Rabu, 16 September 2020

Tangan yang Sakit & Tantangan 100ribu Seminggu

September 2020. Sudah selama ini ternyata... Kenapa memori september begitu membekas dihatiku. Syukurlah bahagia adalah obat terbaik. Dan bahagiaku adalah makan, punya uang, main game dan dimanja-manja wkwkwkk.

Aish banyak beud hari terlewati aku udah lupa aja. Tapi hari ini aku mau cerita sedikit tentang kondisiku. Satu setengah bulan lalu, tiba-tiba tanganku terasa sakit. Waktu itu habis lebaran kurban, sekitar tanggal 5 Agustus aku lagi motong-motong daging yang diberikan oleh ibu pakai pisau. Keras banget mana pisaunya tumpul aku pakai tenaga yang gak sedikit. Yang bikin keras itu kayak selaput2 di daging gitu. Aku gak tau mau di buang atau nggak, jadi kupotong sekalian. Selain daging, ada tulang juga. Aku motongnya dilantai dengan talenan setebal 6mm, sekuat tenaga. 

Gak pernah kepikiran, kegiatan ini sepertinya berpengaruh besar karena tangan kananku sakit hingga hari ini. Gejala awalnya kesemutan dan nyeri seperti keseleo. Genap seminggu, aku mulai kawatir karena sakitnya gak hilang. Teman kantor suruh waspada, cek tensi darah kalau gejalanya kumat. Dikiranya aku darah tinggi. Tiap malam tanganku kesemutan dan sakit. Bangun tidur, gak bisa di gerakin. Gak bisa menggenggam rapat, cuma sakit. Nanti kalau udah terbiasa digerakkan baru normal. Meski demikian sakitnya tetap terasa.

Aku kawatir banget jangan-jangan ini gejala stroke atau penyakit berat gitu. Doi suruh aku buat latihan pergelangan tangan, ini masih mending, kemarin-kemarinnya bahkan tanganku ditiup-tiup aku selalu diingatin berdoa dan wudhu sebelum tidur, dikiranya aku ketindisan bukannya dibawa ke dokter ada-ada aja Paksu. Perhari ini aku merasa tanganku sudah lumayan baik gak sesakit sebulan terakhir, tapi sakitnya tiap bangun tidur masih ada sih. Tangan kananku jadi lemah, buka tutup botolpun kesulitan. Pengen dibawa berobat buat mastiin penyakitnya. Kalau di google sih yang paling menghampiri ya itu, CTS, sindrom lorong karpal. Tapi bapak bilang itu paling keseleo aja. Aku paling ppercaya Bapak. Wkwkwkk.

Lalu mari sedikit bercerita tentang hariku. Paksu pernah nantangin buat belanja tidak lebih 100rb seminggu. 3 kepala, makan 3x sehari. 9 kali makan sehari, anggap seporsi 10rb, artinya sehari itu 90rb. Biaya sehari dibuat seminggu? gila aja. Tapi aku coba seirit-iritnya. Alhasil selama 14 hari di bulan september ini aku udah belanja bahan makanan sekitar 542rb dan persediaan masih cukup untuk 4 hari kedepan. Inipun aku gak terlalu irit karena aku beli lauk seperti ayam, udang, cumi. Kok bisa seirit itu? Rahasianya adalah bersosialisasi. Hhehee. 

Aku punya tetangga baik hati yang kalau pulang kampung membawa banyak sayuran dari kampungnya. Kadang dibagi ke kami sekantong besar, gak perlu beli sayuran deh. Kamipun demikian, jika ada bahan mentah seperti buah dari kampung pasti dibagi-bagi ke tetangga mau disimpan juga gak bakalan habis sendiri. Terus kita pernah kedatangan tamu selama 3 hari, mereka nginap di ruko dan menjelang kepulangannya, kita dikasih seekor ayam plus seember singkong. Padahal kita gak harap apapun loh. Jadi ada lauk gratis waktu itu. Aku kalau pulang ke Taeng juga kadang bungkus bahan mentah...

catatan pengeluaran per september 2020

Kalau ditotal biaya pembelian bahan makanan saja diluar sabun itu 542rb. Maaf catatannya simpel karena gak ada persiapan. Aku belanja tiap hari soalnya mau belanja mingguan gak punya mealplan. Plan masakannya ya setiba-tiba aja. Terus aku suka masak makanan yang berbumbu jadi aku sering belanja banyak bumbu. Jahe, lengkuas, sereh, kemiri, merica, ketumbar, bawang, kunyit ini wajib ada. Serunya jadi ibu rumah tangga. Sayangnya meskipun dicoba irit, masih ada pengeluaran konsumsi di rumah tangga yang tak bisa kuhandel. Walaupun bukan keluar dari dompetku sih. Misalnya belanja gofood, minuman, es buah, susu beruang, you-c, coto dll. Mission failed ini mah. Mari dicoba kembali bulan depan.~


0 komentar:

Posting Komentar