Sabtu, 08 Agustus 2020

Lebaran Pertama Bareng Husband di Sinjai Tengah

Halo. Blog. Ada yang ingin kukatakan sejak tiga hari lalu. Apakah itu? Cuma mau bilang "AKHIRNYA AKU PULANG KAMPUNG" hhehehee...

Tau kan, lahir di Gowa, tinggal di Gowa, besar di Gowa, mau pulang kampung tapi tinggalnya di kampung. Siapa yang senasib sama aku hayo? hhehee.

Jadi gini, habis nikah awal juni kemarin, aku tuh emang belum sempat ke rumah suami di kampung. Isu covid masih panas gais. Aku udah 4x merencanakan sama kasih buat kesana tapi tertunda terus, karena kesehatan menurun, pembatasan zona merah covid, waktu yang mepet dan terakhir itu karena aku ada banyak kerjaan di ruko, cenderung malas sih. Dan kamipun memutuskan pergi menjelang lebaran haji nanti. Jadi kami bisa menghabiskan lebih banyak waktu disana. Tiga hari sebelum lebaran, mertua dan iparku sengaja turun ke Makassar untuk bertemu denganku dan orang tuaku. Jadi pulang kampungnya nanti bareng. 

Mesjid Agung Syech Yusuf Sungguminasa, Ahdan & Kak Arna

Mesjid Syech Yusuf Gowa masih memberlakukan pembatasan, antara lain wajib penggunaan masker, jarak antara jemaah dibatasi per satu meter, dan toilet jemaah wanita ditutup. Mesjid2 lainpun banyak memberlakukan hal seperti ini.


Senyum dulu Kak... Waktu-waktu seperti ini membuatku rindu dengan Kak Utti :')

Hola anak kecil, siap-siap pulang kampung :v

Sesuai rencana, kami berangkat sore tanggal 29 Juli ke Sinjai lewat Jalan Malino. Melewati perbatasan Malino - Sinjai Barat kamipun tiba di Sinjai Tengah, rumah husband pukul 8 malam. Ini pertama kalinya aku ke Sinjai. Udara sejuk pegunungan merambati kulitku. Masih dengan blus kuning yang kugunakan ke kantor pagi tadi, aku turun pelan-pelan dari mobil, sedikit malu namun bersiap untuk segala pengalaman dengan keluarga baruku.

Membangun keluarga dan menjadi bagian dari keluarga itu beda ternyata. Membangun keluarga adalah saat kamu memulai segalanya hanya berdua dengan pasanganmu. Seperti merancang AD ART untuk keluargamu dan generasimu sebagai tradisi karena kalian adalah dua orang yang berbeda. Kalau kamu dan partner bersikap terbuka, praktis, global dan milenial, kebanyakan tradisi dari masing-masing keluarga akan dipangkas sepraktis mungkin.

Saat menjadi bagian dari keluarga, kita mungkin akan melakukan dan menemukan hal-hal baru yang lumayan berbeda, misal, kalau biasanya kamu berkunjung ke rumah keluarga, disuguhi kue itu hal yang biasa, tapi disana kita akan disuguhi makanan, dipotongkan ayam dan wajib hukumnya untuk makan. Bayangkan kalau kamu mengunjungi 20 rumah dalam sehari? Gais aku waktu lebaran pertama pagi harinya cuma mengunjungi 11 rumah dan kekenyanganku tiada tara. 4 diantaranya aku gak makan.

Selain itu, kamu akan diminta untuk menginap di rumah2 keluarga itu. Aku gak tau maksudnya apa, tapi mereka bilang supaya aku bisa mengakrabkan diri lagi. Dan memang mereka semua seramah itu. Katanya hampir semua warga disana adalah keluarga, bukan keluarga jauh juga karena rata-rata orang tua disana menikah dengan sesama keluarga sendiri. Kak Arna pernah cerita kalau mertua perempuanku cukup konservatif, ia tak sembarang menerima pasangan untuk anak-anaknya. Cenderung menerima pasangan dari orang yang telah dikenal/keluarga. Akupun akhirnya tahu kalau Kak Arna menikah dengan sepupu satu kalinya. Aku sedikit was-was tapi juga sedih mengingat ini. Bagaimana seandainya mertua perempuanku masih hidup? Apakah aku tetap akan di restui? tapi mertua wanitaku sudah tak ada. Padahal pengen banget akutuh belajar masak-masak dari mertua.

