Rabu, 15 Januari 2020

Semoga Kami juga Disegerakan, Amin.

adp, sani, dian, caca, ana
What a lovely days. Saat kami yang waktu kecil reuninya ngumpul bareng di rumah nenek, manjat-manjat pohon markisa di kebun, saling pamer apa-apa sekunci-kunci dunia, beranjak remaja saling curhat dan berbagi cerita, akhirnya dewasa masih di dunia para cewek, tau-tau aja udah ada yang nikah. Sangat mengharukan, sungguh. 

Dia sepupu satu kaliku, namanya Sri Hardianti Haris. Namanya sangat umum, saking umumnya ia bahkan memiliki senior, teman angkatan dan junior yang namanya sama dengannya. Baru-baru ini berhasil menurunkan berat badan hingga 5 kilogram. Berat badan dan tingginya ideal, tapi pipinya gak berubah. Selalu cubby. Meski begitu, sepertinya pipi itu adalah aset, ciri khas dan daya tarik tersendiri. Jika ia tersenyum, orang-orang akan berpikir kalau dia sangat lucu dan manis. Aku bahkan kenal seorang juniorku yang mungkin masih terpana dengan senyumannya. Radennn XD.

Baru saja tahun 2019 lalu kami berdebat tentang siapa yang akan duluan menikah tahun itu. Sepertinya bukan tanpa persiapan dan alasan, ternyata ia memang sudah mengancang-ancang dan jadilah awal tahun 2020 ini sebuah pesta dengan namanya dan calon pasangan diundangan beserta nama keluarga yang turut mengundang. Bagaimanapun, sebuah pembuktian lebih baik dibanding hanya kata-kata.
Perjalanannya terlihat sangat mulus, menyelesaikan sarjana tepat waktu, bekerja, menyelesaikan pascasarjana tepat waktu, bekerja, menikah. Semua dijalani kurang dari delapan tahun. Andai aku juga begitu dari dulu.
 
Yah, semoga kamu menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah dear, dan semoga kami yang lain juga disegerakan, Amin. Maafkan doaku yang sedikit egois karena hari bahagianya ini malah menyertakan doa untukku dan yang lain juga.

Selasa, 14 Januari 2020

Itu Aja

Year after year, gak terasa aja udah 4 tahun.
Bulan ini, 4 tahun yang lalu seorang asing mendatangiku dan menyampaikan perasaannya.
Pikirku, he's such a random guy. We just meet once before. Berani sekali dia.
Tapi aku tak keberatan dengan ke-random-an ini. I'm single right? And i wanna live the romance.
Syalalaaa...

Diary romansapun dimulai ^_^

.
.


Just Kidding.

Awalnya aku eksaitid, seolah cerita baru dari akhir dramaku menanti. Sesuatu yang pasti menyentuh dan lebih baik.
Ternyata espektasi dan realita itu jauh berbeda. Mungkin karena aku menjadikan romansa di buku-buku novel, film, dan lagu cinta sebagai patokan. Jatuhnya sangat berbeda. Darah melankolisku jadi sia-sia.
Pertama, aku dan dia mirip. Kami pendiam dan punya dunia masing-masing. Jadi aku diam dan sibuk sendiri, so do him. Romance berkembang sangat lambat. Rasanya lebih lambat dibanding perputaran bumi terhadap matahari.
Kedua, meskipun aku suka diperhatikan, tapi aku tak bisa mengubah kebiasaanku yang tidak pedulian. Aku masih sering lama membalas pesan-pesan dan suka kesendirian seperti sebelum-sebelumnya.
Ketiga, aku gak ingin memberikan alasan lainnya lagi hhahahaa. Aku terlalu mencari-cari. Intinya, dia adalah cerminan diriku meskipun ada beberapa yang beda sih.

Jadi pada tahap ini kurasa aku siap untuk apapun itu. Entah harus berakhir atau mungkin jadi abadi. Aku gak tau mau nulis apa sebenarnya blog hhehee. Udah itu aja.


