Karena kondisiku sangat stabil (bahagia) akhir-akhir ini tambah suka capek, aku jadi gak sempat nulis di blog hhehee. Tapi iniloh kusempatin deh. Sekarang akhir Ramadan, aku berbuka puasa dan sahur bersama Do'i di rumah. Hhahahaa, padahal kalau mengingat masa lalu, kita cuma bisa ngabuburit buka puasa bareng diluar.
Sampai hari ini puasaku berjalan lancar, dan aku males nulis gak tau mau cerita apalagi. Aku bahagia udah cukup kan? ohh ada dong.... Kumau cerita tentang perjalanan ke Tana Toraja akhir bulan 3 kemarin dan perjalanan ke Malakaji awal bulan 4. Itu refreshing banget untuk hidupku yang monoton.
Jadi ceritanya Paksu udah wanti dua minggu sebelumnya pengen ngajak ke Tator bareng temannya yang orang sana. Dan jadilah, kita berangkat benaran. Hari pertama kita nginap di rumah temannya, yang lokasinya 10 menit jalan kaki dari Pasar Sentral Makale. Strategis banget bukan? Dari rumah itu aku bisa lihat jejeran rumah lain dibelakangnya yang bersusun cantik seperti rumah-rumah di Rio de Jeneiro. Dan akupun baru tahu kalau ternyata Toraja itu dingin karena emang tempatnya di gunung. Setelah beristirahat kita lanjut dengan agenda ke kebun kopi dan bakar-bakar ikan yang berada di Pango-Pango. Kirain mau ke semacam rumah-rumah kampung di tengah kebun kopi, ternyata gak begitu. Kita ke Agrowisata Pango-Pango. Disinilah kebunnya dia. Jadi ternyata dia itu tuan tanah dari wisata Pango-pango wkwkwkk.
Meskipun tanah miliknya dan keluarga, namun Agrowisata Pango-pango ini dibangun melalui kerjasama Dinas Pariwisata. Pengunjungnya lumayan ramai. Sebagai pertimbangan, jalan menuju pariwisata Pango-Pango itu sangat
menanjak, pastikan kendaraan yang akan digunakan kesana mampu menghadapi
tanjakan-tanjakan tinggi ya. Disini kita bisa menemukan baruga, jembatan gantung, spot foto, toilet umum dan banyak lagi. Kita nginap semalam dibaruga berlapiskan terpal yang disiapkan dari rumah untuk menghalau cuaca dingin. Disana juga disewakan tenda kalau kita mau. Aku gak bisa cerita banyak karena saat itu aku jatuh drop karena cuaca yang sangat dingin.
Paksu di jalan mendaki pulang habis liat kebun kopi Pango-pango |
Selanjutnya ada perjalanan ke Malakaji Kota. Dua minggu sehabis dari Toraja, aku diajak jalan-jalan lagi sama Paksu. Bersilaturahmi ke tempat H. Harim, H. Harim adalah pemilik Ruko yang kutinggali saat ini, beliau juga pengusaha kopi. Sudah lama sekali Paksu berniat mengunjungi kampung halaman Tuan Tanah tersebut. Baru deh kesampaian bulan ini. Aku beberapa kali pernah ke Malakaji kampungnya Dolping, tapi ternyata letaknya berjauhan dengan yang kita tuju. Perbedaan jaraknya sekitar 1 jam antara Ulujangang - Cikoro. Aku kesana bareng Paksu dan Mertuaku yang sempat main ke Makassar beberapa hari.
Di tempat Haji Harim kita dihidangkan masakan ayam dan labu, spesifik bukan? walaupun jenis masakannya variatif tapi bahannya ya itu dua aja. Agenda kita waktu itu ada syukuran bersama Santri di Pondok Pesantren Wisata Al Jami, dilanjutkan jalan ke Pos Pendakian Gunung Lompobattang, dan terakhir ke Wisata Lambiria. Pulang-pulang dapat 2 karung labu siam, bawang merah dan tomat Alhamdulilah wkwkwkwkk.
Paksu and me di taman Pondok Pesantren Wisata Aljami Malakaji |
Dari Malakaji aku lanjut ke Sinjai lewat Bantaeng anterin Mertua pulang. Sampainya pukul 10 malam, pengen langsung lanjut Makassar karena hari kerja tapi Paksu gak kuat bawa kendaraan. Akupun izin tutup kantor dan kita nginap semalam di Sinjai sekaligus sahur pertama. Habis sahur aku pulang ke Makassar dan lanjut ngantor. Pulang kantorpun langsung berjibaku dengan dapur masak untuk buka puasa. Dan hari berlanjut seperti biasa. Daannn.... 3 minggu kemudian aku ke Sinjai lagi karena Paksu dan saudaranya mengadakan acara buka puasa bersama. Acaranya sukses besar menurut aku. Yang datang banyak banget satu kampung. Musafir yang sedang dalam perjalanan pun singgah buka puasa bersama.
Undangan buka puasa bersama 2021 M |