Kamis, 24 September 2020

Bapak

Hari ini aku ke Taeng membawa mesin cuci baju untuk digunakan disana. Mesin cuci lama kami rusak dan adik-adikku mengeluh kewalahan mencuci manual dengan sikat. Aku senang sekaligus sedih. 

Bertemu keluarga adalah hal membuat semangat kita bangkit. Ada fatur yg lucu dan saudara saudari yang bisa diomeli dan berbagi cerita. Yang membuatku sedih adalah kondisi Orang Tuaku, lebih tepatnya Bapak. Aku diberitahu kalau Bapak sedang istirahat karena tidak enak badan. Kumasuki kamar orang tuaku, aroma balsem merayapi hidung. Entah sudah berapakali aku mendapati kondisi bapak yang drop tiap ke rumah. Hati anak mana yang tidak sedih dan sakit melihat keadaan ini. Meskipun bapak selalu bilang baik-baik saja, hanya flu, masuk angin, atau yang lainnya. Yang aku tau sakit sekecil apapun bisa berakibat fatal. Apalagi dengan aktivitas yang banting tulang tiap hari. Rasanya mau bapak tinggal di rumah saja menikmati waktunya beribadah, nonton TV atau main bersama anak cucu :'(

Ya Allah... Semoga aku bisa segera membahagiakan Bapak dan Ibu. Semoga adik-adikku bisa menjadi manusia yang berguna bagi keluarga, bangsa dan negara.

Suatu Hari Setelah Marah karena Paksu

Sepertinya aku berdosa. Karena membuat tulisan yang menjelek-jelekkan suami pada postingan yang lalu. Begini ceritanya blog. Jadi kemarin sore sehabis magrib saat sedang sendiri di ruko karena Paksu keluar kota mencari gula, aku berinisiatif mau bersih-bersih warkop. Warkop tutup sejak bulan delapan dan sampai saat ini belum ada progres lagi karena kami kekurangan humanresource serta kondisi yang belum kondusif akibat covid. 

Kulihat kipas angin yang menempel di dinding penuh dengan debu. Akupun mengambil lap, membasahinya dan naik ke salah satu meja warkop. Bodohnya, aku lupa meja yang kunaiki ini hanya memiliki satu tiang penyangga di tengah-tengah. Awalnya aku berdiri dengan aman, tumpuan kakiku tepat ditengah meja, hingga aku sedikit bergeser ketepi lalu mejanya hilang keseimbangan seiring tubuhku dan gubrak! duk! srengg! Haafff... sungguh pengalaman yang menyakitkan dan memalukan. Aku terjatuh dengan pantat mendarat terlebih dahulu menyusul kepala. Meja yang kugunakan dan sebuah kursi terlihat lunglai terkapar dilantai. Kami bertiga telentang hingga beberapa saat. 

Aku berusaha bangun dengan kaki bergetar. Pantatku syok. Dengan tertatih kuberdirikan meja dan kursi. Aku duduk sebentar melihat situasi. Apakah keributan yang terjadi tadi terdengar hingga ke tetangga, apakah intel covid yang nongkrong di depan mendengar keributan didalam sini, pokoknya kuperhatikan situsi diluar melalui celah-celah pintu ruko. Sepertinya semua aman. Tak ada yang berusaha mengintip. Mungkin maluku masih bisa tertutupi. Akupun naik ke atas.

Merasakan kondisiku, sepertinya aku akan demam malam ini. Kuambil balsem dan sarung. Kupijat-pijat bagian yang sakit. Istigfar kuingat hal buruk yang baru kulakukan. Sepertinya ini karena aku marah sama Paksu perihal begadang. Pengen sadar tapi masih sebal. 

Pukul 8 malam aku keluar mengambil pesanan baliho perumahan dan membeli alat tulis untuk kantor. Meskipun masih sakit, kupaksakan naik motor dan pulang dengan segera. Sampai di rumah kukerjakan yang bisa kukerjakan dan mencoba beristirahat dengan damai. Baru saja kucoba menutup mata, ada telepon dari Paksu yang minta di bukakan pintu. Sudah pulang rupanya dan waktu menunjukkan pukul 03.00 dinihari. Aku gak tau kalau aku sempat tidur atau tidak. Setelah membuka pintu aku langsung ambruk tertidur.

