Minggu depan final lagi dan semoga jadi final terakhir buat mahasiswa dua digit/tua/legenda/abadi/dongeng/mitos/sejarah ini. Saat gomes oliv dolpink sudah mengenakan toganya, aku masih mengenakan kemeja/blouse dan jeans berlalu lalang di kampus. Untung saja salcis masih menemani, yahh itupun ia juga sudah mau akhir. Menyenangkan diri saja, selama tak ada pertanyaan kapan selesai, kapan wisuda, sudah semester berapa, aku tak masalah. Cuek saja seperti selama ini. Dalam hati sih pahit blog. Itulah kenapa aku selalu menghindari pembahasan mengenai akademik.
Oh, baru kemarin rasanya aku begitu marah dan kecewa ya? Hhee. Jadi apa yang terjadi kemarin adalah sesuatu yang berlebihan (olehku). Karena Kasih kita tak menganggapnya sesuatu yang besar sementara aku menganggap itu sebagai masalah yang sangat besar. Bagiku itu lampu merah, skala prioritas 8 dari 10. Inilah kenapa aku pernah berpikir yang tidak-tidak (p*t*s) sebelumnya. Karena Kasih adalah orang yang tidak peka. Dia seperti robot. Wahh kurasa aku bangga dengan diriku karena telah sejauh ini mencoba memahaminya. Dan aku lebih bangga lagi karena ia juga telah mencoba memahamiku selama ini.
Mari bicara tentangku, seperti bintang-bintang, kurasa yang kupikirkan jadi sangat banyak. Aku tak bisa mengatakan apa itu, tapi rasanya kepalaku berat dan padat. Kayak pakai helem yang terbuat dari batu gitu. Ahh,, mungkin ini soal sakit kepala yang muncul sejak tiga hari lalu dan tak hilang-hilang.
Okey bye blog.
0 komentar:
Posting Komentar