Inilah kenapa punya pasangan orang jauh terasa menyenangkan. Kita punya opsi lebih untuk menghabiskan libur tahun baru. Di tempatnya atau di tempatku. Kamipun memutuskan tahun baru di tengah-tengah Gowa dan Sinjai. Topidi Malino. Hari itu berjalan tak terduga karena rencananya yang akan pergi cuma tiga orang (Aku, Paksu dan Lisa), tapi ternyata yang siap pergi bertambah empat (Daka, Rindu, Rara dan Mamacalla). Duh eskudo kami cuma muat lima orang itupun rencananya mertuaku akan ikut balik ke Makassar. Tapi syukurlah niat baik ada jalan karena di rumah Mamacalla ada toyota rush yang sedang menganggur. Kendaraanpun bertukar tempat. Tapi sebelum bertukar aku ke Pelelangan Ikan Beba untuk membeli beberapa ekor ikan yang rencananya akan jadi bekal tahun baru nanti.
Sepanjang perjalanan ke Malino kuisi dengan terkantuk-kantuk dan kepala
oleng-oleng. Suasana dalam kendaraan cukup sunyi kami gak banyak cerita.
Paksu yang menyetir di sebelah sesekali melihat kearahku dan
tersenyum-senyum. Anak-anak terdengar cekikikan sambil memainkan hape
yang jelas-jelas gak ada jaringan internet. Saat aku sepenuhnya sadar
kami sudah ada di gerbang Malino Kota Bunga.
|
foto di rumah kurcaci
|
|
foto di wisata rumah kurcaci malino
|
|
masa toh....
|
|
ceritanya i am the star
|
|
istirahat dulu
|
Tujuan kami adalah Parigi yang jaraknya sekitar 25 menit setelah melewati Air Terjun Takappala, rumah Daeng Mamang. Di rumah Deng Mamang kita disuguhi makan siang sebelum akhirnya berangkat bersama ke Topidi. Tujuan akhir kita adalah Langit Topidi Resort tapi bukan resortnya yah. Rumah penduduk aja, langganan Kopi Deng Mamang. Kebetulan jarak ke Topidi Resort dari rumah yang kami tempati cuma 500 meter. Topidi terkenal sebagai wilayah penghasil kopi di Malino Gowa. Saat jalan kesana pun Paksu sempat lihat-lihat tempat pengelolaan kopinya. Malam tahun baru dihabiskan dengan berbagi cerita bersama pemilik rumah, Pakde.
|
Dingin~ |
|
alergi dinginku ~ jari-jari membengkak kayak balon
|
|
Morning Langit Topidi
|
|
Abang Daka, Mba Ica
|
|
nyonya dan tuan
|
|
berakit diempang
|
Tahun lalu berakhir, tahun baru tiba. Paginya kami singgah ke Wisata Langit Topidi dulu untuk foto-foto kemudian menjelang siang kami pisah dengan Daeng Mamang dan perjalanan dilanjutkan ke kampung halaman Paksu. Sebelumnya singgah lagi di Kanreapia menjenguk ponakan-ponakan lucuku. Sore kami sampai di Sinjai. Agenda hari itu adalah makan malam dan istirahat. Paksu sendiri menunggui Haji Harim rekan usaha yang kami undang berkunjung di Sinjai.
Keesokan pagi setelah sarapan dan disuguhi barobbo di rumah Pak Dusun, rombongan kami jalan ke wisata Bulu Lanceng kemudian lanjut Hutan Mangrove Tongke-Tongke. Magrib singgah di rumah Kak Arham dan malam singgah di rumah Icca. Kegiatan padat dan besok adalah senin kuharus kerja. Paksu kelelahan, jadi pulang Makassar ditunda subuh dengan harapan aku tetap bisa ngantor.
|
Hj Harim, Paksu dan rekan-rekan
|
|
ceritanya couple
|
Ternyata.... Seninnya kami jalan jam 8 pagi, pulang lewat Bantaeng sekalian deh singgah makan siang di rumah sepupu yang di Bantaeng. Duh seru banget tempat tinggalnya diapit oleh SD, SMP dan Kolam Renang Pawiloi. Setelah mengantar semuanya ke Tamanyeleng dan Taeng, kita sampai Macanda gak lama setelah magrib. Yeyye absen kerja sehari dan tepar.
0 komentar:
Posting Komentar