Rabu, 23 September 2020

Aku Tak Bisa Tidur Cepat & Paksu Bilang Mengganggu

Jauh sebelum menikah, aku sudah terbiasa begadang. Hingga menikahpun kebiasaan ini masih kubawa. Kupikir aku lebih suka begadang karena cepat atau lambat jadwal tidur, aku selalu saja bangun kesiangan. Pukul 6 ke atas. Kenapa aku seyakin itu? Percayalah aku sudah mencoba dan mengalaminya berkali-kali. So it is a waste to sleep early and wake late. Akan lebih baik jika aku gak sekalian tidur cepat dan menggunakan waktuku dengan sedikit bersenang-senang. Lagipula mataku tampaknya tak ingin melawan kebiasaannya. Semalampun aku butuh waktu dari pukul 22.00 - 01.20 agar bisa tertidur.

Yang bikin aku sedikit sedih adalah Pak Suami tidak suka dengan kebiasaanku yang selalu begadang. Dia bilang aku mengganggu. He told me to do this and that. Bukannya menemani atau mengajakku bermain supaya lelah dan cepat tertidur, ia terkesan marah-marah. Padahal aku gak berisik, aku cuma main hape dengan silent di karpet bawah atau diluar meja kerja, bukan di tempat tidur. Karena semalam ia berkata tidurnya nyenyak hingga aku tak berhenti gelisah dan mengganggunya, dia bilang kalau dia bahkan gak gangguin aku kalau liat aku tidur dengan pulas. Ohh begitu... Aku mengganggu ceritanya... Well,, oke Pak Suami, sekarang rasakan sensasi Antagonis dari tulisanku. 

Aku sudah sabar-sabar, aku paham kita berbeda, tapi apa harus kehidupan bahagia sederhanaku diusik seperti itu? Padahal aku juga gak nuntut apa-apa. Kalau ditemani, aku tentu saja senang. Tak ditemanipun aku gak masalah. Tapi aku gasuka banget blog. Dia playing victim dan mempergunakan kekuasaannya sebagai suami untuk mengatur-aturku. Kukira kita sudah sepakat mengenai equality. Toh selama ini baginya pendapatku kadang gak berpengaruh sebesar itu. Kalau ia telah membuat keputusan, walaupun menanyakan pendapatku, keputusan yang ia pilihlah yang sebenar-benarnya keputusan. Aku seolah hanya basa basi jika tak sependapat dengannya dan menjadi pendukung jika keputusan kami sudah sama. Dia egois, tidak peka dan jahat!

Dia harus diingatkan kalau keberuntungan dan rejeki itu datang saat istri bahagia. Bagaimana kalau kalau istrimu malah hanya merasakan sakit hati? Hari ini, besok dan besoknya lagi tanpa henti. Aku sedih blog pengen nangis :'(

Kamis, 17 September 2020

Bangun pagi - main hape - masak - cuci piring - mandi - berpakaian - sarapan - main hape lalu malas

Ada hari aku bangun pagi, main hape, masak, cuci piring, mandi, berpakaian, sarapan, main hape lalu malas. Pengen bolos kerja. Itu adalah hari ini.  Aku berencana bolos kerja dan jalan-jalan. Moodku sedang dititik paling rendah. Aku butuh adrenalin, kejutan, sesuatu yang menyenangkan. Tapi tetap saja berakhir di kantor. Dan aku malalui hari yang kayak mau muntah. Gak enak. Wait, apa jangan-jangan aku...? Heh.. Hheheh... Hhehehee. 

ketika aku yang lagi malas ada di tempat kerja, manekinpun kuajak selfie. Mereka gaya sekali.

Aku memang pengen punya bebi secepatnya. Tapi sampai tiga bulan terakhir belum ada tanda-tanda. Apalagi kondisiku yang gak stabil. Ditambah cerita pasangan-pasangan yang udah lama nikah tapi belum dikaruniai anak, ini serem banget. Marini udah nikah dua tahun lebih tapi belum dikasih Bebi. Padahal dia normal, rajin olahraga juga, suaminya juga atlit. Ia bahkan melakukan pengobatan medis dan alternatif. En juga udah setahun sejak menikah tapi belum ada hasil. Terus ada sepupu yang nikah sembilan bulan lalu dan belum juga...Tiap orang beda-beda. Ada yang dikasih waktu lama ada juga yang langsung. Aku bersyukur apapun itu. Tapi lebih cepat sih lebih baik.

