Minggu, 19 Oktober 2014

19 Oktober 2014

Hari ini cuma ada sedikit kuota. Jadi akan kuketik secepatnya. Beberapa hari ini gak sempat nulis, blog. Sorry...
Jadi kemarin-kemarin itu tidak terlalu wah. hari rabu ke pusat bahasa mandarin mau mendaftar di sana, terus lanjut ke ccc bareng kak fikar ada pekan raya sulsel. ultah ke 345nya. Kamis ada final, jum'at ndak ada kegiatan, sabtu cuci foto terus ke ccc bareng teman2 dan hari ini cuma ngumpul2 sama sahabat terindah bahas bulan bareng,, ada yang mau nonton, ada yang foto studio, ada juga mau karokean. ffuu. ndak adana uangku begini.
Di sela-sela hari itu, mimpika tiga kali, mimpi hantu, mimpi dia, mimpi dia*, bayar cicilan lewat atm ndak bisa terproses, masih kutunggu kartu visaku, capekma bati2 orang, menangis-nangiska curhat sama dolpink, ketawa-ketawaka, menangis-nangiska lagi, ketawa-ketawaka lagi. Gilama kapang?? ah gilama iyakah? barkammi. Ahh lupaka tulis perkembangan dengan kak kiki. It seems we were traped in a friendzone. Terlalu banyak tau akhirnya berakhir begitu.
Hha. Kegiatan kemarin cuma ada foto ini... banyak sih sebenarnya tapi kan gak mungkin mau diaplot semuanya. seyaa blog!




Selasa, 14 Oktober 2014

14 Oktober 2014

Eff kenapa tak ada yang bisa kutulis lagi...

Umm hari ini aku mimpi yang aneh. Sangat aneh dan mengerikan. Aku mimpi ketemu homo. di depanku mereka kiss kissan pegang pegangan ihh jijay banget. Ngeri.
Terus seharian di rumah.
Aku merindukannya blog :'( rindu sampai mau nangis... blog... :'(
Pura2 kuat itu menyakitkan... :'( Ndak kuatka...



Rabu, 08 Oktober 2014

Saya Baik-Baik Saja

Now i see.Saya sempat kacau. Saya berusaha baik-baik saja. Saya baik-baik saja :' saya baik-baik saja :' saya baik-baik saja :' saya baik-baik saja :' saya baik-baik saja :' SAYA BAIK-BAIK SAJA :' SAYA BAIK-BAIK SAJA :' SAYA BAIK-BAIK SAJA :''

Senin, 06 Oktober 2014

Sakitnya tuh disini, disini, disini, disini, disini!

Hahh. Aku senang. Kemarin lebaran. Makan sepuasnya. Lepaskan emosi.
Tapi ternyata ada beberapa hal yang tak disangka akan terjadi.
Siang itu aku cuci piring sambil menyanyikan lagu yang biasa kunyanyikan tiap cuci piring, "cinta mati"nya agnes monika. Pas mulai nyusun piring-piring serta gelas, disinilah awal tragedi itu terjadi... *jrengg! jrengg!*
Barang terakhir yang harus kubereskan adalah sebuah baki dan nampan. Aku melangkah penuh semangat karena ativitas mencuci itu akhirnya hampir selesai. Hhuwaa.... ternyata tempatku melangkah itu ada genangan airnya. Bisa dibayangkan apa yang terjadi selanjutnya... Slow motion : *bokong jatuh duluan*terpental dua kali* menyusul badan* menyusul kepala* baki dan nampan berjatuhan* sebuah gelas ikut tersenggol dan pecah* terbaring penuh sahaja* datang bapak* datang ibu* datang mamacalla* datang nenek* datang ica* jadi pusat perhatian* ouchh... sepuluh detik pertama aku tak bisa gerak sama sekali. Shock sama kejadian yang baru saja terjadi. Ketika sadar akhirnya baru gerak. Bangun dengan tegar bilang "sayapa bersihkan pecahannya, ndak papaja hhehee".

Beberapa menit kemudian....
Ditempat tidurnya nenek...

