Menyebalkaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! GGGGrrrrHHHHHHHHHHhhhh!!! ballisik ballisikk ballisikkkkkk!!!!!! Ini hari paling menyebalkan sedunia. This man, he is really annoyed my mood.
Hari ini libur blog, tanggal merah. Aku bangun pagi2 buta, beraktivitas, dan bersiap menjemput Jiji di bandara. Sayangnya plan menjemput menggunakan kendaraan roda empat harus berakhir menjadi roda dua by me. It is okay, aku tak mengeluh banyak dan langsung pergi. Di perahu, aku online dan melihat statusku dikomentari oleh orang istimewa ini. I think he is jealous dan tak tahu kenapa hal itu membuatku senang. Aku tersenyum-senyum sepanjang perjalanan ke bandara. Hariku terasa sangat indah. Ditambah lagi langit yang bersahabat seolah mendukung dengan tidak membiarkan matahari muncul hingga aku tiba di tujuan. Sangat sempurna!
Jiji sampai dan ternyata bawaannya bukan ukuran roda dua. Tapi kupikir daripada harus bayar taksi, mending duitnya buatku saja hhee. Dipaksalah semua barang2 itu. Kekasihku Jhonny harus bertahan selama sejam dengan semua beban itu. Pukpuk, kan kemarin sudah diservis gapapa ya sayangg... Besok kita mandi yang bersih. And... we arrive at home dengan selamat jam 13.00 setelah lunch mi titi di dekat kampus.
Kelelahan dan kekenyangan adalah apa yang kurasakan. Hal terbaik yang bisa kulakukan selanjutnya adalah tidur. Aku tidur tapi tak tidur. Jadi sejam berbaring tanpa tidur itu, kuputuskan bangun dan bemain dengan anak-anak.
Magrib tiba, as the plan, kita pergi ke "pengajian". Aku excited blog, tak mencoba menolak dan pergi sesuai rencana. Walaupun sejak awal aku memang sudah sedikit merasa aneh karena tak pernah dijelaskan detailnya. Kupikir ini pengajian biasa, dan memang ini pengajian biasa dengan seorang ustad yang menyampaikan dakwah, dalil, diskusi dan tanya jawab seputar Islam, apalagi menjelang Ramadhan. Ini adalah hal yang berarti dan bagus.
Hanya saja... kupikir ia salah membawaku. Karena disana adalah orang-orang dari komunitas tertentu atau setidaknya mereka saling mengenal. Aku merasa seperti outsider, mahluk asing diantara semua wanita2 itu. Sedih rasanya blog, saat kamu tiba disuatu tempat dan tak ada yang menyambut. Aku tak berharap disambut, tapi tak mungkin juga kan tiba-tiba mengakrabkan diri sok kenal... Semua seolah menatapku aneh. Belum lagi masalah penampilan, bayangkan anak kecil saja disana pakai jilbab syar'i. Semuanya syar'i beberapa dengan cadar. Aku? Pakai jilbab seadanya, datang juga sama pacar. Sangat bersyukur karena jeans ngepres tadi tak jadi kugunakan. Benaran, rasanya kayak orang paling berdosa. Aku seperti berada di tempat yang salah. Dan aku tau ini akan menjadi malam yang panjang. Merasa sendirian dan asing. Perasaan gelisah itu tak jua hilang hingga sesi dakwah berakhir. Kuputuskan menghubungi pria itu (yah aku sedang marah tak ingin menyebut namanya) dan meminta pulang saat itu juga. BERKALI-KALI. Guess what? He doesn't care. Dia tak peduli. Dia tak memperdulikan permintaan berkali2ku. Permintaan dari perempuan yang katanya sangat ia sayangi.
Jujur kecewa blog. Ini bukanlah permintaan seperti "bawakan aku bulan", ini cuma semacam "tolong tenangkan aku dan buat aku nyaman". Dia tidak peduli. Dia tak mau tahu bagaimana perasaan perempuan ini. Aku tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika sikap tak mau tahunya itu akan berlanjut sampai di jenjang pernikahan. Just stay away, dont touch me, dont talk to me, dont come to me, do not even breath!!! Aku tak ingin bicara denganmu seminggu ke depan.
