Selasa, 04 Februari 2014

Tuan B

Mata tidak bisa bohong kata orang, sayangnya aku tak bisa membaca mata. Tapi aku kenal dengan seseorang yang bisa kubaca matanya. Seseorang yang aku pahami namun berpura-pura tak memahaminya. Seseorang yang aku mengerti namun juga berpura-pura tak ingin mengerti dirinya. Kita sebut dia Tuan B. Tuan B adalah seorang tampan baik hati yang pengertian dan membuatku selalu merasa teduh dengannya.

Tuan B memiliki wanitanya sendiri, dan ia kadang bercerita padaku. Ahh,, betapa iri mendengarnya. Mendengar bagaimana ia menceritakan perasaannya tentang wanita itu padaku, menceritakan setiap moment bersamanya yang bahkan telah wanita tersebut lupakan.
Aku benar-benar iri pada wanitanya, wanita yang ia jaga dan hormati dengan diamnya. Wanita yang tak ingin Tuan B jatuhkan harga dirinya dengan mengucapkan kata cinta pada wanita tersebut. Wanita yang dengan tak tahu dirinya menuliskan ini bersama sejuta pikiran lain di benaknya. Aku iri padamu, Wanita Tuan B.

Rasanya aku ingin membangunkannya, menyadarkannya tentang kehadiranmu, Tuan B. Tapi wanita itu sepertinya masih bermimpi. Masih lelap bersama mimpinya yang sebenarnya hanyalah mimpi buruk. Ingin hatiku melompati wanitamu Tuan B. Kenapa aku tak seberuntung dia. Kenapa dia sangat beruntung memilikimu padahal perlakuannya padamu tak lebih.



0 komentar:

Posting Komentar