Meskipun pelupa, setiap momen selalu berharga bagiku. Kecuali momen yang memang tak ingin kuingat. Semalam aku habis telponan dengan kasih ( kemarin ulang tahunnya ^,^). Kebanyakan berbicara tentang keadaan disana, aktivitasku dan kerindu-rinduan. Ada satu kalimat yang tak lekang diingatanku. "Tahun depan ayo kita menikah". Seolah dia telah siap untuk itu. Bahwa pernikahan akan lebih baik dibanding hanya berpacaran seperti ini. Tentu. Tentu saja, aku sangat setuju dengan pendapat yang demikian.
Tapi kenapa mataku sampai harus berkaca-kaca seperti ini blog...
Kenapa rasanya bahagia dan menyesakkan...
Apa karena konteksnya terlalu luar biasa hingga terharunya juga luar biasa? Entahlah.
Yang kupahami adalah ini hal berbeda dengan "Aku tak bisa menjanjikan apapun".
Sejak awal aku selalu bicara besar dengan Kasih. Bicara tentang komitmen dan masa depan. Tapi untuk membayangkannya aku tak mampu. Aku membatasi imajinasiku hanya sampai di masa kini. Karena aku pernah berharap terlalu besar dan luka.
***
Duhhh barusan intermezo... lagi seru2nya menulis tiba2 di suruh beli ikan sama sayur, lanjut lagi masak, sekalian lunch. Apa poeng... lewatmi moodku sambungi curhatan tadi. Ohh iya, kutaumi, mauja bikin paragraf baru lagi.
***
Sejak kalimat itu terucap blog, jujur ada banyak sekali hal-hal yang terlintas dipikiranku. Bagaimana tentang pendidikan, bagaimana tentang karir, bagaimana tentang kebebasan, tanggung jawab yang baru, keluarga baru, status, dan semacamnya dan seterusnya. Takutka ndak siap...
Duhh seolah pastimi. Alayku dik blog hhehee.
Soalnya saling curhat sama gengs cfv itu biasanya aku ada di barisan paling terakhir saat berbicara rumah tangga. Dimulai dari salcis dulu, dolping, baru deh sonsip... Ingat serangamnya ^.^
Pun demikian, kita masih belum tahu masa depan itu akan seperti apa. Berdoa saja yang terbaiknya gimana...
Agenda hari ini, sorenya mau online dulu diluar blog... Terus selesaikan materi presentase hari selasa, main game. Yyeyee. Cemumutt. Besok mau jogging lagi...
Tapi kenapa mataku sampai harus berkaca-kaca seperti ini blog...
Kenapa rasanya bahagia dan menyesakkan...
Apa karena konteksnya terlalu luar biasa hingga terharunya juga luar biasa? Entahlah.
Yang kupahami adalah ini hal berbeda dengan "Aku tak bisa menjanjikan apapun".
Sejak awal aku selalu bicara besar dengan Kasih. Bicara tentang komitmen dan masa depan. Tapi untuk membayangkannya aku tak mampu. Aku membatasi imajinasiku hanya sampai di masa kini. Karena aku pernah berharap terlalu besar dan luka.
***
Duhhh barusan intermezo... lagi seru2nya menulis tiba2 di suruh beli ikan sama sayur, lanjut lagi masak, sekalian lunch. Apa poeng... lewatmi moodku sambungi curhatan tadi. Ohh iya, kutaumi, mauja bikin paragraf baru lagi.
***
Sejak kalimat itu terucap blog, jujur ada banyak sekali hal-hal yang terlintas dipikiranku. Bagaimana tentang pendidikan, bagaimana tentang karir, bagaimana tentang kebebasan, tanggung jawab yang baru, keluarga baru, status, dan semacamnya dan seterusnya. Takutka ndak siap...
Duhh seolah pastimi. Alayku dik blog hhehee.
Soalnya saling curhat sama gengs cfv itu biasanya aku ada di barisan paling terakhir saat berbicara rumah tangga. Dimulai dari salcis dulu, dolping, baru deh sonsip... Ingat serangamnya ^.^
Pun demikian, kita masih belum tahu masa depan itu akan seperti apa. Berdoa saja yang terbaiknya gimana...
Agenda hari ini, sorenya mau online dulu diluar blog... Terus selesaikan materi presentase hari selasa, main game. Yyeyee. Cemumutt. Besok mau jogging lagi...