"Ndak papajko?", "Hha,, ndakji... ndak bisaya bergerak tadi sakit pantatku tapi ndak papaji. Malunyajitu kodong nek... lompotamamo baru jatuh seperti itu... *curhat*", "Pigiko terapi, itu yg begitu ndak bisa dibiarkan, belumpi terasa sekarang tapi nanti kalo terasa sakit sekalimi. ayomi pigi terapi kalo ndak kuliahko besok", *dalam hati:whatt?? nenek,, sempat2nya kita promosi* "Ehhehehee... ada kuliahku besok...", "besoknapi seng...", "iye nanti diliatki...".

Beberapa jam kemudian... (Magribmi)
Adeuuhhh....
Ternyata benar katanya nenek... Sakitnya baru terasa... Kayak habis dipukul...
Sakitnya tuh disini *nunjuk bokong*, disini *nunjuk pinggul*, disini *nunjuk siku*, disini *nunjuk kepala*, disinii *nunjuk muka*!!!

Kamis, 25 September 2014

25 September 2014

Aku sering menduga-duga tentang hari ini. September hari ke 25.
Tiga tahun lalu di hari yang sama dengan sekarang, aku memulai sebuah kisah.
Semuanya begitu menarik waktu itu. Saling mengasihi, saling menyakiti, bertahan dengan ego masing-masing, saling merindukan, bertengkar, berbaikan, kembali saling mengasihi dan seterusnya. Meskipun siklus hubungan ini membuat kita tak mungkin bosan memikirkan satu sama lain, ternyata tetap saja ada masanya kita benar-benar berpisah.
Menyayangi seseorang begitu banyak tak pernah kurasakan selain padanya.
Tapi apa yang kurasakan dan kenyataan yang terjadi adalah rahasia milik Tuhan...
Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.
Aku selalu mengingat itu.

Tapi tiga tahun and it’s still you. Man! how could you be special like that!?

Sabtu, 20 September 2014

Kemudian aku merasa semakin hilang

Kemudian aku merasa semakin hilang. Tadinya aku mengingat disana masih ada tulisan tentangku... sekarang disana sudah tak ada lagi tulisan tentangku... apakah itu disembunyikan apakah itu dipindahkan apakah itu dihapus. Sakitnya tuh disini *nunjuk dada*.
Kemudian aku merasa semakin hilang. karena aku berpikir baik baginya bila aku tak ada. tapi... sebegitu niatnyakah dia dengan tulisan-tulisan itu segitu niatnyakah agar aku tak perlu ada... kenapa aku tak bisa sepertinya yang dengan gagah menghilangkan tulisan tentangku. kenapa aku tak bisa dengan gagah juga menghilangkan tulisan tentangnya. Ahh kamu benar-benar keren, selalu saja keren.
Kemudian aku merasa semakin hilang. sungguh. *berhenti nulis*nangis di pojok*.

Rabu, 10 September 2014

Hei aku selalu melihatmu

      Ada saat kita kebingungan tentang perasaan. Bagaimana mempertahankannya, bagaimana mengatasinya, harus melakukan apa terhadapnya. Hanya seperti itu. Ketika sahabat bertanya tentang masalah seperti itu. Apa yang harus kujawab...
     Aku tak ahli dalam hal seperti itu. Aku cuma seorang gadis acuh pemalu yang sedikit narsis. Akhirnya cuma bisa diam lama, memikirkannya dalam-dalam, membandingkan dengan kisahku, berkomentar membela sahabat, lalu berkata, "bilangmi saja sejujurnya apa yg nurasakan dan pikirkan tentangnya. Mungkin dengan dia tau dia bisa lebih mengerti...". Tapi yang seperti itu tentu saja tidak kuberlakukan dengan diriku.
     Aku hanya senang melihatnya. Cuma dengan perasaanku sendiri.. Aku memang ingin dia tau, cukup dia tau. Tak perlu ada feedback. Tak perlu ada tanggapan. Aku senang seperti ini. Kadang seperti robot, sisanya penuh bahagia dengan pikiranku sendiri. Karena aku adalah abadi dihatinya. Itu janji kita. Tiga tahun lalu, sampai seribu tahun kedepan. Itu adalah janji. Dan masih berlaku. Sekalipun aku menghindar, pergi, kembali lagi, pergi lagi.