Btw hari jumat kemarin paket studio miniku udah sampai. Dan dicoba gunain selasa pagi, uhhh lucu banget hasilnya bagus soalnya pencahaan cukup dan ada banyak background ^_^

Hasil foto studio mini, green bean coffee toraja by malgo

Menulis membuatku sedikit bersemangat. Melakukan hal yang kita sukai itu lumayan bikin refresh ya. Btw aku gendutan blog hiks T_T  sekarang jadi 67,8 kilo dikit lagi 68. 

_-_

Post ini harusnya di posting tadi siang saat aku masih di kantor, tapi karena tiba-tiba Pak Ical beli gorengan, kegiatan menulis (red:mengetik) ku jadi terhenti. Sekarang aku udah di warkop dan akan kulanjut kembali. Gorengan tadi siang itu tahu isi bakso, sukun goreng dan ubi goreng. Gak penting ya buat di ceritakan >.< 

Jadi posisiku sedang insomnia gak bisa sleep ditambah tenggorokan yang kayak ada dahaknya. Mengganggu karena jadi keseringan "ehem..ehem..". Mohon di mengerti ehem yang dimaksud bukan ehem2 yang itu, tapi ehem2 untuk mendorong si dahak dari tenggorokan, alias batuk dorongan. Hahh... Kuingin nonton film yang mewek. Btw satu anggota kami, si Ilham rencananya besok bakal pulang kampung. Sepertinya tak kembali. Jadi paksu terlihat bersiap merekrut anggota baru lagi.

 


Rabu, 16 September 2020

Tangan yang Sakit & Tantangan 100ribu Seminggu

September 2020. Sudah selama ini ternyata... Kenapa memori september begitu membekas dihatiku. Syukurlah bahagia adalah obat terbaik. Dan bahagiaku adalah makan, punya uang, main game dan dimanja-manja wkwkwkk.

Aish banyak beud hari terlewati aku udah lupa aja. Tapi hari ini aku mau cerita sedikit tentang kondisiku. Satu setengah bulan lalu, tiba-tiba tanganku terasa sakit. Waktu itu habis lebaran kurban, sekitar tanggal 5 Agustus aku lagi motong-motong daging yang diberikan oleh ibu pakai pisau. Keras banget mana pisaunya tumpul aku pakai tenaga yang gak sedikit. Yang bikin keras itu kayak selaput2 di daging gitu. Aku gak tau mau di buang atau nggak, jadi kupotong sekalian. Selain daging, ada tulang juga. Aku motongnya dilantai dengan talenan setebal 6mm, sekuat tenaga. 

Gak pernah kepikiran, kegiatan ini sepertinya berpengaruh besar karena tangan kananku sakit hingga hari ini. Gejala awalnya kesemutan dan nyeri seperti keseleo. Genap seminggu, aku mulai kawatir karena sakitnya gak hilang. Teman kantor suruh waspada, cek tensi darah kalau gejalanya kumat. Dikiranya aku darah tinggi. Tiap malam tanganku kesemutan dan sakit. Bangun tidur, gak bisa di gerakin. Gak bisa menggenggam rapat, cuma sakit. Nanti kalau udah terbiasa digerakkan baru normal. Meski demikian sakitnya tetap terasa.

Aku kawatir banget jangan-jangan ini gejala stroke atau penyakit berat gitu. Doi suruh aku buat latihan pergelangan tangan, ini masih mending, kemarin-kemarinnya bahkan tanganku ditiup-tiup aku selalu diingatin berdoa dan wudhu sebelum tidur, dikiranya aku ketindisan bukannya dibawa ke dokter ada-ada aja Paksu. Perhari ini aku merasa tanganku sudah lumayan baik gak sesakit sebulan terakhir, tapi sakitnya tiap bangun tidur masih ada sih. Tangan kananku jadi lemah, buka tutup botolpun kesulitan. Pengen dibawa berobat buat mastiin penyakitnya. Kalau di google sih yang paling menghampiri ya itu, CTS, sindrom lorong karpal. Tapi bapak bilang itu paling keseleo aja. Aku paling ppercaya Bapak. Wkwkwkk.

