Sabtu, 23 Mei 2020

Menikah Kilat Persiapan Kurang dari 2 Minggu? Pasti Bisa!

Menikah adalah hal yang didamba-dambakan para jomblowan dan jomblowati serta pasangan-pasangan ilegal (red:berpacaran). Dengan menikah, ke-uwu-an yang tadinya terlihat alay akan berubah romantis. Orang-orangpun akan berhenti memberikan pertanyaan level berat sekelas kapan wisuda dan kapan menikah yang kamu sendiri bahkan tak tahu jawabnya karena jawabnya ada di ujung langit.

Aku sendiri sejak usia 25 tahun sudah berpikir untuk menikah, membuat target paling lambat 27 tahun di bulan agustus sudah berumah tangga sendiri. Tapi berpikir saja tidak cukup jika tak ada kemauan. Beberapa kali do'i menyinggung tentang pernikahan, hanya saja kupikir waktu itu aku masih terikat dengan hal-hal dan belum siap untuk urusan seperti itu.
Hingga suatu hari di akhir maret kemarin, aku merasakan kekosongan. Tak ada tujuan dan ambisi. Mulai malas-malasan. Seringkali galau. Sepertinya kurang refreshing, tapi gak bisa refreshing juga, musim covid gitu...

Kemudian seminggu yang lalu 16 mei, do'i tetiba membahasnya (pernikahan) denganku. Niatnya kusampaikan kepada keluargaku. Tak berlama-lama, tanggal 19 Mei iapun kuundang ke rumah dengan dalih buka puasa bersama untuk mendapatkan kisi-kisi, dan tanggal 22 Mei keluarganya datang secara resmi ke rumah. Ditetapkanlah nominal panaik, mahar, dan lain-lain hingga tanggal akad nikah yang direncanakan 5 Juni 2020 mendatang.


Alhamdulilah hingga saat ini jalan kita semulus itu saja... Kupikir akan ada kerempongan yang haqiqi karena adat pernikahan Bugis Makassar ya tau sendirilah... Kadang memberatkan. Do'i dalam kondisi belum mapan loh saat ini. Uang ada, tapi uang panaik yang ia kumpulkan belum memenuhi ekspektasi orang tua dan keluargaku, disinilah peranku menjadi penting. Sejak ia menyampaikan maksudnya, aku tak henti membujuk Ibu Bapak untuk mempermudah jalannya. Aku sampai mengalami drama anak - orang tua yang lebai, hingga dipimpong-pimpong kayak mengurus administrasi skripsi. Syukurlah berakhir baik.
Jadi gaes kalian yang berniat meminang gadis suku Bugis Makassar jangan pesimis,, banyak kok dari kita berpikir gak perlu uang panaik yang tinggi, yang penting nilainya gak memalukan aja. Yang masuk akal lah jadi bisa di toleransi gitu... Ahhahaa yah sampai seterbuka ini ceritanya.

Hal selanjutnya yang kulakukan adalah membuat ceklis sekaligus 
timeline 13 hari persiapan pernikahan. Disamping itu aku mencari-cari info mengenai proses akad nikah di situasi covid ini. Dan ternyata saat menghubungi Pak Imam, akad nikah bisa dilakukan, tapi resepsi tidak boleh. Tak boleh ada genderang maupun sesuatu yang bisa memancing keramaian. Duh bingung akutuh jadinya.
Dikonfirmasi kembali ke babinsa Taeng. Jawabnya sama, gak bisa sekali. 

Aku memikirkan kembali rencana pernikahanku. Apakah aku akad saja dahulu, pernikahannya nanti saat suasana cukup kondusif, atau tetap melanjutkan seperti rencana awal, resepsi kecil dengan undangan keluarga dan tetangga terdekat. Aku akan memikirkannya setelah lebaran nanti~

 

