Senin, 06 Oktober 2014

Sakitnya tuh disini, disini, disini, disini, disini!

Hahh. Aku senang. Kemarin lebaran. Makan sepuasnya. Lepaskan emosi.
Tapi ternyata ada beberapa hal yang tak disangka akan terjadi.
Siang itu aku cuci piring sambil menyanyikan lagu yang biasa kunyanyikan tiap cuci piring, "cinta mati"nya agnes monika. Pas mulai nyusun piring-piring serta gelas, disinilah awal tragedi itu terjadi... *jrengg! jrengg!*
Barang terakhir yang harus kubereskan adalah sebuah baki dan nampan. Aku melangkah penuh semangat karena ativitas mencuci itu akhirnya hampir selesai. Hhuwaa.... ternyata tempatku melangkah itu ada genangan airnya. Bisa dibayangkan apa yang terjadi selanjutnya... Slow motion : *bokong jatuh duluan*terpental dua kali* menyusul badan* menyusul kepala* baki dan nampan berjatuhan* sebuah gelas ikut tersenggol dan pecah* terbaring penuh sahaja* datang bapak* datang ibu* datang mamacalla* datang nenek* datang ica* jadi pusat perhatian* ouchh... sepuluh detik pertama aku tak bisa gerak sama sekali. Shock sama kejadian yang baru saja terjadi. Ketika sadar akhirnya baru gerak. Bangun dengan tegar bilang "sayapa bersihkan pecahannya, ndak papaja hhehee".

Beberapa menit kemudian....
Ditempat tidurnya nenek...

"Ndak papajko?", "Hha,, ndakji... ndak bisaya bergerak tadi sakit pantatku tapi ndak papaji. Malunyajitu kodong nek... lompotamamo baru jatuh seperti itu... *curhat*", "Pigiko terapi, itu yg begitu ndak bisa dibiarkan, belumpi terasa sekarang tapi nanti kalo terasa sakit sekalimi. ayomi pigi terapi kalo ndak kuliahko besok", *dalam hati:whatt?? nenek,, sempat2nya kita promosi* "Ehhehehee... ada kuliahku besok...", "besoknapi seng...", "iye nanti diliatki...".

Beberapa jam kemudian... (Magribmi)
Adeuuhhh....
Ternyata benar katanya nenek... Sakitnya baru terasa... Kayak habis dipukul...
Sakitnya tuh disini *nunjuk bokong*, disini *nunjuk pinggul*, disini *nunjuk siku*, disini *nunjuk kepala*, disinii *nunjuk muka*!!!

Kamis, 25 September 2014

25 September 2014

Aku sering menduga-duga tentang hari ini. September hari ke 25.
Tiga tahun lalu di hari yang sama dengan sekarang, aku memulai sebuah kisah.
Semuanya begitu menarik waktu itu. Saling mengasihi, saling menyakiti, bertahan dengan ego masing-masing, saling merindukan, bertengkar, berbaikan, kembali saling mengasihi dan seterusnya. Meskipun siklus hubungan ini membuat kita tak mungkin bosan memikirkan satu sama lain, ternyata tetap saja ada masanya kita benar-benar berpisah.
Menyayangi seseorang begitu banyak tak pernah kurasakan selain padanya.
Tapi apa yang kurasakan dan kenyataan yang terjadi adalah rahasia milik Tuhan...
Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.
Aku selalu mengingat itu.

Tapi tiga tahun and it’s still you. Man! how could you be special like that!?

Sabtu, 20 September 2014

Kemudian aku merasa semakin hilang

Kemudian aku merasa semakin hilang. Tadinya aku mengingat disana masih ada tulisan tentangku... sekarang disana sudah tak ada lagi tulisan tentangku... apakah itu disembunyikan apakah itu dipindahkan apakah itu dihapus. Sakitnya tuh disini *nunjuk dada*.
Kemudian aku merasa semakin hilang. karena aku berpikir baik baginya bila aku tak ada. tapi... sebegitu niatnyakah dia dengan tulisan-tulisan itu segitu niatnyakah agar aku tak perlu ada... kenapa aku tak bisa sepertinya yang dengan gagah menghilangkan tulisan tentangku. kenapa aku tak bisa dengan gagah juga menghilangkan tulisan tentangnya. Ahh kamu benar-benar keren, selalu saja keren.
Kemudian aku merasa semakin hilang. sungguh. *berhenti nulis*nangis di pojok*.

