Kamis, 15 Februari 2018

15 Februari 2018

Karena hari ini tak banyak yang kualami, aku akan menulis tentang pria tak peka kita, Kasih.
Ada pernyataannya yang seperti ini, "Aku senang saat bersamamu, karena saat itu aku merasa tak kesepian. Inilah mengapa kita harus secepatnya menikah".

Mari dikaji satu persatu. Aku senang saat bersamamu - baiklah, tentu saja kamu harus senang. I'm your girl and couple sould be happy and smile each other. I do same. Are we the fake one? Nope, itu karena kita tak berdebat panjang. Apa iya kita tak punya seuatu untuk diperdebatkan seperti pasangan normal lainnya?? 
Actually beberapa waktu lalu untuk pertama kalinya dalam tiga tahun ini kita sempat diaman for about 3 or 4 days. Ketika isi dua kepala yang berbeda dan tak sepakat bertemu ditambah dengan ego. Biasanya dia mengalah tanpa perasaan marah. Tapi waktu itu entah kenapa... He was mad, he is change and more horrible he didn't take initiative to call me first as usual. I though it was the end. Aku hampir saja memutuskan membuat list calon pacar selanjutnya *eh.

Karena saat itu aku merasa tak kesepian - mempunyai seseorang dimana kita bisa berbagi pikiran dan emosi memang hal yang menyenangkan. Kasih adalah seorang perantau, dia tinggal sendiri dan teman untuk saling berinteraksi tidak banyak. *Padahal tiap hari ia ditelpon oleh berbagai macam orang, bahkan ketika itu adalah waktu denganku ia masih juga ditelpon. 
Mungkin ia mendambakan seseorang yang bisa berada disisinya menemani dalam keadaan suka dan duka, bercerita hingga larut tanpa batasan waktu, melakukan berbagai perjalanan bersama dan sebagainya dan sebagainya. Ini wajar. Selanjutnya.

Inilah mengapa kita harus secepatnya menikah - adalah life goal setiap orang. Dan bahasannya sejak dua tahun silam. Tapi bukan goal short term milikku. He is getting old more and more each day. Walaupun ada kemungkinan tak terduga such he just came without me knowing, or he married another girl because the goal. Yah, aku gak tau mau ngomong apa lagi blog. Mungkin aku perlu membuat alasan mengapa aku tak harus menikah cepat. Pertama karena aku belum mandiri, mandiri maksudku adalah saat semua urusan telah selesai dan aku punya penghasilan tetap. Kedua aku tak ingin merasa diremehkan oleh keluargaku karena menikah begitu saja. Aku merasa kalau aku perlu memberikan sedikit bakti kepada orang tua dan saudaraku. Kak Utti walaupun menikah cepat, tapi sebelumnya dialah yang berjuang keras membantu ekonomi keluarga hingga rumah ini bisa bertingkat. Dia yang sering mengajakku keluar jalan dan memberi jajan sejak ia masih sekolah. Blog, ini kok nulisnya kayak serius-serius gitu. Ehhahaa. Tapi kita kan gak tau takdir seperti apa yang ditetapkanNya. Aku percaya kok kalau itu lebih cepat ataupun lebih lama dari yang kuperkirakan, itulah waktu yang sebenar-benarnya tepat.

Oke. I'm off.

***

Oia,, mau curhat juga kemarin malam aku sebal-sebal gitu sama Kasih. Terus dia bilang aku gak pengertian :'( Spechless. Entah kenapa rasanya agak sakit disana. Mau nangis. Masih terasa sedihnya sampai sekarang. Aku tak ingin hitung-hitungan mengukur ke"pengertian"anku, tapi sejauh ini kurasa aku termasuk dalam kategori perempuan pengertian. Aku tak pernah membatas-batasinya dalam hal apapun, aku sabar meskipun dihubungi hanya sekali sehari ataupun sekali dua hari, aku bisa menerima sosok pria idamanku tergantikan dengan kasih. Aku mengerti dengan kerahasiaanku pada keluarganya. Aku sabar dan berusaha menyamakan ketertarikan/hobbynya. Paling penting aku selalu sopan terhadapnya dalam keadaan apapun, mana pernah aku menggunakan kata kasar "-ko","kau", nama-nama binatang dan segala macam seperti yang digunakan orang Makassar.
Tapi itu semua belum cukup pengertian. Sekalipun begitu, jauh hari aku sudah mengingatkan kalau aku jahat, jadi saat sisi jahatku muncul seharusnya dia yang berusaha mengerti. Karena aku pemeran wanitanya...
Tapi sudahlah blog, tadi malam aku makan capcai kol dan wortel pakai tepung terigu. Bukan tepung tapioka. But it works. Lauknya perkedel tahu plus ikan asin asam manis (ini nama masakan ikannya gak tau apa). Sudah tiga hari ini aku berperan sebagai seksi konsumsi di rumah. Karena Kak Utti sedang krisis, aku membantu menanggulangi rumah tangga. Aku yang berbelanja dan memasak.  Itu menyenangkan. Menu terserah padaku. Tapi kalau keadaan terus seperti ini, aku harus mengurangi kebiasaanku makan di luar.

***

Hari ini masih hujan. Aku menikmati hujan deras yang kulalui saat berangkat maupun pulang... syalalalaa. Oiya, katanya Presiden Jokowi berkunjung ke Gowa. Beritanya dimana-mana. Mauta tong liatki langsung dan rasakan karismanya... :D
Btw kemarin ultahnya Rindu dan ia menuntut sesuatu yang disebut hak nya. Karena sebelumnya Daka kubelikan aksesoris untuk hapenya dan Seli kubelikan sepatu, ia merasa tak adil tak mendapatkan apapun, terlebih itu adalah ulang tahunnya. Oke sist, bawa aku kemanapun kau suka :v


0 komentar:

Posting Komentar