Yang paling sulit bagiku adalah bahasa. Silsilah keluarga juga cukup menantang tapi aku masih bisa belajar dan kebetulan aku suka dengan silsilah. Padahal silsilah keluarga sendiri gak terlalu tau wkwkwkk. Bahasa bugis benar-benar baru bagiku. Seperti pertama kali memulai belajar bahasa Inggris. Tanpa petunjuk apapun. Hanya kata-kata mirip bahasa Makassar atau Indonesia yang biasa kuandalkan. Syukurlah keluarga di Sinjai gak tradisional banget. Kebanyakan tau Bahasa Indonesia. Bahkan rumah-rumahnya cantik, luas-luas dan rumah batu kok. Nggak seperti pikiran orang-orang kalau rumah kampung itu rumah kayu bertingkat. Nggak gaes, rumah-rumah disini cukup mewah. Mungkin karena keluarga suami keturunan bangsawan kali ya? Apalah aku yang buta derajat ~

Akhirnya lebaran sama-sama :*
Bulu Lanceng, ketinggian 400mdpl, 500m dari rumah.
Greenland

Terlepas dari pengalaman bersama keluarga baruku, aku mau mempromosikan sebuah destinasi wisata dekat rumah di Sinjai Tengah. Namanya Wisata Bulu Lanceng. Diambil dari kata bulu yang artinya gunung dan lanceng berarti monyet. Katanya sih disana banyak monyet. Tapi selama ini aku belum liat monyetnya hhehee.

Bulu Lanceng dibangun sejak akhir 2019 dan awal 2020 mulai dibuka. Tempat ini menawarkan keindahan landscape dan panorama pegunungan. Udara yang sejuk, tanah yang hijau, hamparan sawah, pepohonan dan gunung bisa kamu lihat dari tempat ini. Belum lagi keramahan warganya. Terdapat fasilitas berupa anjungan, tempat selfie, flying fox, sepeda gantung, toilet, tempat sampah, tempat parkir, loket masuk, hingga cafe dan warung makan (beberapa proses pengembangan). Intinya sih, tempat ini wajib kamu datangi wahai traveler destinasi wisata alam.

Kurang lebih 6 hari kuhabiskan disana mengenal keluarga suami plus liburan. Ada sesuatu didalam hatiku yang terasa begitu membahagiakan. Pengakuan, kekeluargaan, penerimaan dan rasa prioritas. Oke blog. Sampai jumpa post selanjutnya ^_^


Senin, 27 Juli 2020

Setengah 2020

Rasa-rasanya baru kemarin aku merayakan 2020, dan setengah tahun sudah berlalu saja. Bahkan aku masih sering salah menulis tahun di pembukuan kantor.
Assalamualaikum^^

Blank bingit blog... Mau nulis apa ya... Aku nungguin cucian baju... Masih dibilas dan ada satu sesi lagi. Udah makan juga, niatnya pengen puasa bentar.

Tadi adalah minggu. Aku pernah bilang hari liburku selalu berlalu tanpa terasa... Hari ini aku cuma tinggal di dapur dan tiba-tiba saja udah jam 4 sore. Mejik beud kan. Aku ngapainn cobaaa??? Ah bangun jam 9 lewat, masak-masak, bikin kue, istirahat, jam 1 siang ke pasar beli kebutuhan rumah ikan dan sayur, pulang jam 2 lewat. Masak-masak lagi, udah jam 4 aja. Jam 4 istirahat, jam 5 jogging bareng husband dan magrib sampai rumah. Di rumah aku maraton nonton drama deh.
Sepanjang jalan kenangan~


ikut fotooo

Oiya, tadi lagi masak di dapur, tiba-tiba do'i datang ganggu2in dan bilang "sudahki kubelikan mobil itu", "ah masa? benaran...", "iye itu adami di bawah, mauki cobaki", Pas ditengok emang ada mobil tapi~
Mobil operasional tapi
 
Beberapa waktu terakhir memang husband sempat singgung soal mobil untuk angkutan kopi. Tapi aku gak tau dia bakalan ambil secepat ini. Selain itu juga aku baru tau kalau prosesnya dibeli terpisah, bukan tukar tambah dengan jazz 1313nya. Aku gak pusing sih. Yang kupedulikan cuma pengen belajar bawa mobil juga :< tapi gak jadi-jadi... Aku yang sibuk atau dia, entahlah...