Lalu mari sedikit bercerita tentang hariku. Paksu pernah nantangin buat belanja tidak lebih 100rb seminggu. 3 kepala, makan 3x sehari. 9 kali makan sehari, anggap seporsi 10rb, artinya sehari itu 90rb. Biaya sehari dibuat seminggu? gila aja. Tapi aku coba seirit-iritnya. Alhasil selama 14 hari di bulan september ini aku udah belanja bahan makanan sekitar 542rb dan persediaan masih cukup untuk 4 hari kedepan. Inipun aku gak terlalu irit karena aku beli lauk seperti ayam, udang, cumi. Kok bisa seirit itu? Rahasianya adalah bersosialisasi. Hhehee. 

Aku punya tetangga baik hati yang kalau pulang kampung membawa banyak sayuran dari kampungnya. Kadang dibagi ke kami sekantong besar, gak perlu beli sayuran deh. Kamipun demikian, jika ada bahan mentah seperti buah dari kampung pasti dibagi-bagi ke tetangga mau disimpan juga gak bakalan habis sendiri. Terus kita pernah kedatangan tamu selama 3 hari, mereka nginap di ruko dan menjelang kepulangannya, kita dikasih seekor ayam plus seember singkong. Padahal kita gak harap apapun loh. Jadi ada lauk gratis waktu itu. Aku kalau pulang ke Taeng juga kadang bungkus bahan mentah...

catatan pengeluaran per september 2020

Kalau ditotal biaya pembelian bahan makanan saja diluar sabun itu 542rb. Maaf catatannya simpel karena gak ada persiapan. Aku belanja tiap hari soalnya mau belanja mingguan gak punya mealplan. Plan masakannya ya setiba-tiba aja. Terus aku suka masak makanan yang berbumbu jadi aku sering belanja banyak bumbu. Jahe, lengkuas, sereh, kemiri, merica, ketumbar, bawang, kunyit ini wajib ada. Serunya jadi ibu rumah tangga. Sayangnya meskipun dicoba irit, masih ada pengeluaran konsumsi di rumah tangga yang tak bisa kuhandel. Walaupun bukan keluar dari dompetku sih. Misalnya belanja gofood, minuman, es buah, susu beruang, you-c, coto dll. Mission failed ini mah. Mari dicoba kembali bulan depan.~


Kamis, 27 Agustus 2020

Cara Menjadi Pemula Hobi Bunga dan Biayanya

Aku semenjak kerja itu rasanya malas jalan blog. Kalau ada hari libur paling suka tiggal di rumah aja. Main hape, nonton yang mewek-mewek, masak-masak, pokoknya me time gitu.

Minggu lalu ada banyak libur, kerjaku cuma empat harian. Dan di akhir pekan aku ke Sinjai Tengah. What a great week! Aku senang sekali merasa tak terlalu terikat dengan pekerjaan. Sini kuceritakan aktivitasku.

Dua minggu lalu aku berburu bunga sama kasih. Demam bunga juga melandaku seperti kebanyakan orang di masa pandemi ini. Karena ini hobi pemula, aku gak yakin mau cari bunga yang seperti apa. Waktu belum nikah, aku emang suka nanam sih, tapi yang bermanfaat buat konsumsi pribadi, aku menanam cabe, tomat, kacang panjang, sawi, wortel, paria, dan timun sama Bapak. Itupun karena situasi di rumah ada tanah kebun yang luas. Nah ini sekarang tinggalnya semua di semen, mau punya tanahpun harus beli. Bayangkan betapa bangganya aku bisa beli tanah dengan uang keringat sendiri kemarin. Tanahnya cuma sekarung sih, bukan satu kapling wkwkwk.

Jadi setelah keraguan sejak bulan tujuh atas bunga atau tanaman hias apa yang bagus, akhirnya aku mendapat pencerahan. Sebuah artikel dengan judul tanaman bunga hias yang wajib kamu miliki di rumah sebagai pembawa hoki lewat di berandaku. Selain itu aku juga melakukan pencarian tanaman yang cocok untuk di dalam ruangan. Yeay, akupun memiliki tujuan. Tanaman-tanaman pemula hobby bunga yang disarankan sebagai tanaman atau bunga hias di rumah antara lain :

1. Aglonema

Aglonema, aglo atau biasa di sebut sri rejeki ini menurut kepercayaan orang china dan filipina katanya membawa hoki atau keberuntungan. Tanaman ini sepanjang penjual tanaman dan bunga di Makassar - Gowa pasti ada, paling sedikit tiga jenis terpampang di toko. Memang sih jenis aglo sendiri ada banyak. Konon, semakin jelas warna dari aglo, semakin membawa hoki. Harganya di Gowa berkisar 25rb-65rb. Aku beli juga dong, ada tiga aglo di rumah dibeli dari tiga tempat berbeda harganya 40+35+35=105rb.

