Saat Indonesia memberlakukan new normal, aku juga memberlakukan new lainnya, new family. Hal yang selama ini kubayangkan dengan samar-samar dipikiranku kini menjadi sangat jelas. Tak ada lagi keraguan dan tetap ditempat.
|
Tandatangan surat-surat nikah, nikah corona gaes!
|
Menikah bagiku adalah hal yang menyenangkan hingga hari ini. Aku menikah dengan do'i setelah saling kenal (bisa dibilang pacaran) 4 tahun lebih. Waktu yang cukup lama, bukan? Aku paling ingat anak-anak di rumah sering mengejekku menyanyikan lagu "kapan kawin" dengan pembaharuan seperti "lima tahun pacaran, tak ada kepastian, yang ada penantian...", Syukurlah sepertinya kita memang adalah dua orang yang berjodoh karena pada akhirnya kita nikah juga.
|
Resmi, sah gaes.
|
|
Pengen jaga jarak tapi rinduuu kalian, love.
|
Lalu bagaimana rasanya menjadi pengantin baru? Bahagia pasti, kita lebih termotivasi dan merasa tenang. Juga beberapa kebiasaan menjadi berubah. Misalnya, dulu tidur sendiri mau bangun dan mandi jam berapa, beres-beresnya kapan ya mau-mau kita.
Abis nikah, tidur tuh ada yang temani, bangun juga liat dia pengganti guling, mesti siapin sarapan sampai makan malam, mau mandi lama malu, terus lebih rajin beres-beres. Yang terpenting pendapat kita sangat berpengaruh untuk mereka. Ya gitu. Ibu Rumah Tangga.
But gaes,, itutuh cuma bertahan 2 minggu hhahahaa. Syukurlah aku dan husband tinggal terpisah dari orang tua dan keluarga. Jadi kami gak perlu melakukan pencitraan. Wkwkwkk. Kesiangan, terlambat masak ataupun gak sempat siapin makan siang gak jadi hal minus.
|
Pabrik Kopi Samata
|
|
Bebi, Cekrek! (1)
|
|
Bebi, Cekrek! (2) |
|
Bebi, Cekrek! (4) |
|
Bebi, Cekrek! (5) |
|
Bebi, Cekrek! (6), eh udah kesel :D Sorry
|
Sebulan pernikahan kami berlanjut dengan slow, husband bukan tipe yang pemilih soal makanan dan dia juga gak pernah ngatur-ngatur aku. Kita membicarakan pekerjaanku, pekerjaannya, rencana masa depan kami, kesulitan-kesulitan yang kami lalu. Senangnya menikah karena kita punya seseorang untuk berbagi senang ataupun susah.
Minggu ini adalah kali kedua kami menunda rencana keberangkatan ke Sinjai. Yah, I'm married when corona still the hot issues and we dont have large movement. Banyak orang masih kawatir dengan kondisi ini, termasuk penduduk di sana. Jadi kami berusaha menjaga diri sambil menunggu hal-hal sedikit mereda. Selain itu juga sebenarnya karena kondisi husband beberapa kali membuatku kawatir. Saat kamu pernah dicederai oleh sakit/penyakit, kamu wajib hukumnya peduli dengan kesehatanmu, karena ini akan memberikan dampak hingga kedepannya. Percayalah. Aku tau dari pengalaman orang di sekitarku.
Rencana ke depan? Kami sudah merencanakan beberapa hal kebanyakan peningkatan taraf hidup. Tak perlu di jelaskan secara detail. Untuk saat ini aku masih bekerja serabutan di perumahan sembari belajar dasar dan proses menjadi developer. Aku juga berniat serius membantu pemasaran kopi. Aku percaya Malgo akan menjadi besar dan market internasional akan kami capai. Tamat. What a beautiful story.
0 komentar:
Posting Komentar