Rabu, 10 September 2014

Hei aku selalu melihatmu

      Ada saat kita kebingungan tentang perasaan. Bagaimana mempertahankannya, bagaimana mengatasinya, harus melakukan apa terhadapnya. Hanya seperti itu. Ketika sahabat bertanya tentang masalah seperti itu. Apa yang harus kujawab...
     Aku tak ahli dalam hal seperti itu. Aku cuma seorang gadis acuh pemalu yang sedikit narsis. Akhirnya cuma bisa diam lama, memikirkannya dalam-dalam, membandingkan dengan kisahku, berkomentar membela sahabat, lalu berkata, "bilangmi saja sejujurnya apa yg nurasakan dan pikirkan tentangnya. Mungkin dengan dia tau dia bisa lebih mengerti...". Tapi yang seperti itu tentu saja tidak kuberlakukan dengan diriku.
     Aku hanya senang melihatnya. Cuma dengan perasaanku sendiri.. Aku memang ingin dia tau, cukup dia tau. Tak perlu ada feedback. Tak perlu ada tanggapan. Aku senang seperti ini. Kadang seperti robot, sisanya penuh bahagia dengan pikiranku sendiri. Karena aku adalah abadi dihatinya. Itu janji kita. Tiga tahun lalu, sampai seribu tahun kedepan. Itu adalah janji. Dan masih berlaku. Sekalipun aku menghindar, pergi, kembali lagi, pergi lagi.



Jumat, 05 September 2014

Ibu dan Teman Misteriusnya

Beberapa hari lalu waktu lagi didapur bareng ibu tanya-tanya samaku. Ada teman yang suka sama kamu ya? tanyanya. Hhaa? apaan nanya kayak begitu... yah kujawab saja ada sih beberapa, tapi paling cuma main-main becandaan, jadi ndak ada yang terlalu kupedulikan. Kenapa? tanyaku balik. Hhehee... Ada orang mau dijodohkan samaku lagikah? kasih kenalma saja, sapatau jodoh benaranja... *jarang-jarang ditanya tentang begituan soalnya*

Ternyata, beberapa hari yang lalunya lagi, ibu ketemu sama temannya. Dan yang jadi objek pembicaraan mereka ternyata adalah saya. Kira-kira seperti ini yang mereka bicarakan....
Teman ibu cerita,"ada itu anakta yang keras kepala", "ehh kenapa bisa ditau?", "pokoknya ada itu yang keras kepala", "ohh iya yang perempuan atau laki?", "perempuan, yang lagi kuliah itu..", "hha, iya kenapa sama dia?", "ada temannya yang mau sama dia...", "terus?", "iya... keliatannya sudah lama sukanya, tapi ada yang halangi. mungkin masa lalunya, antara iya atau tidak. makanya dia ragu-ragu..."

>>>Untuk beberapa saat sumpahka terhening-hening banget dengar ceritaannya ibu. Itu teman si ibu paranormalkah? kok bisa tau sampai kesana? kok bisaaa...?!!<<<

Lanjut.... terus dipotong sama icha,, langsung cemooh ka bilang, "ihh... kakak dwi mamo ragu-ragu...? ndak diliatki itu sannak pedena bilang-bilangi dirinya cantik.. -.-", "grrr... beda konteks ki anjo anuu... apa lagi nabilang bu??" tanyaku penasaran. ndak adami katanya ibu. ituji yang nacerita tentangku. ganti topikmi setelahnya itu. yahhh.... okelah. kalau ini bukan kebetulan dia peramal, maka...
Apa saya seterkenal itu? apa cerita tentang saya tersebar kemana-mana? Ahh wanita cantik pasti selalu diikuti dengan berbagai berita. tak apa kalau begitu. hhohohoo.

Untuk kisah ini... If you want to come in or out in my life, the door is open. Just one request; don't stand in front of the door, you're blocking traffic. Adepe semangatlah...!

Senin, 25 Agustus 2014

Baru-baru ini...