2. Lidah mertua

Namanya unik kan? Lidah mertua punya ciri daun yang panjang, tebal dan meruncing. Tanaman ini bisa menyimpan banyak air sehingga tak perlu terlalu sering disiram. Selain itu juga tanaman ini bisa diletakkan di dalam ruangan dan bisa bertahan dengan sedikit matahari. Uhh pejuang beud. Aku punya dua lidah mertua dan proses tunas sebatang. Harganya 10+10=20rb.

3. Lidah Buaya

Dulu waktu masih SD rambutku tipis sekali. Terus ada yang bilang kalau lidah buaya bisa menebalkan rambut. Info ini diperkuat dengan komposisi sampoo sunsilk yang menggunakan ekstrak aloevera/lidah buaya. Akhirnya dengan kaki kecil dan pengetahuan anak-anakku, aku pergi main ke rumah teman yang katanya disana banyak lidah buaya. Gak lama kemudian kepalaku penuh lendir lidah buaya. Hasilnya? Sekarang rambutku tebal banget sih hhehee. Terus, aku tuh sejak pandemi suka cari-cari hand sanitizer sampe ngeliat di youtube ada yang buat konten cara membuat HS sendiri. Salah satu bahan utamanya lidah buaya gaes. Bayangkan manfaat lidah buaya ini! Dan akupun termotivasi buat tanam lidah buaya juga. Aku beli dengan harga 25rb.

4. Spider Plant

Aku lupa nama lokalnya, tapi aku tau namanya spider plant. Tanaman hias ini punya daun panjang tipis yang menjuntai dan cantik sekali. Dia gak perlu banyak perawatan, cukup disiram sekali sehari. Aku punya dua jenis spider plan. Kubeli dengan harga 10+10+10+10=40rb

5. Rombusa

Tanaman ini daunnya kecil dan berbunga warna putih. Cantik pokoknya. Sama seperti spider plant, dia gak perlu perawatan gimana-gimana. Tanaman ini juga sering kita jumpai di rumah-rumah pecinta tanaman. Aku beli 2 kecil-kecil harganya 20rb.

6. Mawar

Tanaman ini aku beli karena iseng aja. Pengen punya mawar juga di rumah. Opsi lainnya sih anggrek, tapi entah kenapa aku cuma ambil mawar. Harganya 50rb

7. Palem

Konon palem bagus buat sirkulasi udara. Dan setelah melihat beberapa jenis palem, hatiku jatuh sama palem sikas. Ada penjual yang kasih harga 800rb buat sikas yang gede banget dan cantik. Tapi bagiku itu kemahalan, akhirnya aku cuma beli yang kecil dengan empat daun. Setelah perdebatan dan tawar menawar yang panjang kita sepakat harganya 50rb aja. Puas aku tuh. Kalau di tempat lain harga bibit sikasnya bisa sampai 150rb. wkwkwkk.

Pemburu Bunga wkwkwk

Total biaya bunga 310rb. Selain bunga dan tanaman, ada hal lain yang perlu kamu siapkan sebelum memulai hobi bunga. Apa saja itu? Berikut persiapannya

1. Tempat Menyimpan Bunga

Gak mungkin kan kamu mau tanam bunga tanpa punya tempat untuk menyimpan bunga. Umumnya orang-orang akan meletakkan bunga di depan rumah mereka, halaman rumah, atau menggantungnya. Aku pribadi simpan bunganya di balkon karena tempat tinggalku di ruko lantai 2, lantai 1 nya buat usaha warkop dan gudang kopi suami. Balkon ini ukurannya kira-kira 1,5m x 2,5m dan menghadap ke barat. Jadi matahari sore adalah sahabatku. Di balkon itu kadang aku berdiri menikmati lalu lalang kendaraan dan pemandangan kuburan covid. Gak jauh dari ruko ada pemakaman covid gaes. Kamu bisa liat nisan-nisan yang berwarna putih itu dan merasa lebih dekat sama Allah SWT.