Sabtu, 25 Juli 2020

Alih-alih menanyakan ada apa, dia memilih mengabaikannya

Halo. Aktivitasku terlalu monoton akhir-akhir ini dan aku selalu insomnia. Jadi tenagaku serasa hilang dan gak sempatin isi blog. Kebetulan hari ini agak kosyong...

Okey, aktivitas monoton yang dimaksudkan adalah
bangun  ~ masak ~ pergi kerja ~ pulang kerja ~ masak ~ cuci baju ~ main hape/nonton ~ tidur.
Gitu aja terus. Pas temu libur/hari minggu berlalunya cepat sekali.

Ah, ada yang baru juga blog,, aku sedang diet. Diet Enak Bahagia & Menyenangkan (DEBM). Inti dietnya adalah no karbohidrat dan glukosa. Protein aja untuk membentuk otot. Jadi lemak akan terbakar oleh sesama lemak itu sendiri untuk menghasilkan tenaga karena karbohidrat sebagai sumber tenaga dihilangkan.
Jadi makanannya apa saja? Telur, ayam, daging. Protein dari sayuran dilarang, kacang dilarang, buah dilarang kecuali alpokat, makan sayuran hanya bisa dilakukan siang hari dengan pantangan beberapa sayur. Ketat bukan? Tapi pakaianku jadi gak ketat lagi berkat ini :'D Sumpah ini diet paling enak dan tak memberatkan yang kutahu hingga saat ini. Walaupun ada sedih2nya karena terkadang kerinduan akan gula serta karbo merayapi perut dan pikiranku. Oh cinna ini itu ~

Aku mau cerita sedikit kehidupan pernikahan.

Sebelum menikah, aku meyakinkan orang tuaku bahwa niat kami baik, ingin mengumpulkan pahala dengan membangun rumah tangga bersama yang samawa. Aku juga meyakinkan orang tuaku bagaimana positifnya dia, bagaimana ia berkomitmen, bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Tentang kami yang telah melalui hal bersama hingga rencana ke depan dimana aku perlu berada disamping untuk mendukungnya, semua kubeberkan. Akhirnya orang tuaku menyetujui. Tak usah ditanya dramanya seperti apa.

Sebelum menikah, aku minta diyakinkan dengan hal sederhana, bagaimana caranya dia membuatku merasakan bunga-bunga, kembang api atau kupu-kupu di hatiku. Tak ada yang terjadi dan tak ada yang ia lakukan. Ia cuma fokus dengan usahanya. Aku kecewa namun mencoba mengerti karena aku tau ia sibuk dan berjuang. Ia hanya menjanjikan perbedaan antara pacaran dan menikah ia akan bersikap lebih baik jika kami telah menikah. Aku menyempatkan waktuku setiap pulang kerja sekedar singgah ke tempatnya, mungkin saja aku akan mendapat kejutan, mungkin ia merencanakan sesuatu, atau mungkin aku yang hanya rindu. Hari berlalu, kamipun tiba pada keputusan sakral, ia datang ke rumahku dan dua minggu kemudian kami menikah. Secepat itu.

***

Setelah menikah,kami pun dikaruni anak yang lucu dan mengepasaskan dia tiap hari rajin mandi dan cuci tangan ,dia sudah kesekolah setiap hari kami gantian mengantarnya dia cantik dan pintar,jarak antara rumah dan sekolahnya sangat dekat sehingga pada suatu hari nanti dia mau kuliah diamerika mau keliling dunia dan membanggakan orangtuanya lalalalala itu aja sekian dan terimakasih.

***

Yah sampai tanda bintang pertama kutuliskan, sebenarnya suasana hatiku penuh gejolak. Aku berusaha menulis prolog yang tak begitu membuncah, yang tenang dan tak tertekan. Walaupun rasanya sesak sekali. Aku tak ingin bicara, tak ingin tersenyum dan tak ingin melihatnya. Ia tak melihat perbedaan sikapku, tak juga menanyakan ada apa padaku hingga dua hari itu. Padahal kelakuanku super mencolok gitu loh. Aku sedih, marah, kesal dan kecewa. Andai membanting-banting pintu, panci, gelas atau piring tak akan merugikan, pasti sudah kulakukan sejak awal.
Aku tau ia tak peka, tapi jiwa sosialnya kemana?? ia bahkan lebih sadar bila sesuatu terasa berbeda dengan anggotanya, nah aku yang paling dekat kenapa tak ia hiraukan? Kenapa ia tak bertanya? Dibanding aku, ia lebih suka bicara dan mendengar google asistennya. Konyol kan? Dosa apa aku blog?
Syukurlah sebelum tulisan ini selesai, aku sudah meluapkan perasaanku padanya. Aku memarahinya, menangis sesenggukan mengeluarkan unek-unekku, memberitahunya ini itu, hingga ia mulai membujuk berusaha menenangkanku dan pusshhhh... Seperti balon yang mengempis rasa kesalku mulai hilang.