Kemarin aku mengunjungi kembali sebuah tempat dimana pertemuan dan perpisahan kerapkali terjadi. Rasanya begitu aneh blog... Jantungku berdebar kencang dan pikiranku terus mengingat kejadian bulan lalu. Tentang kepergian seorang yang istimewa dimana aku tak sempat melihatnya. Entah apa yang salah padaku waktu itu. Aku bingung. Aku ingin sekali melihatnya tapi juga berpikir untuk mulai berhenti memikirkannya dan itu berhasil membuatku menunda-nunda waktu. Sementara aku tahu dia telah berangkat, pikiranku masih dipenuhi keraguan. Sejam menjelang lepas landas, aku menyadari akan menyesal bila tak melihatnya, bagaimanapun memikirkannya bukanlah sesuatu yang bisa kuhentikan. Kususul dirinya... Di bandara, dari parkiran motor dengan setengah berlari menuju ke gerbang keberangkatan...
Keraguan adalah hal yang paling membuatku sedih hari itu. Melihat ponsel, melihat pesannya, melihat waktu... Hatiku begitu sakit... Aku tak bisa lagi membayangkan tiba-tiba akan muncul dibelakangnya dan kemudian dengan hanya merasakan dia akan tahu bahwa itu adalah aku. Tidak bisa karena pesawatnya telah berangkat setengah jam lalu...

Dan baru-baru ini aku memutuskan untuk berhenti mencoba move on. Aku hanya akan seperti ini. Merindukannya bahkan jika ia tak merindukanku, menyukainya bahkan jika ia tak begitu menyukaiku, dan sepenuh hati padanya bahkan jika ia tak sepenuh hati padaku. Karena dia adalah gravitasiku, seseorang yang akan selalu membuatku tertarik dan terjatuh hanya padanya, tuan gravitasiku.
Dan jika boleh meminta, aku ingin diingat sebagai kampung halaman. Seberapapun jauh dirinya, dia pasti akan mengingat dan merindukan kampung halamannya. Dan aku akan selalu tinggal untuknya dengan perasaan yang sama.

Rabu, 20 Agustus 2014

Tentang Dia

Aku mengenalnya sejak SMA. Dia seorang senior di sebuah organisasi yang kuikuti.
Kegiatan di bulan Ramadhan, kupikir itulah kali pertama kulihat dirinya.
Tapi bukan. Aku ingat... Sebelum itu... Ada sebuah materi tentang struktur organisasi, disanalah aku melihatnya pertama kali. Materi pcta pertamaku dengan dia sebagai pemateri.

Aku mulai menyukainya sejak kami pulang bersama pada sebuah kegiatan dibulan Ramadhan. Tiap kebersamaan berikutnyapun menjadi sesuatu yang paling kutunggu.
Waktu berlalu, melirik, salah tingkah, cemburu, debaran jatung, wajah memerah, tersenyum sendiri, terus memikirkannya, tulisan tentangnya. I feel that way dan semua adalah indikasi seorang yang jatuh cinta. Ya. I'm in love once with him.

Di hari ulang tahun ke 16ku, seharusnya kubuang jauh perasaan itu. Karena disanalah aku tau kalau ini cuma aku sendiri yang rasakan. Aku merasa lucu.
Tapi waktu berlalu, dan kita dekat tanpa ada masalah. Dia tahu apa yang terjadi. Dia telah menjadi idolaku. Dan layaknya seorang idola, ia akan berusaha meninggikan penggemar dan tak pernah mencoba menyakitinya. Kami seperti itu beberapa bulan lamanya.
Lalu seseorang muncul... Tak perlu waktu lama baginya untuk masuk ke hatiku. Namun demikian tetap saja seseorang telah lebih dulu ada disana. Kita tahu siapa yang dimaksud.
Lalu... karena kata-kata kejamku yang katanya akan menduakan, mentigakan, bahkan menujuhkan dia *entah ini seperti dilebih2kan olehnya -_-**aku sudah lupa versi diriku sendiri*,, kita pisah dan aku sedih patah hati.
Seseorang yang telah lebih dulu dihati ini kemudian bak pahlawan datang ke kehidupan gadis yang patah hati itu. Datang dengan sebuah ikatan baru. Memberikan dukungan dan kenangan yang manis. Semanis dirinya ^^,, mesipun kita sepakat ini tidak akan lebih, ternyata hatiku merasakan lebih, menginginkan, lebih, dan berharap lebih... Aku menjadi tamak jika tentangnya hhihii.

Segalanya seringkali manis. Tapi aku tau... Bahkan jika aku ingin, aku merasa tidak akan sepadan. Aku tidak begitu percaya diri untuk benar-benar bersamanya. Tuan gravitasiku.