Sabtu, 11 Januari 2020

Halo 2020

Halo tahun baru. Ciyyee 2020~
day 1, 2020. Ke lauttttt
Resolusi 2020 :
1. Menikah.
2. Bebas hutang.
3. Lulus CPNS.
4. Jual rumah 20 unit.
5. Punya saving 8 digit.
6. Buka cabang supplier sprei resleting di Makassar/Gowa.
7. Buka usaha snack/drink gerobak kontainer bareng anak-anak.
Orientasi resolusinya sedikit materialis. Semoga semuanya tercapai Amin.

Akutuh kadang merasa lucu. Setiap tahun membuat resolusi, dievaluasi syukur-syukur kalau bisa tercapai 40%. Soalnya pas dijalani malah lari kemana-mana. Tapi gapapa kan blog? Resolusi untuk menentukan tujuan, target dan fokus. Semangat.
Jadi langkah berikutnya yang akan kulakukan dalam jangka dekat ini (triwulan) adalah :
Poin 2, 4 dan 7, sambil mempersiapkan poin 3 dan 6.

Hari-hariku minggu lalu begitu tenang. Aku merasa tidak nyaman, kenapa ya? seolah ada badai yang akan menerjang. Mari abaikan. Apa yang harus kutulis sekarang blog? Tentang masa depan? Masa lalu? atau masa kini? Sebenarnya menulis aktivitas itu membosankan. Aku jelas lebih suka membicarakan perasaanku. Bagaimana jika membicarakan masa kini?
Baiklah, here it is.

Ada kalimat yang menggangguku sejak kemarin, bunyinya gini, "Emosi luka batin adalah emosi atau perasaan negatif yang terpendam lama dan biasanya warisan dari masa kecil  atau masa lalu. Luka batin mempengaruhi semua aspek kehidupan, membelenggu dan membatasi pemikiran seseorang dalam tingkatan tertentu." Kalimat ini seperti menyinggungku blog. Selama ini memang rasanya aku terbatasi, dan entah kenapa setelah membaca kalimat ini seperti menemukan jawaban.
Aku punya satu sifat, memendam dan menyimpan perasaan. Jika kesal, aku lebih memilih diam dan tidak peduli. Orang berpikir itu cuek, tapi akutuh sebenarnya baper T.T Untungnya, aku pelupa. Jadi tidak banyak hal yang kuingat. Tapi kalau dipaksakan ya pasti keingat. Perasaan yang terpendam ini rasanya menjadi hidup dan memakan semua kreativitas dan ideku. And here I am. Menjadi terbatas. Plot yang masuk akal bukan? Atau aku cuma mencari-cari alasan untuk ketidakproduktifanku. Ahh ini bukan novel.

Rasanya sekarang aku tak punya hati. Maksudku, aku tak memiliki apa sih namanya,, kalau di twilight waktu bella ditinggal sama edward dan dia kayak orang bingung dan mencari penampakan edward dengan memancing adrenalin. Gimana ya kalimatnya,, kurang kena.
Eksaitid, debaran, motivasi, adrenalin. Perasaanku ada hubungannya dengan kata-kata ini.
Atau aku cuma mau bilang BOSAN. Seperti aku tak lagi memproduksi hormon serotonin dan dopamin. Aku gak bahagia :') Apa aku gak sebersyukur itu? Do'i bilang aku sering-seringlah sholat dan ngaji. Ehhee. Akhirnya aku mulai ngaji dan ngaji itu ada sedikit efek candunya ya. Kok bisa? Rasanya pengen terus ngaji aja. Gaiss, mengaji itu pelarian sempurna buat kekosongan dan kebosanan kamu!! Percaya deh!