Minggu, 22 Maret 2020

Gosip

Sekarang tanggal 22 Maret blog.
Ada gosip aku dilamar orang menyebar ke penjuru Taeng. Padahal tidak lamaranji wkwkwkk.Aku santuy aja.
Nikah tahun ini.
Tapi nikah sama kasih? Do I love him? Dia baik. Dan aku ingin menjaga perasaannya. Aku cuma punya alasan ini.
Will everything be alright? As far as our fifth year... We have this shaking sircumtances... Orang ketiga diantara kami ~ Aku yang hampir nikah sama orang lain ~ Aku yang muak diabaikan dan minta putus ~ Dia yang mau menyerah ~ Sisanya kembali baik-baik saja.
Tapi aku kenal dia. Sedikit banyak aku tau sifatnya. Ada satu momen yang membuatku terkejut dan berpikir "Jadi seperti itu, dia bisa pergi kapan saja". Sekalipun dia meyakinkan akan menjaga komitmen ini. Saat itu aku tau, posisiku bisa saja terancam. Dan aku? apa perlu mengancam balik? I dont need to do anything. Aku cukup percaya dengan diriku. Apapun itu, aku bisa melakukan dan melalui banyak hal sendiri. I'm strong enough. Hati yang terluka? Apa hatiku bisa lebih luka lagi? Aku bisa melalui semuanya dan baik-baik saja.
 

Senin, 17 Februari 2020

Pelukan yang Membingungkan

15/02/2020

Aku sedikit melow ya blog hhehee.
Do'i dua hari yang lalu masuk rumah sakit lagi.  operasi.
Jadi semalam aku jenguk dia, dan dia cuma sendiri. Keluarganya keluar.. Kita bicara tentang daily activitie dan kopi... Dan entah kenapa dia tiba-tiba memperhatikan lalu memelukku. Rasanya hangat. I wonder kapan terakhir kali aku dipeluk. Sudah lama sekali. Duh hati yang membeku ini jadi sedikit meleleh kan. Anehnya, meskipun hangat, pelukan itu terasa seperti final farewell. Menenangkan yang menggelisahkan. Membuatku blank.

Aku teringat kembali masa-masa yang kulalui dengannya. Akhirnya aku menjalani hubungan yang bertahun-tahun. Hubungan yang polos. Kalau diingat lagi, kami bahkan tak berpegangan tangan hingga bulan ketiga semenjak jadian. Katanya aku terlihat berkilau dan berharga hingga dia terlalu takut bahkan untuk menyentuhku. Me like, "apa-apaan?", dan aku cuma bisa senyum-senyum mengingat kewaspadaannya. Aku dianggurin. Hal-hal selanjutnya? Gak usah diceritakan karena gak ada yang bisa diceritakan.

Tapi aku suka membicarakan orang, benar? Hhehee... Ada hal unik tentang do'i. Sepengamatanku dia itu punya sistem kesehatan berorientasi karma. Aku gak tahu apa kalimat yang bagus, tapi dijelaskan secara gamblang, dia selalu sakit setelah melakukan hal yang buruk/jahat. Maksudku, saat dia melakukan hal-hal tidak baik yang bertentangan dengan kebaikan, dia akan sakit setelahnya. Makanya aku sering sekali curiga kalau menemukan ia dalam keadaan sakit. Apa kesalahannya kali ini, seberapa parahkah itu, dan lain-lain. Unik dan aneh bukan? Katanya, ia pernah berdoa kurang lebih begini, "Ya Allah, jika aku berdosa lebih baik hukumlah aku di dunia daripada di nerakamu". Mungkin malaikat mendengarnya dan tadaaa, kamu mendapatkan yang kau inginkan, dear.
Suatu hari mungkin ia akan membaca isi postingan hari ini dan tersenyum-senyum sendiri.
====

17/02/2020

Hari minggu kemarin aku ikut tes SKD CPNS. Waktunya sangat bagus karena gak perlu ijin di kantor. Aku berangkat sendirian ke tempat tes yang jaraknya 50 menit dari rumah menggunakan si kuning dibantu google map. Padahal udah diwanti udah booking waktunya, tapi kesehatan do'i gak memungkinkan. Disini kemandirianku diuji.
Tes berlangsung tenang dan hasilnya gimana yah, mari kita lihat saat pengumuman bulan depan. Aku bingung nih harus belajar skb atau ngga. Kondisinya gini, passing grade alhamdulilah lulus, tapi perengkingannya aku harap-harap cemas. Ya Allah semoga masuk perengkingan. Kalau masuk perengkingan kan aku bisa jalan-jalan ke Jakarta pakai uang kantor seperti kata Do'i Hhahahaa.