Edisi tanaman yang masih proses penataan

Nisan kuburan covid19 diujung atap pada gambar yah

2. Pot Bunga

Ukuran pot bunga ada macam-macam ya. Aku beli pot kecil 1 lusin harga 28rb, 1/2 lusin pot segienam 33rb, 1/2 lusin pot agak besar 45rb, 1 pot agak besar 13rb, 1 pot panjang 12rb. Ini termasuk murah loh karena di penjual-penjual lain, harga pot nya itu diatas 10rb/pc. Tapi total biaya yang aku keluarkan cuma 131rb.

3. Tanah / Media Tanam

Tanah juga penting dalam menanam bunga gaes. Pengalaman aku kebanyakan bunga yang kubeli itu diletakkan di polibag, jadi tanahnya sedikit dan perlu pot baru. Aku kemarin 2x beli tanah, satu karung 20rb di penjual pinggir jalan. bahannya tanah dan sekam biasa. Lalu satunya 15rb, ukurannya setengah dari yang pertama, isinya tanah dan sekam bakar. Total buat beli tanah 35rb.

Ya itu aja sih semua biaya pengeluaranku sebagai pemula hobi bunga. Kalau di total-total 476rb. Oh aku juga sempat pesan Rak Bunga dari baja ringan, ini dibuatin sama saudaraku, aku kasih 550rb dapet dua, satu bentuk rak, satunya bentuk tangga. Semoga berhasil ya buat kalian yang pemula hobi bunga^^

Sabtu, 08 Agustus 2020

Lebaran Pertama Bareng Husband di Sinjai Tengah

Halo. Blog. Ada yang ingin kukatakan sejak tiga hari lalu. Apakah itu? Cuma mau bilang "AKHIRNYA AKU PULANG KAMPUNG" hhehehee...

Tau kan, lahir di Gowa, tinggal di Gowa, besar di Gowa, mau pulang kampung tapi tinggalnya di kampung. Siapa yang senasib sama aku hayo? hhehee.

Jadi gini, habis nikah awal juni kemarin, aku tuh emang belum sempat ke rumah suami di kampung. Isu covid masih panas gais. Aku udah 4x merencanakan sama kasih buat kesana tapi tertunda terus, karena kesehatan menurun, pembatasan zona merah covid, waktu yang mepet dan terakhir itu karena aku ada banyak kerjaan di ruko, cenderung malas sih. Dan kamipun memutuskan pergi menjelang lebaran haji nanti. Jadi kami bisa menghabiskan lebih banyak waktu disana. Tiga hari sebelum lebaran, mertua dan iparku sengaja turun ke Makassar untuk bertemu denganku dan orang tuaku. Jadi pulang kampungnya nanti bareng. 

Mesjid Agung Syech Yusuf Sungguminasa, Ahdan & Kak Arna

Mesjid Syech Yusuf Gowa masih memberlakukan pembatasan, antara lain wajib penggunaan masker, jarak antara jemaah dibatasi per satu meter, dan toilet jemaah wanita ditutup. Mesjid2 lainpun banyak memberlakukan hal seperti ini.


Senyum dulu Kak... Waktu-waktu seperti ini membuatku rindu dengan Kak Utti :')

Hola anak kecil, siap-siap pulang kampung :v

Sesuai rencana, kami berangkat sore tanggal 29 Juli ke Sinjai lewat Jalan Malino. Melewati perbatasan Malino - Sinjai Barat kamipun tiba di Sinjai Tengah, rumah husband pukul 8 malam. Ini pertama kalinya aku ke Sinjai. Udara sejuk pegunungan merambati kulitku. Masih dengan blus kuning yang kugunakan ke kantor pagi tadi, aku turun pelan-pelan dari mobil, sedikit malu namun bersiap untuk segala pengalaman dengan keluarga baruku.