Kamis, 26 Desember 2019

26 12 19

Aku udah nulis beberapa paragraf buat cerita seperti janji pada postingan sebelumnya, tapi stop dulu ya Blog. Bingung mau cerita gimana lagi. Mari istirahat sejenak.
Hari ini aku libur karena tanggal merah dan menjalani hari yang santuy. Well gak sesantai itu juga sih... Aku menghabiskan waktu di kebun depan tanggul dari pagi sampai siang beberes lahan melakukan hobi baruku. Bercocok tanam. Sama Bapak sih. Akhir-akhir ini rasanya stress. Dan back to nature membuat perasaanku membaik. Kamu juga harus coba menghilangkan stres dengan memelihara dan merawat tanaman. Yakin kepenatan dan stres jadi berkurang.
Di kebun aku menemukan banyak sekali sumber daya. Ada pohon kelor, kunyit, temu kunci, talas, coklat, pisang dan lain-lain. Semua tumbuh tak terarah. Akupun gemas dan merasakan panggilan alam. Tanaman cabe dan kacang panjangku udah tumbuh hampir setengah meter, sementara aku bersihin lahan buat tanam jagung. Udah ditanam sih. Tanganku jadi kasar dan betisku pegal sejak hari minggu. Mungkin kebanyakan jongkok berdiri buat cabut-cabut si rumput liar.
Anak-anakku, berbahagialah tumbuh dan hidup panjang :*
Keesokan harinya, aku masuk kerja tapi tidak fokus. Syalalaa. Aku punya sebiji jerawat di dahi, dekat rambut. Ini sangat mengganggu karena tiap tersentuh seolah aku membuat kepalaku sakit. Ini jerawat atau bisul?
Hari itu juga sempat bantu-bantu proses opening warkopnya si do'i. Aku bertemu dengan seluruh keluarga intinya. Anehnya aku tak merasa deg-degan. Bertahun-tahun pacaran dan kali pertama bertemu keluarganya. Disaat aku merasa inilah akhirnya. Konyol kan? Apakah kuteruskan atau kuhentikan? Sejujurnya blog, aku sedih karena aku merasa beberapa waktu ini aku yang terus mendatanginya. Seperti tak punya harga diri. Karena itu saat ia berusaha membicarakan masa depan, aku tak begitu positif merespon. Aku memintanya melakukan sesuatu yang membuatku senang, sesuatu yang bisa mencuri hatiku. Lihatlah, sejak permintaan ini kukatakan, tak ada apapun yang dilakukannya. Ia fokus melakukan hal lainnya. Ia hanya fokus pada tujuannya. Tidak mempertimbangkanku dan tidak mendengarkanku, begitulah ia.
Akhirnya aku membuat skenario perpisahan ini, aku akan menemaninya saat terpuruk, saat berjuang, dan ketika ia sudah hidup dengan baik, aku akan pergi. Tamat. 
Kenapa rencanaku sangat jelas kutuliskan? Karena ia tak membacaku! Lalu bagaimana dengan orang lain yang membacaku? Aku gak peduli. Titik.

Selasa, 17 Desember 2019

17 12 19

Jadi aku sudah mode publik kembali Blog. 
Kepercayaan diriku muncul dan sebentar lagi aku bertambah tua.

Baru saja aku membuka-buka buku di (bekas) kamar nenek. Awalnya aku mencari buku tentang kesehatan yang kutaruh di kamarku namun dipindahkan Ibu. Akhirnya malah membongkar semua buku dan ada beberapa buku yang menarik perhatianku.
si penarik perhatian
Diatas adalah foto beberapa buku itu. Yang pertama adalah buku perpustakaan desa tentang pengelolaan sistem kearsipan dan administrasi keuangan. Aku perlu siap-siap untuk hal-hal yang lebih besar dikantor kedepannya. Ibu Asma berpikiran besar kalau tidak selamanya toko bangunan ada di ruko. Kelak ruko akan menjadi kantor yang ekslusif. Akupun harus mempersiapkan diri menjajaki karir lebih tinggi dibandingkan terus menerus menjadi admin marketing hhuahahahaa.

Lalu ada buku 9 personal genetik hasil tes STIFIN. Aku cuma mau baca-baca kembali supaya bisa lebih memahaminya. Kenapa aku yang harus selalu berusaha mengertiiiii X(

Diatas adalah diary masa lalu. Dirly. Aku gak paham kenapa semua diariku yang lain disingkirkan namun dia masih tersisa ditumpukan buku2. Tapi setelah membacanya kembali, mungkin aku bisa mengerti. Aku sengaja menyisakannya. Untuk mengenang waktu, saat aku mengalami pasang surut perasaan yang benar-benar jujur. Tanpa dibuat-buat dan tanpa pura-pura. Bagaimana aku meledak-ledak melepaskan seluruh emosiku didalam buku itu. Bahagia, sedih, rindu, marah, kecewa. Bahkan jika kubaca kembali, aku merasa eww. Perasaan menyenangkan itu hhahahaa.