Jumat, 31 Januari 2020

Piring Pecah

Pernah gak kamu lagi makan tiba-tiba piringmu pecah terbelah dua? I did.
Baru saja tadi pagi. Ya Allah... Yang terlintas dipikiranku adalah ~ Nasinya terlalu hot, piringnya murahan, pakai sendoknya terlalu kasar ~
Eh pikiran yang realistis ini malah ditambahkan dengan sesuatu yang tidak rasional ~ Firasat ~
Gila aja. Aku memiliki berat badan yang mendunia (menyerupai dunia, berat men, eh).
Sepertinya ini pertanda aku harus diet memikirkan berat badanku. Nggak nyambung sama piring pecah :'D

Seminggu kemarin adalah hari yang sibuk karena jadwal akad kredit yang tiba-tiba sehingga aku dan tim scs harus mendesak segalanya. Air, listrik, slf, lpa, pajak semuanya diburu. Syukurlah semuanya berjalan sesuai jadwal meskipun ada beberapa kendala di notaris yang tidak diduga. Laku lagi gang rumah, dapat lagi bonus ehhehee. Bonus beng, marketingji yang oke bonusnya. Kita oke-oke saja dikasih bonus berapapun.

Gak terasa blog, satu bulan terlalui di tahun ini. 11/12 tahun menuju 2021. Kurasa aku punya beberapa surat dari masa lalu ke tahun ini. Di cek sih gak banyak... Tapi ada juga pesan yang kutujukan buat suami masa depanku di Agustus 2020 ini. Gimana dong... Aku mau nikah before august :(
Kalau soal minta-minta aku mah selalu minta sama yang di Atas, sepertinya aku perlu berjuang lagi nih~
letter to future






Rabu, 15 Januari 2020

Semoga Kami juga Disegerakan, Amin.

adp, sani, dian, caca, ana
What a lovely days. Saat kami yang waktu kecil reuninya ngumpul bareng di rumah nenek, manjat-manjat pohon markisa di kebun, saling pamer apa-apa sekunci-kunci dunia, beranjak remaja saling curhat dan berbagi cerita, akhirnya dewasa masih di dunia para cewek, tau-tau aja udah ada yang nikah. Sangat mengharukan, sungguh. 

Dia sepupu satu kaliku, namanya Sri Hardianti Haris. Namanya sangat umum, saking umumnya ia bahkan memiliki senior, teman angkatan dan junior yang namanya sama dengannya. Baru-baru ini berhasil menurunkan berat badan hingga 5 kilogram. Berat badan dan tingginya ideal, tapi pipinya gak berubah. Selalu cubby. Meski begitu, sepertinya pipi itu adalah aset, ciri khas dan daya tarik tersendiri. Jika ia tersenyum, orang-orang akan berpikir kalau dia sangat lucu dan manis. Aku bahkan kenal seorang juniorku yang mungkin masih terpana dengan senyumannya. Radennn XD.

Baru saja tahun 2019 lalu kami berdebat tentang siapa yang akan duluan menikah tahun itu. Sepertinya bukan tanpa persiapan dan alasan, ternyata ia memang sudah mengancang-ancang dan jadilah awal tahun 2020 ini sebuah pesta dengan namanya dan calon pasangan diundangan beserta nama keluarga yang turut mengundang. Bagaimanapun, sebuah pembuktian lebih baik dibanding hanya kata-kata.
Perjalanannya terlihat sangat mulus, menyelesaikan sarjana tepat waktu, bekerja, menyelesaikan pascasarjana tepat waktu, bekerja, menikah. Semua dijalani kurang dari delapan tahun. Andai aku juga begitu dari dulu.
 
Yah, semoga kamu menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah dear, dan semoga kami yang lain juga disegerakan, Amin. Maafkan doaku yang sedikit egois karena hari bahagianya ini malah menyertakan doa untukku dan yang lain juga.

Selasa, 14 Januari 2020

Itu Aja

Year after year, gak terasa aja udah 4 tahun.
Bulan ini, 4 tahun yang lalu seorang asing mendatangiku dan menyampaikan perasaannya.
Pikirku, he's such a random guy. We just meet once before. Berani sekali dia.
Tapi aku tak keberatan dengan ke-random-an ini. I'm single right? And i wanna live the romance.
Syalalaaa...

Diary romansapun dimulai ^_^

.
.


Just Kidding.