Hari ini libur blog, tanggal merah. Aku bangun pagi2 buta, beraktivitas, dan bersiap menjemput Jiji di bandara. Sayangnya plan menjemput menggunakan kendaraan roda empat harus berakhir menjadi roda dua by me. It is okay, aku tak mengeluh banyak dan langsung pergi. Di perahu, aku online dan melihat statusku dikomentari oleh orang istimewa ini. I think he is jealous dan tak tahu kenapa hal itu membuatku senang. Aku tersenyum-senyum sepanjang perjalanan ke bandara. Hariku terasa sangat indah. Ditambah lagi langit yang bersahabat seolah mendukung dengan tidak membiarkan matahari muncul hingga aku tiba di tujuan. Sangat sempurna!
Jiji sampai dan ternyata bawaannya bukan ukuran roda dua. Tapi kupikir daripada harus bayar taksi, mending duitnya buatku saja hhee. Dipaksalah semua barang2 itu. Kekasihku Jhonny harus bertahan selama sejam dengan semua beban itu. Pukpuk, kan kemarin sudah diservis gapapa ya sayangg... Besok kita mandi yang bersih. And... we arrive at home dengan selamat jam 13.00 setelah lunch mi titi di dekat kampus.
Kelelahan dan kekenyangan adalah apa yang kurasakan. Hal terbaik yang bisa kulakukan selanjutnya adalah tidur. Aku tidur tapi tak tidur. Jadi sejam berbaring tanpa tidur itu, kuputuskan bangun dan bemain dengan anak-anak.
Magrib tiba, as the plan, kita pergi ke "pengajian". Aku excited blog, tak mencoba menolak dan pergi sesuai rencana. Walaupun sejak awal aku memang sudah sedikit merasa aneh karena tak pernah dijelaskan detailnya. Kupikir ini pengajian biasa, dan memang ini pengajian biasa dengan seorang ustad yang menyampaikan dakwah, dalil, diskusi dan tanya jawab seputar Islam, apalagi menjelang Ramadhan. Ini adalah hal yang berarti dan bagus.
Hanya saja... kupikir ia salah membawaku. Karena disana adalah orang-orang dari komunitas tertentu atau setidaknya mereka saling mengenal. Aku merasa seperti outsider, mahluk asing diantara semua wanita2 itu. Sedih rasanya blog, saat kamu tiba disuatu tempat dan tak ada yang menyambut. Aku tak berharap disambut, tapi tak mungkin juga kan tiba-tiba mengakrabkan diri sok kenal... Semua seolah menatapku aneh. Belum lagi masalah penampilan, bayangkan anak kecil saja disana pakai jilbab syar'i. Semuanya syar'i beberapa dengan cadar. Aku? Pakai jilbab seadanya, datang juga sama pacar. Sangat bersyukur karena jeans ngepres tadi tak jadi kugunakan. Benaran, rasanya kayak orang paling berdosa. Aku seperti berada di tempat yang salah. Dan aku tau ini akan menjadi malam yang panjang. Merasa sendirian dan asing. Perasaan gelisah itu tak jua hilang hingga sesi dakwah berakhir. Kuputuskan menghubungi pria itu (yah aku sedang marah tak ingin menyebut namanya) dan meminta pulang saat itu juga. BERKALI-KALI. Guess what? He doesn't care. Dia tak peduli. Dia tak memperdulikan permintaan berkali2ku. Permintaan dari perempuan yang katanya sangat ia sayangi.
Jujur kecewa blog. Ini bukanlah permintaan seperti "bawakan aku bulan", ini cuma semacam "tolong tenangkan aku dan buat aku nyaman". Dia tidak peduli. Dia tak mau tahu bagaimana perasaan perempuan ini. Aku tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika sikap tak mau tahunya itu akan berlanjut sampai di jenjang pernikahan. Just stay away, dont touch me, dont talk to me, dont come to me, do not even breath!!! Aku tak ingin bicara denganmu seminggu ke depan.