Komunikasi adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan, believe me. Gak semua orang mengerti bahasa diam. Apalagi kalau partnermu adalah orang yang gak peka. Marah cuma bikin capek, sedih juga bikin capek. Mending makan, ya kan? hhehee.

Btw tulisan setelah tanda bintang pertama itu bukan aku yang tulis.

Minggu, 05 Juli 2020

After Married - Awal-awal Pernikahan Gaes

Saat Indonesia memberlakukan new normal, aku juga memberlakukan new lainnya, new family. Hal yang selama ini kubayangkan dengan samar-samar dipikiranku kini menjadi sangat jelas. Tak ada lagi keraguan dan tetap ditempat. 
tandatangan surat-surat nikah, nikah corona gaes
Tandatangan surat-surat nikah, nikah corona gaes!

Menikah bagiku adalah hal yang menyenangkan hingga hari ini. Aku menikah dengan do'i setelah saling kenal (bisa dibilang pacaran) 4 tahun lebih. Waktu yang cukup lama, bukan? Aku paling ingat anak-anak di rumah sering mengejekku menyanyikan lagu "kapan kawin" dengan pembaharuan seperti "lima tahun pacaran, tak ada kepastian, yang ada penantian...", Syukurlah sepertinya kita memang adalah dua orang yang berjodoh karena pada akhirnya kita nikah juga.

Resmi, sah gaes.

Pengen jaga jarak tapi rinduuu kalian, love.

Lalu bagaimana rasanya menjadi pengantin baru? Bahagia pasti, kita lebih termotivasi dan merasa tenang. Juga beberapa kebiasaan menjadi berubah. Misalnya, dulu tidur sendiri mau bangun dan mandi jam berapa, beres-beresnya kapan ya mau-mau kita.
Abis nikah, tidur tuh ada yang temani, bangun juga liat dia pengganti guling, mesti siapin sarapan sampai makan malam, mau mandi lama malu, terus lebih rajin beres-beres. Yang terpenting pendapat kita sangat berpengaruh untuk mereka. Ya gitu. Ibu Rumah Tangga.

But gaes,, itutuh cuma bertahan 2 minggu hhahahaa. Syukurlah aku dan husband tinggal terpisah dari orang tua dan keluarga. Jadi kami gak perlu melakukan pencitraan. Wkwkwkk. Kesiangan, terlambat masak ataupun gak sempat siapin makan siang gak jadi hal minus.

Pabrik Kopi Samata

Bebi, Cekrek! (1)

Bebi, Cekrek! (2)

Bebi, Cekrek! (4)

Bebi, Cekrek! (5)

Bebi, Cekrek! (6), eh udah kesel :D Sorry

Sebulan pernikahan kami berlanjut dengan slow, husband bukan tipe yang pemilih soal makanan dan dia juga gak pernah ngatur-ngatur aku. Kita membicarakan pekerjaanku, pekerjaannya, rencana masa depan kami, kesulitan-kesulitan yang kami lalu. Senangnya menikah karena kita punya seseorang untuk berbagi senang ataupun susah.

Minggu ini adalah kali kedua kami menunda rencana keberangkatan ke Sinjai. Yah, I'm married when corona still the hot issues and we dont have large movement. Banyak orang masih kawatir dengan kondisi ini, termasuk penduduk di sana. Jadi kami berusaha menjaga diri sambil menunggu hal-hal sedikit mereda. Selain itu juga sebenarnya karena kondisi husband beberapa kali membuatku kawatir. Saat kamu pernah dicederai oleh sakit/penyakit, kamu wajib hukumnya peduli dengan kesehatanmu, karena ini akan memberikan dampak hingga kedepannya. Percayalah. Aku tau dari pengalaman orang di sekitarku.