Awalnya aku eksaitid, seolah cerita baru dari akhir dramaku menanti. Sesuatu yang pasti menyentuh dan lebih baik.
Ternyata espektasi dan realita itu jauh berbeda. Mungkin karena aku menjadikan romansa di buku-buku novel, film, dan lagu cinta sebagai patokan. Jatuhnya sangat berbeda. Darah melankolisku jadi sia-sia.
Pertama, aku dan dia mirip. Kami pendiam dan punya dunia masing-masing. Jadi aku diam dan sibuk sendiri, so do him. Romance berkembang sangat lambat. Rasanya lebih lambat dibanding perputaran bumi terhadap matahari.
Kedua, meskipun aku suka diperhatikan, tapi aku tak bisa mengubah kebiasaanku yang tidak pedulian. Aku masih sering lama membalas pesan-pesan dan suka kesendirian seperti sebelum-sebelumnya.
Ketiga, aku gak ingin memberikan alasan lainnya lagi hhahahaa. Aku terlalu mencari-cari. Intinya, dia adalah cerminan diriku meskipun ada beberapa yang beda sih.

Jadi pada tahap ini kurasa aku siap untuk apapun itu. Entah harus berakhir atau mungkin jadi abadi. Aku gak tau mau nulis apa sebenarnya blog hhehee. Udah itu aja.


Sabtu, 11 Januari 2020

Halo 2020

Halo tahun baru. Ciyyee 2020~
day 1, 2020. Ke lauttttt
Resolusi 2020 :
1. Menikah.
2. Bebas hutang.
3. Lulus CPNS.
4. Jual rumah 20 unit.
5. Punya saving 8 digit.
6. Buka cabang supplier sprei resleting di Makassar/Gowa.
7. Buka usaha snack/drink gerobak kontainer bareng anak-anak.
Orientasi resolusinya sedikit materialis. Semoga semuanya tercapai Amin.

Akutuh kadang merasa lucu. Setiap tahun membuat resolusi, dievaluasi syukur-syukur kalau bisa tercapai 40%. Soalnya pas dijalani malah lari kemana-mana. Tapi gapapa kan blog? Resolusi untuk menentukan tujuan, target dan fokus. Semangat.
Jadi langkah berikutnya yang akan kulakukan dalam jangka dekat ini (triwulan) adalah :
Poin 2, 4 dan 7, sambil mempersiapkan poin 3 dan 6.

Hari-hariku minggu lalu begitu tenang. Aku merasa tidak nyaman, kenapa ya? seolah ada badai yang akan menerjang. Mari abaikan. Apa yang harus kutulis sekarang blog? Tentang masa depan? Masa lalu? atau masa kini? Sebenarnya menulis aktivitas itu membosankan. Aku jelas lebih suka membicarakan perasaanku. Bagaimana jika membicarakan masa kini?
Baiklah, here it is.

Ada kalimat yang menggangguku sejak kemarin, bunyinya gini, "Emosi luka batin adalah emosi atau perasaan negatif yang terpendam lama dan biasanya warisan dari masa kecil  atau masa lalu. Luka batin mempengaruhi semua aspek kehidupan, membelenggu dan membatasi pemikiran seseorang dalam tingkatan tertentu." Kalimat ini seperti menyinggungku blog. Selama ini memang rasanya aku terbatasi, dan entah kenapa setelah membaca kalimat ini seperti menemukan jawaban.
Aku punya satu sifat, memendam dan menyimpan perasaan. Jika kesal, aku lebih memilih diam dan tidak peduli. Orang berpikir itu cuek, tapi akutuh sebenarnya baper T.T Untungnya, aku pelupa. Jadi tidak banyak hal yang kuingat. Tapi kalau dipaksakan ya pasti keingat. Perasaan yang terpendam ini rasanya menjadi hidup dan memakan semua kreativitas dan ideku. And here I am. Menjadi terbatas. Plot yang masuk akal bukan? Atau aku cuma mencari-cari alasan untuk ketidakproduktifanku. Ahh ini bukan novel.

Rasanya sekarang aku tak punya hati. Maksudku, aku tak memiliki apa sih namanya,, kalau di twilight waktu bella ditinggal sama edward dan dia kayak orang bingung dan mencari penampakan edward dengan memancing adrenalin. Gimana ya kalimatnya,, kurang kena.
Eksaitid, debaran, motivasi, adrenalin. Perasaanku ada hubungannya dengan kata-kata ini.
Atau aku cuma mau bilang BOSAN. Seperti aku tak lagi memproduksi hormon serotonin dan dopamin. Aku gak bahagia :') Apa aku gak sebersyukur itu? Do'i bilang aku sering-seringlah sholat dan ngaji. Ehhee. Akhirnya aku mulai ngaji dan ngaji itu ada sedikit efek candunya ya. Kok bisa? Rasanya pengen terus ngaji aja. Gaiss, mengaji itu pelarian sempurna buat kekosongan dan kebosanan kamu!! Percaya deh!