Rabu, 04 Desember 2013

Nenek oh Nenek

Apa kabar pembaca setiaku?? *dibaca aku*
Merindukan tulisan? Hhehe.
Jdi hari ini rencananya akan kusisihkan seluruh waktuku untuk diriku. *kayak ganjil kalimat barusan >,< genapkan saja deh!*
Tapi rencana kadang berjalan tak sesuai dengan kenyataan (harusnya kenyataan kadang berjalan tak sesuai dengan rencana *rajin banget nulis sampe diulang dua kali*)
nenek sama aku, lebaran 1434 h.
crop-cropan pic deh jadinya..
Yepp waktu untuk diriku menjadi waktu untuk nenekku. Nenekku sayang... Seorang wanita hebat yang mampu membesarkan kelima anak-anaknya seorang diri sampai seperti sekarang, seseorang yang sangat dekat denganku sejak kecil, seseorang yang memberiku uang meskipun dia juga sedang butuh, orang tua yang mampu menyesuaikan logat bicara denganku hingga bisa mengucapkan kata-kata gaul seperti "mace", "pace", "facebookan", "twitteran", "boker" dan sebagainya.
Ada banyak sekali yang bisa kuceritakan tentang nenek. Dan bagian paling berkesan dari nenek adalah setiap pembicaraan yang dia lakukan bila telah mengarah pada kesehatan maka kata 'terapi ceragem' pasti akan ada. Hhehehee... Gak boleh sebut merek.

Tadi sama2 nenek dari jam 10 pagi saaaampai 6 sore. Bayangkan... Antar nenek kemana-mana sampai 8 jam! hhohhoho... Point lokasinya sih cuma 7... singgahnya yang lama... belum lagi dengar pembicaraan sama teman-temannya sesama manula... serasa ikutan tua,... T_T keingat uban tempo hari...
Yahh pundemikian, aku sayaaaaaaaaanggg banget sama nenek.
Nenek biasa nangis karena cucu2nya, mengingatkan betapa sulitnya kehidupan dulu dan berharap kami bisa lebih baik dari mereka. Amin, nek... insya Allah.

Kemudian untuk mendokumentasikan kisah cinta nenek biar kelak dibaca oleh sepupu-sepupu, ponakan-ponakan, serta anak-anakku nanti, berikut ceritanya...
     Masa remajanya tidak bebas seperti remaja saat ini. Bukan karena orang tua melarang ini itu, tapi karena suasana Indonesia kala itu masih mencekam. Bahkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pun belum berarti benar-benar merdeka bagi seluruh masyarakat Indonesia. Disana, satu dari ratusan kampung di Indonesia yang berasib sama, tempat dimana dia tinggal, diawasi oleh 'sesuatu' yang disebut 'gerombolan'. Semua orang di kampung ini takut dengan mereka.
Redaksinya nenek sih, mereka itu kejam, tak segan menyiksa dan menculik orang, apalagi anak gadis, kalau keliatan keluar rumah sendirian terus gak pake kerudung, maka bersiap2lah diringkus. tau deh mau diapain. Pas ditanya gerombolan itu apa, semacam PKI kah? nenek mengiyakan. Jadi sepupu, ponakan, dan anak-anakku, belajarlah sejarah yang baik untuk memahami kisah ini.
     Pun masa mudanya seperti itu, akan ada terang setelah gelap. *Pagi maksudnya, hhohhoh. Belajar sejarahnya nanti saja deh...
Dia tergolong gadis yang cantik dimasa mudanya, banyak orang tergila-gila padanya. Termasuk tiga bersaudara Dg. Nombong, Dg. Tawang, dan Dg. Kilo. Semuanya melakukan hal terbaik untuk mendapatkan hati gadis tersebut. Tapi ternyata hanya satu orang yang mampu melakukan lebih sehingga bisa mencuri hatinya. Dialah Kakekku Dg Tawang. Berkarisma, pintar, disegani. Meskipun hubungan mereka awalnya kikuk karena tidak enak hati dengan dua saudara lainnya, tapi syukurlah semuanya berakhir bahagia. Keduanya menyimpan rasa mereka didalam dan menjadikan nenek sebagai ipar kesayangan yang selalu dibela dan diperhatikan. Bahkan saat kakekku duluan pergi meninggalkan mereka.
Sebenarnya cerita nenek lebih panjang dan menarik, tapi capek ini mau istirahat cepat..

Nenek kadang kalo cerita masa lalunya sambil berkaca-kaca. Mungkin kangen... Jangan sedih nek... Dan aku cuma bisa tidur disampingnya, berbaring mengimajinasikan seolah berada dalam kisah itu, dengan latar hitam putih tempo dulu serta merasakan feelnya...

0 komentar:

Posting Komentar