Terakhir adalah buku catatan kuliahku. Aku ingat semasa kuliah aku selalu bertukar cerita dengan Rini melalui buku. Tapi bukan buku hijau kotak itu. Dibuku itu hanya ada cerpen-cerpen setengah jadi dan gambar dosen-dosen yang pernah mengajariku. Aku merasa lucu.
Tapi akhirnya setelah bertahun-tahun aku bisa keluar dari kampus itu dengan gelar dibelakang namaku. Seharusnya aku melakukan itu sejak dulu.
wisuda ditemani 2 mama dan 1 ibu
Apakah ini semuanya yang ingin kuceritakan? tentu saja tidak blog. Postingan selanjutnya aku akan menceritakan hal yang dramatis. Hal yang membuatku patah hati dan selalu ingin menangis jika mengingatnya.

Sabtu, 09 November 2019

Hi November 2019

My sight is getting worse. Kurasa aku sudah tak mampu berhadapan dengan monitor baik komputer ataupun hape dalam waktu yang lama. Sakit blog. Apa ini karena radiasi yang terus menerus atau karena usia yang menua? Awalnya aku melihat cahaya dibagian putih mataku, tiga hari ini aku hanya melihat garis seperti urat berwarna merah. Aku meyakinkan diri kalau ini hanyalah efek dari insomniaku.
Semalam aku mimpi buruk. Mungkin terbawa suasana saat aku menyatakan ke orang tuaku kalau aku siap-siap saja jika ada yang sudah datang tak peduli siapapun. Jodoh itu gak akan kemana. Akhirnya bersambung ke mimpi, aku diperkenalkan dengan orang baru yang tidak tahu siapa orangnya sambil saling mengenal aku juga masih tetap menjaga hubungan dengan do'i. Alhasil suatu hari keduanya bertemu dalam suasana yang romantis, mereka saling bertanya masing-masing apa hubungannya denganku. Mereka terkejut merasa dibohongi dan dihianati, akhirnya aku ditinggal. Seorang diri. Such a dream.
Padahal dalam 3 tahun terakhir aku sudah begitu setia. Aku tidak dekat dengan siapa-siapa dan tidak membuka jalan buat siapapun. Sedih juga kalau kupikir-pikir. Tiga tahunku T,T Wanita adalah sosok yang senang dimanja dan perhatikan. Dan jika flashback kemasa itu, yang ada dipikiranku adalah winter. Dingin cuy. Aku butuh summer yang seksi.
Preferensi setiap orang mungkin berbeda. Bagaimanapun, jika kupikirkan kembali, kamu menerima apa yang kamu beri. Jika aku memang tidak perhatian, untuk apa aku berharap mendapat perhatian berlebih? Itu terlalu mewah. Alasan lainnya, aku kawatir perhatian hanya akan menghambatku. Aku percaya dengan diriku dan aku lebih suka dilihat sebagai perempuan yang mandiri dibanding mengandalkan orang lain.

