Jumat, 29 Desember 2017

29 Desember 2017

It seems our man has read the recent post. Dan kamu apa yang dia katakan blog? He said on the phone, "Aku sih santai saja... Tapi kok kamu...? Apa semua perempuan memang seperti itu? Aku pikir kamu sudah cukup dewasa tak perlulah harus terlalu sering diperhatikan. Sepertinya kamu kurang kegiatan makanya saat kosong yang teringat cuma aku dan maunya diperhatikan terus. Coba deh cari kegiatan jadi gak perlu selalu bernegatif thinking...". Itu dengan bahasa lembutnya tentu saja.

What the...

Dasar si dingin yang tidak peka!! I'm going insane. Aku hanya bisa marah dalam hatiku tapi berusaha sabar dan tenang. Dia selalu menganggap semua hal adalah sesuatu yang kecil dan tak harus diperdebatkan. Memangnya aku dan hubungan kita adalah hal yang sekecil itu bagimu?? I'm the girl, Aku memang kekanakan, aku tak ingin jadi dewasa dalam hal menyukai seseorang. Perasaan kekanakan itu adalah kejujuran. Tau kan kalau orang dewasa banyak bohongnya. Aku ingin ingatan tentang menyukaimu selalu berada dititik maksimal untuk terus mempertahankan hubungan. Memangnya salah kalau ingin diperhatikan? Itu karena aku sangat bosan, tak ada sensasi "kembang api", "bunga-bunga" ataupun "kupu-kupu" lagi. 

Semua temanku iri dengan keadaanku yang "wahh aku harap bisa seperti kamu jadi gak perlu nangis-nangis tiap ingat dia" atau "kuharap hubunganku sama sepertimu yang begitu santai dan tak perlu takut apapun". Yaa itu cuma diluarnya saja gengs. Aku ini si melankolis, berdarah AB pula. Aku perlu sesuatu yang drama dan menyentuh perasaan untuk mengaktifkan kreativitas. Look at me now, aku tidak tertarik dengan apapun lagi selain makanan *oke yang ini berlebihan.

***

Kadang kalau nulis terlalu baper jadinya kayak lagi orasi. Pakai ikat kepala, lengan baju di singsing, siap dengan pengeras suara. Dalam bentuk mini. Dikepala. Kutu? *eh

Okey di post sebelumnya ada yang ingin kuceritakan, tapi sekarang aku gak ingat apa yang ingin kuceritakan. Jadi gak ada yang ingin kuceritakan lagi. 

Btw kemarin adik Nenek Bollo, Datok Tompo meninggal dunia. Seluruh keluarga berduka. Beliau adalah orang yang sangat menyayangi keluarganya. Orang yang disegani dan juga disayangi. Beliau menderita stroke sejak belasan tahun lalu dan juga demensia beberapa waktu ini.  Aku ingat ketika menjenguk beliau menanyakan tentangku 3x dalam 15menit. "Ini Dwi, Datok. Cucunya nenek bollo, anaknya Dg Sannging", jawabku mengingatkan sambil memijat tangannya.
Semoga tenang, Alfatiha buat beliau.


 
 

0 komentar:

Posting Komentar