloh kusempatin deh. Sekarang akhir Ramadan, aku berbuka puasa dan sahur bersama Do'i di rumah. Hhahahaa, padahal kalau mengingat masa lalu, kita cuma bisa ngabuburit buka puasa bareng diluar.

Syahdan, Fahti, Tante Nanda yang cantik :*

Sampai hari ini puasaku berjalan lancar, dan aku males nulis gak tau mau cerita apalagi. Aku bahagia udah cukup kan? ohh ada dong.... Kumau cerita tentang perjalanan ke Tana Toraja akhir bulan 3 kemarin dan perjalanan ke Malakaji awal bulan 4. Itu refreshing banget untuk hidupku yang monoton.

Jadi ceritanya Paksu udah wanti dua minggu sebelumnya pengen ngajak ke Tator bareng temannya yang orang sana. Dan jadilah, kita berangkat benaran. Hari pertama kita nginap di rumah temannya, yang lokasinya 10 menit jalan kaki dari Pasar Sentral Makale. Strategis banget bukan? Dari rumah itu aku bisa lihat jejeran rumah lain dibelakangnya yang bersusun cantik seperti rumah-rumah di Rio de Jeneiro. Dan akupun baru tahu kalau ternyata Toraja itu dingin karena emang tempatnya di gunung. Setelah beristirahat kita lanjut dengan agenda ke kebun kopi dan bakar-bakar ikan yang berada di Pango-Pango. Kirain mau ke semacam rumah-rumah kampung di tengah kebun kopi, ternyata gak begitu. Kita ke Agrowisata Pango-Pango. Disinilah kebunnya dia. Jadi ternyata dia itu tuan tanah dari wisata Pango-pango wkwkwkk.

Meskipun tanah miliknya dan keluarga, namun Agrowisata Pango-pango ini dibangun melalui kerjasama Dinas Pariwisata. Pengunjungnya lumayan ramai. Sebagai pertimbangan, jalan menuju pariwisata Pango-Pango itu sangat menanjak, pastikan kendaraan yang akan digunakan kesana mampu menghadapi tanjakan-tanjakan tinggi ya. Disini kita bisa menemukan baruga, jembatan gantung, spot foto, toilet umum dan banyak lagi. Kita nginap semalam dibaruga berlapiskan terpal yang disiapkan dari rumah untuk menghalau cuaca dingin. Disana juga disewakan tenda kalau kita mau. Aku gak bisa cerita banyak karena saat itu aku jatuh drop karena cuaca yang sangat dingin.

Paksu di jalan mendaki pulang habis liat kebun kopi Pango-pango

Selanjutnya ada perjalanan ke Malakaji Kota. Dua minggu sehabis dari Toraja, aku diajak jalan-jalan lagi sama Paksu. Bersilaturahmi ke tempat H. Harim, H. Harim adalah pemilik Ruko yang kutinggali saat ini, beliau juga pengusaha kopi. Sudah lama sekali Paksu berniat mengunjungi kampung halaman Tuan Tanah tersebut. Baru deh kesampaian bulan ini. Aku beberapa kali pernah ke Malakaji kampungnya Dolping, tapi ternyata letaknya berjauhan dengan yang kita tuju. Perbedaan jaraknya sekitar 1 jam antara Ulujangang - Cikoro. Aku kesana bareng Paksu dan Mertuaku yang sempat main ke Makassar beberapa hari.

Di tempat Haji Harim kita dihidangkan masakan ayam dan labu, spesifik bukan? walaupun jenis masakannya variatif tapi bahannya ya itu dua aja. Agenda kita waktu itu ada syukuran bersama Santri di Pondok Pesantren Wisata Al Jami, dilanjutkan jalan ke Pos Pendakian Gunung Lompobattang, dan terakhir ke Wisata Lambiria. Pulang-pulang dapat 2 karung labu siam, bawang merah dan tomat Alhamdulilah wkwkwkwkk.