Selasa, 29 Oktober 2019

29 Oktober 2019

Hari minggu kemarin aku jalan-jalan ke Wisata Pantai Topejawa bareng si do'i. Ajakin Ibu juga tapi Ibu gak mau. Anak-anak sih banyak tapi  aku malas urusin anak-anak.
Perjalanan dari rumah (Pallangga) kesana kurang lebih sejam setengah. Salcis dan Dolping menghubungi waktu aku di jalan. Pengen ajak mereka, tapi do'i bilang gak usah.
Ciee... Yang mau duaan aja... Bukan deng, tungguin mereka pasti lama, harus dijemput pula. Jadi aku kasihtau ke mereka kalau mau nyusul ayoo ketemu disana. Walaupun akhirnya gak ada yang datang.
Sepanjang perjalanan kami membicarakan apa ya? Apalagi kalau bukan tentang kegiatan terkini dan rencana masa depan. Kita membahas pekerjaan, kantor, kopi, kelapa merah, rumah dan seterusnya.
Aku gak ngomong saja kalau udah ada yang coba bertanya-tanya ke orang tuaku mencoba menjodohkan anaknya denganku :( Aku harus gimana blog?? Aku takut memberitahunya akan membuatnya tersinggung, tapi kalau gak diberitahu justru kejadiannya sama seperti yang lalu, menyalahkanku yang tidak mengkomunikasikan dengannya.
Dia yang sedang berjuang ngumpulin uang tapi belum cukup-cukup juga dan tak kunjung menemui orang tuaku membuatku mulai berpikir apa yang salah. Apa sebenarnya ia tak seserius itu... Aku gak mau mikirin aaa..aaa...aaa...aaaaa.
Tapi aku terus mikirin. Aku bahkan melakukan hal yang malas kulakukan, memeriksa ponselnya. Riwayat log panggilan, pesan, medsos, history pencarian, galeri. Bersih. Semuanya tak ada yang aneh. Aku merasa sedang menyelidiki psikopat. Pencarian berbau aneh dan hal kotorpun tidak ada. Sebenarnya aku sedang mencari apa?

Mari singkirkan pembahasan itu dahulu. Seminggu kemarin aku beraktivitas dengan normal. Tak ada ijin tapi aku melakukan beberapa kegiatan setiap pagi jadi sampai tempat kerja biasanya telat satu jam hhehee. Tanggal 25 Oktober aku mau pergi ke acara ukm di unhas, tapi malas karena cuaca terus-terusan panas. Aku gak kuatt. Aku selalu mengecek ramalan cuaca.
Cuaca seminggu terakhir di Gowa
Lalu ada yang menghubungiku, hapeku yang dicuri berpindah tangan lagi. Tapi aku masih kesal jadi beberapa kali ku aktifkan bunyinya. Kadang ditengah malam. Supaya mereka tau rasa.
Pencarian lokasi hp yang dicuri sejak januari 2019 lalu
Yang lainnya, booth jualanku udah ada di kantor. Aku diarahkan buat cari lokasi untuk menyimpan benda ini. Rencananya aku mau menjual minuman es yang viral itu, tapi bos sendiri cenderung lebih ke es teler dan es pisang ijo. Akupun mikir. 
Booth jualankoe
Terakhir adalah foto-foto di Wisata Topejawa. Aku yakin kalau luarannya (kolam, taman) sudah banyak yang jelajahi. Jadi aku mau ke wilayah saunanya aja yang bagian dalam.
hola
ini adalah rest place, gratis. Ada baruga kalau kamu mau datang rame2, sewanya 30rb perjam. Sebelah kanannya ada musollah, toilet, kebelakang ada tempat bilyar, sauna dan gedung serbaguna


Bilyard 20rb perjam, tapi kalau kita sewa gedung, udah termasuk tempat bilyar.
Disamping batang itu adalah gedung yang sewanya 5juta permalam. Udah termasuk dekorasi dan sound sistem
Masuk sauna ada ruang loker. disewa juga lokernya. kalau gak salah 20rb.
Ada room didalamnya, 4 bed (bisa 7-8 orang) tarif semalam 3jt, 8 bed (bisa 15-16 orang) tarif semalam 5jt

tempat saunanya cantik, 70rb perjam
bisa cold water, steam, dan hot water.

Ada tempat fitnes dan reflexy
Ada hotelnya juga yang aku gak tau tarifnya tapi ada 60 kamar disana. Apalagi ya...

Ahh, wanitaku Marini mengikuti PON terakhirnya tahun ini. Sepertinya kemarin ia berangkat ke Jakarta. Semoga dapat medali emas. Amiin.
Ada Tania juga yang menginap di rumah. Ya Allah mamamu sudah jauh nak, it is broken me a lot kalau mengingat mamanya, satu-satunya kakak yang kumiliki, harus pergi lebih dahulu :(