- Makan malam (check)
- Food preparation (check)
- Cuci Piring (check)
- Sikat gigi (check)
Waktunya bermain dengan laptop.
Jika ada kubu yang tidak percaya covid19 dan juga percaya, aku adalah bagian dari kubu yang percaya covid19. Ini adalah penyakit berbahaya dengan level pandemi, gak bisa diremehkan. Kalau orang-orang berpikir covid19 adalah tentang besar biaya yang dikeluarkan pemerintah perpasien, aku merasa covid19 adalah dampak dari tak acuhnya kita menjaga diri, tubuh, utamanya kesehatan dan kebersihan.
Aku mikir gitu juga baru kok. Dulu bukannya gak percaya covid19, tapi aku gak peduli. Paling cuma di derita sama orang-orang yang komplikasian, yang banyak aktivitas diluar, pikirku. Wong aku cuma tau rumah, kantor dan penjual ikan sayur langganan.
Tapi kita gak tahu kan bisa saja orang yang kita temui dan hal-hal yang telah kita sentuh itu bervirus. Aku dalam sebulan ini 2x mengalami sesak napas. Betapa takutnya aku blog. Seumur-umur aku gak pernah sesak napas. Sesak karena patah hati iya. Tapi serius aku gak pernah sakit aneh-aneh, paling yang biasa aja kayak batuk, flu, sakit kepala dan sakit perut. Pas kena sesak napas ya Allah seolah nyawaku udah diujung-ujung, gimana kalau ini sisa-sisa udara yang bisa kuhirup. Mau baring aja susah karena sedikit gerakan pada bagian tubuh, aku bertambah ngos-ngosan dan serasa kehilangan jalur pernapasan.
Hal yang bisa dilakukan saat sesak napas yaitu menenangkan diri dan pikiran, lalu cari posisi yang nyaman. Aku pribadi nyaman duduk di kursi dengan dada dicondongkan ke depan dan kedua siku bertumpu di paha. Saat itu saluran pernapasan kita jadi lebih plong. Posisi lainnya jika sesak napas, aku cenderung telengkup model plank, tangan saling menggenggam dan kedua siku bertumpu dilantai begitupun kedua lutut. Sama seperti posisi duduk, aku akan mencondongkan kepala dan dada ke bawah hingga kepala mengenai tangan dan bokong tetap tegak. Tapi posisi ini sedikit gimana gitu, suamiku sampe kebingungan aku ngapain. Lagi cari posisi nyaman Bang, akutuh sesak napas!
Selain sesak napas, aku juga beberapa kali mengalami sakit perut. Sampe ijin absen kerja ada. Nah lo rasanya sangat cengeng akhir-akhir ini. Aku yang dulu (alhamdulilah) selalu sehat karena menjaga makan 3x sehari dan tak pernah alpha, tiba-tiba menjadi rapuh (ahhahahaa).
Bicara tentang kerapuhan, aku cukup kesal dengan diriku yang gak bisa mengontrol diri membeli pentol di depan kampus UIN. Pentolnya sangat enak bagiku. Banyak pentol telah kucoba (cieh), tapi pentol depan uin ini andalan banget. Selain kontrol atas pentol, jiwa petualang dan berbelanjaku kerap meronta-ronta. Aku ingin jalan-jalan. Ingin beli ini itu sesuka hati sehingga selalu menonton tayangan dagang live di FB. Bahkan sampai mendesak Pak Suami jalan ke mall dan minta di belanjain. Any clue?
- Sesak napas
- Sakit Perut
- Pengen ini itu.
***
tespek pertamaku |
Bohong banget kalau aku gak berharap sedang hamil. Tapi tes sensitif bilang aku negatif. Insya Allah jika waktunya udah tepat aku pasti di beri. Yang penting tetap berdoa dan ikhtiar. Belum setahun juga. Walaupun faktanya aku udah gelisah. Tahun depan aku udah niatin promil sama Pak Suami.
Dan setelah ku tinjau kembali, setiap hal yang terjadi memiliki alasan. Aku sesak napas sekali karena pernah bersih-bersih yang gak safety. Tanpa masker. Padahal debu bukan main banyaknya. Yang satunya gak ingat kenapa bisa sesak.
Lalu ada sakit perut yang entah gimana tiba-tiba terjadi. Sepertinya aku cuma tidak menjaga makanan dan pola makan dengan baik. Kadang karena kasihan dengan sisa makanan, aku memutuskan menghabiskannya. Aku ingat waktu itu ada sisa buah nenas yang sudah kukupas tersimpan hampir seminggu di kulkas. Karena tak ada yang makan akupun menghabiskannya. Mungkin buah itu sudah berjamur. Kalau diingat-ingat iya sih aku sakit perus selalu saat ada buah nenas di rumah. Itu satu. Kemudian aku kadang melakukan diet DEBM secara random yang mungkin membuat tubuhku terkejut.
Soal pentol yah aku memang kurang jajan aja dan lagi pengen makan bulat-bulatan wkwkwkk. Jalan-jalan itu karena udah hampir sebulan gak pernah jalan bosan euy, terakhir aku jalan ke Malino bareng Pak Suami bulan lalu, setelahnya gak pernah lagi. Paling ke Rumah Ibu sendirian, ikut suami ke bengkel atau temanin urus kopinya. Dan beli ini itu sebenarnya aku lagi riset produk aja wkwkwk.