Membangun keluarga dan menjadi bagian dari keluarga itu beda ternyata. Membangun keluarga adalah saat kamu memulai segalanya hanya berdua dengan pasanganmu. Seperti merancang AD ART untuk keluargamu dan generasimu sebagai tradisi karena kalian adalah dua orang yang berbeda. Kalau kamu dan partner bersikap terbuka, praktis, global dan milenial, kebanyakan tradisi dari masing-masing keluarga akan dipangkas sepraktis mungkin.

Saat menjadi bagian dari keluarga, kita mungkin akan melakukan dan menemukan hal-hal baru yang lumayan berbeda, misal, kalau biasanya kamu berkunjung ke rumah keluarga, disuguhi kue itu hal yang biasa, tapi disana kita akan disuguhi makanan, dipotongkan ayam dan wajib hukumnya untuk makan. Bayangkan kalau kamu mengunjungi 20 rumah dalam sehari? Gais aku waktu lebaran pertama pagi harinya cuma mengunjungi 11 rumah dan kekenyanganku tiada tara. 4 diantaranya aku gak makan.

Selain itu, kamu akan diminta untuk menginap di rumah2 keluarga itu. Aku gak tau maksudnya apa, tapi mereka bilang supaya aku bisa mengakrabkan diri lagi. Dan memang mereka semua seramah itu. Katanya hampir semua warga disana adalah keluarga, bukan keluarga jauh juga karena rata-rata orang tua disana menikah dengan sesama keluarga sendiri. Kak Arna pernah cerita kalau mertua perempuanku cukup konservatif, ia tak sembarang menerima pasangan untuk anak-anaknya. Cenderung menerima pasangan dari orang yang telah dikenal/keluarga. Akupun akhirnya tahu kalau Kak Arna menikah dengan sepupu satu kalinya. Aku sedikit was-was tapi juga sedih mengingat ini. Bagaimana seandainya mertua perempuanku masih hidup? Apakah aku tetap akan di restui? tapi mertua wanitaku sudah tak ada. Padahal pengen banget akutuh belajar masak-masak dari mertua.

Yang paling sulit bagiku adalah bahasa. Silsilah keluarga juga cukup menantang tapi aku masih bisa belajar dan kebetulan aku suka dengan silsilah. Padahal silsilah keluarga sendiri gak terlalu tau wkwkwkk. Bahasa bugis benar-benar baru bagiku. Seperti pertama kali memulai belajar bahasa Inggris. Tanpa petunjuk apapun. Hanya kata-kata mirip bahasa Makassar atau Indonesia yang biasa kuandalkan. Syukurlah keluarga di Sinjai gak tradisional banget. Kebanyakan tau Bahasa Indonesia. Bahkan rumah-rumahnya cantik, luas-luas dan rumah batu kok. Nggak seperti pikiran orang-orang kalau rumah kampung itu rumah kayu bertingkat. Nggak gaes, rumah-rumah disini cukup mewah. Mungkin karena keluarga suami keturunan bangsawan kali ya? Apalah aku yang buta derajat ~

Akhirnya lebaran sama-sama :*
Bulu Lanceng, ketinggian 400mdpl, 500m dari rumah.
Greenland

Terlepas dari pengalaman bersama keluarga baruku, aku mau mempromosikan sebuah destinasi wisata dekat rumah di Sinjai Tengah. Namanya Wisata Bulu Lanceng. Diambil dari kata bulu yang artinya gunung dan lanceng berarti monyet. Katanya sih disana banyak monyet. Tapi selama ini aku belum liat monyetnya hhehee.

Bulu Lanceng dibangun sejak akhir 2019 dan awal 2020 mulai dibuka. Tempat ini menawarkan keindahan landscape dan panorama pegunungan. Udara yang sejuk, tanah yang hijau, hamparan sawah, pepohonan dan gunung bisa kamu lihat dari tempat ini. Belum lagi keramahan warganya. Terdapat fasilitas berupa anjungan, tempat selfie, flying fox, sepeda gantung, toilet, tempat sampah, tempat parkir, loket masuk, hingga cafe dan warung makan (beberapa proses pengembangan). Intinya sih, tempat ini wajib kamu datangi wahai traveler destinasi wisata alam.

Kurang lebih 6 hari kuhabiskan disana mengenal keluarga suami plus liburan. Ada sesuatu didalam hatiku yang terasa begitu membahagiakan. Pengakuan, kekeluargaan, penerimaan dan rasa prioritas. Oke blog. Sampai jumpa post selanjutnya ^_^