Paksu and me di taman Pondok Pesantren Wisata Aljami Malakaji

Dari Malakaji aku lanjut ke Sinjai lewat Bantaeng anterin Mertua pulang. Sampainya pukul 10 malam, pengen langsung lanjut Makassar karena hari kerja tapi Paksu gak kuat bawa kendaraan. Akupun izin tutup kantor dan kita nginap semalam di Sinjai sekaligus sahur pertama. Habis sahur aku pulang ke Makassar dan lanjut ngantor. Pulang kantorpun langsung berjibaku dengan dapur masak untuk buka puasa. Dan hari berlanjut seperti biasa. Daannn.... 3 minggu kemudian aku ke Sinjai lagi karena Paksu dan saudaranya mengadakan acara buka puasa bersama. Acaranya sukses besar menurut aku. Yang datang banyak banget satu kampung. Musafir yang sedang dalam perjalanan pun singgah buka puasa bersama.

Undangan buka puasa bersama 2021 M


Sabtu, 13 Februari 2021

Pengalaman Membuka Warung Kopi

Kata siapa membuka usaha warkop atau kafe itu mahal? Itu benar emang banyak biayanya kok! Sekalipun peruntukan warkop yang sederhana pasti biayanya gak kurang dari 5 juta. Baru-baru ini aku sama suami buka warkop di Gowa. Sini aku bisikkan berapa biaya memulai usaha warkop sederhana~

  • Sewa Tempat (ruko), tempat kami ini ruko satu lantai dan interiornya udah lumayan bagus memang rencana buat kafe/rumah makan. Sudah ada lampu-lampu gantung, wastafel kitchenset, meja dan kursipun sudah tersedia 7 pasang. Inimah kalau biaya sewa 1,5jt udah paling murah perbulan.
  • Dekor Tempat, Cat ulang, perbaikan lampu jalan dan jembatan. Ini makan biaya sekitar = 1juta.
  • Tambahan Dekorasi, kita tambahkan kursi meja ( 6 juta ), meja lipat (350rb), dua set meja warkop biasa (1 juta), meja bartender bekas ( 750rb), kipas dinding ( 800rb), tanaman (750rb), etalase (1,8) = 11,45juta
  • Perlengkapan, Kulkas (2,2 jt), speaker/salon (1,2jt), lampu 10 biji (400rb), kompor selang gas (750rb), stop kontak (180rb), panci wajan sodet (1jt), teko kopi (500rb), V60 (360rb), vietnam drip (400rb), saringan (210rb), teko angsa (250rb), teko biasa (200rb), mokapot (200rb), piring gelas mangkok asbak tempat gula tempat bubuk minuman tempat kue tempat tisu (2jt) mesin giling kopi (5jt) spanduk (300rb) = 15,35juta
  • Modal habis = bahan-bahan 3jt
  • Total 1,5+1+11,45+15,35+3= 32,3juta

Minimal kamu harus siapkan dana segitu buat buka usaha warkop. Banyak kan? ini udah bangunan yang siap. Gimana kalau bangunannya mau di dekorasi lagi waduh bisa lebih ongkos lagi. Tapi ini bukan biaya sebenarnya yang aku keluarin kok. Kalau dihitung-hitung kita keluar biaya 14,6 juta. 10,3juta buat peralatan/aktiva tetap dan 4,3 juta biaya habis/aktiva lancar. Selebihnya itu emang udah aset suami dari usaha terdahulu dan barang dapet minjam dari investor wkwkwkk. Tapi biaya ini masih terus berlanjut loh.

Terus kalau udah buka warkop kerjaan kita gak selesai disitu aja. Ini yang paling penting, pelatihan karyawan dan promosi. Pelatihan membuat kopi dan minuman serta makanan. Kemarin itu karyawan kami diajar sama temen suami, kalau ikut pelatihan berbayar bisa sampai 2jutaan. Terus untuk promosi dikasih diskon, dari mulut ke mulut, juga ada harga spesial untuk bazar & kegiatan-kegiatan. 

Untuk omset warkop baru ini berdasarkan catatan sehari paling sedikit 100ribu, rata-rata 10 hari ini sih 150ribu yah. Belum termasuk bazar kemarin yang omsetnya mencapai 850rb semalam. Tentu saja ada perbedaan jika dibandingkan warkop lain. Suami kadang ninjau kompetitor, seperti punya teman dan yang eksis. Mereka itu penjualan perhari rata-rata mencapai 50-100 gelas. Jadi kita juga mau target warkop seperti itu. Bismillah.