Rabu, 25 Agustus 2021

Sakit di Bulan Agustus

Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." -Pramoedya Ananta Toer-

Dulu aku suka menulis dan suka orang yang menulis. Yah walaupun yang kutulis cuma diary sih. Namun sepertinya seiring waktu orang berubah. Aku juga berubah. Sekarang orang yang kusuka sama sekali gak nulis tuh. Mungkin itu sebabnya dia susah dibaca. Tapi aku suka. Jadi biar aku saja yang menulis untuknya. Hhehee.

Sebenarnya dua paragraf di atas adalah draft yang kutulis sejak bulan lalu. Hanya saja aku terlanjur malas untuk melanjutkannya waktu itu. Hari ini aku akan cerita secara random hal-hal yang kualami dan kurasakan baru-baru ini.

Jadi gini loh... Indonesia itu darurat PPKM. Sampai awal agustus kemarin Kabupaten Gowa baru saja mengakhiri PPKM Mikro Level 3. Apakah hanya sampai itu? Nggak pemirsahh! PPKM dilanjut lagi sampai 9 Agustus 2021. Kemudian dilanjut lagi hingga 23 Agustus. Usaha warkop jadi mandek. Kasihan kami UMKM yang mencari nafkah sudah konsumen terbatas, waktu usahapun harus dibatasi sedemikian rupa... Semoga semuanya lekas membaik. Amin YRA. 

Setelah idul adha tahun lalu tanganku pernah sakit, gejalanya kesemutan dan kram, tidak bisa melakukan aktifitas yang seperti memegang pisau, menggenggam, menyetir kendaraan dan sejenisnya. Seolah otot dipergelangan tanganku tertarik hingga rasanya begitu menyeri jika aku mencoba menggenggam. Menerka-nerka hingga mengikuti saran dari orang-orang sudah kulakukan. Apakah aku keseleo, terkena gejala rematik, asam urat, atau gimana. Ternyata penyakit ini hilang begitu saja setelah dua bulan. Hampir setahun kemudian, Bulan tujuh kemarin penyakit ini kambuh. Dua bulan aku tersiksa. Sakit rasanya. Aku sampai beli penyangga tangan yang ada besinya. Pengen berobat tapi gak pernah jadi. Aku cuma mengkonsumsi pereda nyeri seperti ibuprofen dan memijat2 pergelangan tangan pakai balsem. Kita terlalu sibuk dan penyakit ini seolah sepele.  

Masih dengan sakit tangan ini, 9 Agustus kemarin di tempat kerja aku tiba-tiba sakit, badanku menggigil dan demam, semua bagian tubuhku nyeri. Indra penciumanku hilang dan perasaku pahit gak ada yang enak. Pengen berobat tapi takut di kira covid dan kenapa2 di RS. Akhirnya aku isoman seminggu di rumah. Tiga hari aku demam. Aku tidur yang banyak, konsumsi obat penurun demam, pereda nyeri, vitamin dan buah-buahan. Udah mau sembuh, lah gantian my husband lagi yang demam. Doi mah parah sampai 2 minggu belum fit. Bahkan semalam aku sempatnya temani dia ke tempat refleksi maunya di pijat tapi karena waktu yang mepet cuma bisa di kop aja. Tadi pagi doi bilang udah lumayan insya Allah udah sembuh. Amiin. Berita bagusnya, sakit tanganku juga hilang. Akhirnya aku bisa beraktifitas dengan santai lagi gak tegang seperti 2 bulan terakhir yyeyye.

pasca sakit bb sampe turun 4 kilo

Ohiya akhir bulan tujuh, mertua dan saudara mertuaku jalan-jalan ke Makassar. Kita sekalian ke Malakaji menghadiri acara nikahan anak Tuan Tanah Ruko tempatku tinggal sama suami. Nama saudara mertuaku Om Toro, dia tinggal di Palu tapi ke Sulsel untuk lebaran dan menikmati waktunya selama di Sinjai dan Makassar.

Tetta Angka, Doi, Dwi

Om Toro dan tetangga ruko Ibu Ramlah

Jadi sekarang 5 hari menjelang september 2021. Ya Allah waktu berlalu secepat itu. Aku sudah menikah setahun lebih wkwkwk. Pengen punya bebi :' ya Allah Robbi hablii milladunka dzurriyyatan thoyyibatan innaka samii'ud du'aa. Karena kondisi kami yang kurang sehat akhir-akhir ini ditambah kesibukan yang tak jelas, usaha-usaha tak pernah ada hasilnya. Kusebut dengan kesibukan yang tak jelas karena kita tak bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama. Serumahpun aku jarang melihatnya. Sekamarpun kita jarang bertatapan. Aku akan sibuk dengan ponselku diapun demikian. Kadang rasanya pengen nangis karena bagaimanapun semua yang kubutuhkan adalah perhatian dan sentuhan. Eh tambah satu lagi, uang. Wkwkwk. Tapi pokoknya gitu deh, kita jarang banget menghabiskan waktu berdua, seringnya sendiri, bertiga, berempat, berlima dan seterusnya.

 

0 komentar:

Posting Komentar