Rencana ke depan? Kami sudah merencanakan beberapa hal kebanyakan peningkatan taraf hidup. Tak perlu di jelaskan secara detail. Untuk saat ini aku masih bekerja serabutan di perumahan sembari belajar dasar dan proses menjadi developer. Aku juga berniat serius membantu pemasaran kopi. Aku percaya Malgo akan menjadi besar dan market internasional akan kami capai. Tamat. What a beautiful story.

Selasa, 26 Mei 2020

-9d to Wedding

Hari ini aku menerima transferan uang panaik sesuai yang disepakati waktu itu. Tak kurang dan tak lebih. Nanti aku gak banyak bahas biaya karena yang handel hampir semua uang panaik adalah ibu. Aku gak ngeluarin lagi dana karena biaya2 selanjutnya akan dibebankan pada laki-laki sesuai kesepakatan.

Sembilan hari menuju Hari H,, agenda hari ini sederhana, kita foto studio sekaligus mencari cincin nikah. Gemas banget kan blog. Kita foto couple sekalian buat pas foto nikah. Lokasinya di FX Studio, Jl. Mannuruki. Ini rekomendasi ulasan dari google map. Kita datang jam 12 lewat dan syukurlah gak ada orang jadi gak perlu antri.

Pelayanan super friendly,, ramah banget ga nyesal. Tarif foto couple 150rb,, kurang lebih 13x kutipan foto (masing2 kutipan diambil 2x). Terus cetakannya ada 6 lembar (2 lembar 10R, 2 lembar 6R, 2 Lembar 4R).
Untuk harga pas foto nikah terpisah, harganya 35rb perorang 8 lembar. Karena kita minta pas foto agak banyak (15 lembar), kenanya 50rb perorang. Jadi total biaya foto 250rb.
Berhubung aku merasa disini tempatnya bagus, sekalianlah kami nanyain biaya buat fotografer acara. Yah harganya lumayan murah,, 500rb buat foto even 2-3 jam akad nikah. Kalau dengan video tambah 500rb.
Kalau mau cetak 1 album harganya ada yang sejuta pakai box/peti cantik, Kalau 2 album harganya 1,5juta udah pakai box/peti cantik juga. Contoh yang aku liat tadi itu 2 album + video harganya 2,5juta full prosesi mulai lamaran sampai nikah. Cantik banget tau gak. Tapi budget dan acaraku ga sesuai. Jadi mungkin aku ambil paket foto aja, ga usah ada video atau album, nanti cetak sendiri hhehee.

Next,, mencari cincin nikah. Gais,, emang harus pastikan kamu bersama pasangan yang mencarinya sendiri. Soalnya ada banyak banget ukuran. Salah dikit ya kelonggaran atau kesempitan. Aku sama do'i cari cincin di daerah Somba Opu dekat kopi ujung.
Setelah sedikit jalan, di toko ketiga akhirnya kami mentok sama sepasang cincin disana. Sebenarnya do'i mau emas putih,, tapi karena beberapa pertimbangan kami memutuskan pakai yang sama saja. Di belilah sepasang cincin emas kuning 2,4 gram dengan harga 1,8jt setelah melalui tawar menawar yang panjang.
Do'i gak bisa beliin yang lebih mahal lagi takut biaya lain-lain untuk ke depannya tidak tercover. Masing-masing kamipun memegang satu cincin, saat akad kami akan bertukar.

Pulangnya sekitar jam 3 lewat kita makan dulu kemudian singgah di toko agung membeli beberapa perlengkapan kantor. Terus kembali ke studio foto buat ambil cetakan pas foto dan pulang ke ruko. Do'i siap-siap ke Sinjai urus beberapa dokumen pernikahan.
Aku? Memikirkan kerjaan besok. Hhahahaa. Kapan ambil cuti kantor ya 😁

Sabtu, 23 Mei 2020

Menikah Kilat Persiapan Kurang dari 2 Minggu? Pasti Bisa!

Menikah adalah hal yang didamba-dambakan para jomblowan dan jomblowati serta pasangan-pasangan ilegal (red:berpacaran). Dengan menikah, ke-uwu-an yang tadinya terlihat alay akan berubah romantis. Orang-orangpun akan berhenti memberikan pertanyaan level berat sekelas kapan wisuda dan kapan menikah yang kamu sendiri bahkan tak tahu jawabnya karena jawabnya ada di ujung langit.

