Jumat, 13 Oktober 2017

13 Oktober 2017

Aku menulis karena sepertinya ada yang sangat merindukan tulisanku hheheh.
Hmm, aku bisa bilang apa... Lupa dengan hari-hari kemarin...
Ahh ya... Tiga hari berturut lalu aku ada aktivitas. Bukan sesuatu yang membanggakan tapi sedikit menguntungkan. Ini semacam rahasia (umum), tapi gapapa di tulis siapa tau ada yang mau baca pengalaman semacam ini buat referensi. lol.

Jadi sore itu sekitar empat hari yang lalu ada panggilan masuk di handphoneku. Dari seorang teman yang baru beberapa saat sebelumnya ketemu. Katanya dia butuh dua orang buat bantu mewakili orang yang mau ujian paket B dan paket C, istilah lainnya sih ngejoki gituw... Tanpa pikir panjang karena niatnya juga supaya bisa ngumpul lagi, so, i said i do. Upahnya lumayanlah 100k perhari, jawabnya juga cuma cap cip cup aja.

Praktek joki paket SMP dan SMA ini sudah sering dilakukan oleh oknum yang mengajak temanku. Tau darimana? Di SMA dulu, ada seorang teman yang putus sekolah karena biaya dan keadaan keluarganya yang memprihatinkan. Hanya mengandalkan ijasah SMP dia bisa kerja apa... cleaning servis? kuli? tukang parkir? (Aaakk, jadi nyadar kalau pikiranku dulu ternyata sangat sempit. Padahal kalau ada niat, ga perlu ijasah tinggi juga kita bisa kerja hasilin duit banyak tanpa terikat waktu pula. Caranya? jadi pengusaha dong, apalagi jenis usaha dengan modal minim sekarang banyak bertebaran tanpa perlu memperlihatkan ijasah. Kayak usaha yang lagi aku jalani sekarang  *okeh, ini ada bau-bau promosinya gitu ^_^ ). 
Lanjut cerita jadi aku random bertanya-tanya kalau beli ijasah SMA bisa gak ya, berapaan kira-kira? Ehh, si teman nyahut, "Kenapa Nand? Mauki beli ijasah? Ada kukenal... Langsung terima beres ijasahnya. Paling kumpul foto saja sama cap tangan. Kalau mau kabarima."
"Loh? kok bisa gituh?", "Iye, biasajitu yang begituan..."

Dan ternyata hingga empat hari lalu saat aku diajak ternyata oknumnya masih orang yang sama. Ini adalah bukti betapa bobroknya generasi penerus Indonesia, mempermudah hal-hal dengan membayar dan dibayar. Tapi  dari sisi opportunity cost nya, jika mereka menghabiskan 3 tahun untuk bekerja menghasilkan uang, itu lebih menguntungkan dari pada tiga tahun belajar tanpa menghasilkan uang. Dan untuk yang dibayar, bersyukurlah ada mereka yang bisa membantu orang-orang yang butuh bantuan. Walaupun tetap ada pro kontra.
Btw, curhatanku gak bakalan dibaca dan dikasus sama cyber crime kan? Ini bukan curhatan kriminalkan? Takutnya tiba-tiba dapat surat penyelidikan gegara praktek joki-joki ini hhahahhaa. Ballasimi kawan-kawan.

Jadi langsung pada hari ujian, karena latar belakang aku kurang tau (latar belakang : lembaga pendidikan yang kuwakili, asalnya, dsb). Hari itu selasa, tempat ujian Lab komputer SMPN 1 S***guminasa. Ya, ini adalah ujian berbasis komputer. Ini pertama kalinya aku melakukan ujian dengan komputer. (Katanya) Ini juga pertama kalinya ujian paket SKBM yg kuwakili dilakukan dengan komputer di lokasi ujian ini. Jadi banyak hal berjalan molor, kita masih dalam tahap penyesuaian. Peserta banyak, komputer terbatas. Peserta kebanyakan anak muda dan orang tua yang yah harus sabar karena mereka perlu diajari sedikit. Ujian terbagi dua sesi, kita harus menyelesaikan sesi pertama dulu baru lanjut sesi ke dua. Aku datang jam 8, ujian pertama sekitar jam 11 dan ujian kedua hampir pukul 3. Aku menyelesaikan tiap ujian kurang dari 30 menit. bahkan hari terakhir tiap sesi ujian kuselesaikan kurang dari 20 menit. 
Hari kedua kita mulai tak asing dengan wajah-wajah yang ada disana. Beberapa orang mengajakku ngobrol menanyakan identitas yang ternyata tujuan kami sama, hampir 90% mewakili orang-orang tertentu. Hari itu aku terlambat jadi sesi pertama di wakili lagi sm teman. Yang mewakili malah diwakili lagi. Senyum-senyum manis, waiting list dan hari itu lebih teratur dibanding yang lainnya.
Hari terakhir aku sudah sangat ceria, bahkan brosurku kubawa juga. kubagikan kepada orang-orang yang kukenal hingga ke tukang bakso dan ibu-ibu pop ice.

Yang paling kuingat dari ujian ini adalah semuanya berjalan sangat santai. Tak ada ketegangan ataupun ketakutan. 'ini gak bakalan ketahuan kan kalau kita ngejoki' 'ada pemeriksaan identitas gak yah?' 'bisa luluskah?' 'gimana kalau salahnya banyak'. Gak ada kekawatiran seperti itu. Konon katanya, gak ada yang ga lulus ujian paket semuanya tetep lulus yang pnting kita tanda tangan absensi ujian. Jadi aku jawabnya gak serius.
Untuk soal-soal ujian, ukurannya yah standar UN SMP dan SMA. 1 mata pelajaran terhitung 1 sesi dan terdiri 50 nomor. Kadang-kadang kayak sulit. HHahahhaa
Panitia pengawas ujian... semuanya santai mereka gak masalah dengan gapteknya kita yang penting tertib. Karena pengawas dr kabupaten atau apalah gitu bisa tiba-tiba datang. Hari terakhirku tepat setelah mengerjakan ujian terakhir, mereka datang rame-rame lumayan banyak sekitar 5-8 orang kalau gak salah ingat. Jangan sampai mereka liat kinerja panitia yang tidak memuaskan dan peserta yang mondar-mandir berkeliaran di dalam ruangan menunggu waktunya. 
Aku gak perlu cerita lebih banyak lagi yah. Nantilah kalau teringat yang menarik lainnya tentang ujian paket ini.

**
Kemarin sore aku mimpi buruk. Kesal karena mimpi, aku menyalahkan boneka Elsa yang dibawa Seli ke kamarku sehari sebelumnya. Ya itu pasti karena boneka itu, boneka kutukan. Matanya terlalu besar dan senyumnya tampak jahat. Aduh blog sakit perutkuuu... Mau mandi mau pup. Udah jam 9 malam. Karena rumah sedang krisis air jadi kumpul air untuk mandi sulit. akhirnya menghabiskan waktu di rumah seharian. Ah,, hari minggu 15/10/17 ada acara jalan santai memperingati ulang tahun Sulawesi Selatan yang gak tau ke berapa. Banyak hadiahnya dan tiket gratis. Rencananya besok mau ke kantor PU Pettarani ambil kupyonn... Aduduhh mules. Bye blog.

0 komentar:

Posting Komentar