Aku sendiri sejak usia 25 tahun sudah berpikir untuk menikah, membuat target paling lambat 27 tahun di bulan agustus sudah berumah tangga sendiri. Tapi berpikir saja tidak cukup jika tak ada kemauan. Beberapa kali do'i menyinggung tentang pernikahan, hanya saja kupikir waktu itu aku masih terikat dengan hal-hal dan belum siap untuk urusan seperti itu.
Hingga suatu hari di akhir maret kemarin, aku merasakan kekosongan. Tak ada tujuan dan ambisi. Mulai malas-malasan. Seringkali galau. Sepertinya kurang refreshing, tapi gak bisa refreshing juga, musim covid gitu...

Kemudian seminggu yang lalu 16 mei, do'i tetiba membahasnya (pernikahan) denganku. Niatnya kusampaikan kepada keluargaku. Tak berlama-lama, tanggal 19 Mei iapun kuundang ke rumah dengan dalih buka puasa bersama untuk mendapatkan kisi-kisi, dan tanggal 22 Mei keluarganya datang secara resmi ke rumah. Ditetapkanlah nominal panaik, mahar, dan lain-lain hingga tanggal akad nikah yang direncanakan 5 Juni 2020 mendatang.


Alhamdulilah hingga saat ini jalan kita semulus itu saja... Kupikir akan ada kerempongan yang haqiqi karena adat pernikahan Bugis Makassar ya tau sendirilah... Kadang memberatkan. Do'i dalam kondisi belum mapan loh saat ini. Uang ada, tapi uang panaik yang ia kumpulkan belum memenuhi ekspektasi orang tua dan keluargaku, disinilah peranku menjadi penting. Sejak ia menyampaikan maksudnya, aku tak henti membujuk Ibu Bapak untuk mempermudah jalannya. Aku sampai mengalami drama anak - orang tua yang lebai, hingga dipimpong-pimpong kayak mengurus administrasi skripsi. Syukurlah berakhir baik.
Jadi gaes kalian yang berniat meminang gadis suku Bugis Makassar jangan pesimis,, banyak kok dari kita berpikir gak perlu uang panaik yang tinggi, yang penting nilainya gak memalukan aja. Yang masuk akal lah jadi bisa di toleransi gitu... Ahhahaa yah sampai seterbuka ini ceritanya.

Hal selanjutnya yang kulakukan adalah membuat ceklis sekaligus 
timeline 13 hari persiapan pernikahan. Disamping itu aku mencari-cari info mengenai proses akad nikah di situasi covid ini. Dan ternyata saat menghubungi Pak Imam, akad nikah bisa dilakukan, tapi resepsi tidak boleh. Tak boleh ada genderang maupun sesuatu yang bisa memancing keramaian. Duh bingung akutuh jadinya.
Dikonfirmasi kembali ke babinsa Taeng. Jawabnya sama, gak bisa sekali. 

Aku memikirkan kembali rencana pernikahanku. Apakah aku akad saja dahulu, pernikahannya nanti saat suasana cukup kondusif, atau tetap melanjutkan seperti rencana awal, resepsi kecil dengan undangan keluarga dan tetangga terdekat. Aku akan memikirkannya setelah lebaran nanti~

 

Minggu, 22 Maret 2020

Gosip

Sekarang tanggal 22 Maret blog.
Ada gosip aku dilamar orang menyebar ke penjuru Taeng. Padahal tidak lamaranji wkwkwkk.Aku santuy aja.
Nikah tahun ini.
Tapi nikah sama kasih? Do I love him? Dia baik. Dan aku ingin menjaga perasaannya. Aku cuma punya alasan ini.
Will everything be alright? As far as our fifth year... We have this shaking sircumtances... Orang ketiga diantara kami ~ Aku yang hampir nikah sama orang lain ~ Aku yang muak diabaikan dan minta putus ~ Dia yang mau menyerah ~ Sisanya kembali baik-baik saja.
Tapi aku kenal dia. Sedikit banyak aku tau sifatnya. Ada satu momen yang membuatku terkejut dan berpikir "Jadi seperti itu, dia bisa pergi kapan saja". Sekalipun dia meyakinkan akan menjaga komitmen ini. Saat itu aku tau, posisiku bisa saja terancam. Dan aku? apa perlu mengancam balik? I dont need to do anything. Aku cukup percaya dengan diriku. Apapun itu, aku bisa melakukan dan melalui banyak hal sendiri. I'm strong enough. Hati yang terluka? Apa hatiku bisa lebih luka lagi? Aku bisa melalui semuanya dan baik-baik saja.